Text
Model Pengembangan Teknoloogi Pengolahan dan Pola Kemitraan Agroindustri Bandeng Tanpa Duri Berorientasi Ekspor
Pengembangan agroindustri bidang perikanan di Indonesia masih belum bisa mencapai sasaran pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari hasil ekspor perikanan berada dibawah hasil ekspor agroindustri lain seperti pertanian dan perkebunan. Peluang Indonesia dalam mengekspor batari ini, perlu didukung dari kesiapan lembaga-lembaga yang terkait dalam Agroindustri Bandeng Tanpa Duri (Agrobatari), diantaranya petambak, pedagang pengumpul, pengusaha, home industry dan eksportir. Kesiapan dalam melakukan ekspor dari tiap-tiap kelembagaan tersebut perlu ada sebuah kerjasama yang baik. Melalui kemitraan dengan sistem kontrak (contract farming). Hasil penelitian pengembangan teknologi menunjukan agrobatari bisa memenuhi kualitas ekspor. Inovasi teknologi atau proses produksi cara baru akan memerlukan biaya tambahan sebesar Rp. 296.200/ton hasil, tetapi biaya ini terbayarkan dengan selisih hasil jual sebesar Rp. 1.000.000/ton hasil, atau ada keuntungan akibat inovasi teknologi sebesar Rp. 704.080/ton hasil. Model Contract Farming Agroindustri Bandeng Tanpa Duri Berorientasi ekspor ini dapat juga dikembangkan ke daerah lain (diluar Jawa Timur), dalam bentuk paket produksi per 1 container 40 fcl dengan sistem waralaba (frenchise). Persyaratannya: ketersediaan bahan baku (bandeng segar) 1,25 ton/hari, model investasi dan model operasional home industry 2,5 Milyard, serta eksportir mempunyai kapasitas cold storage 26 ton batari beku/nulan (1 container 40 fcl).
No copy data
No other version available