JURNAL KELAUTAN NASIONAL Vol. 7 No. 3 Desember 2012 ANALISIS SUHU, SALINITAS, DAN OKSIGEN TERLARUT SEBAGAI INDIKATOR UPWELLING DI TIMURLAUT SAMUDERA INDIA
Perairan Samudera India mempunyai sifat yang unik dan kompleks karena dinamika perairannya dipengaruhi sistem angin muson dan sistem angin pasat yang bergerak di atasnya. Kedua sistem angin tersebut akan berpengaruh terhadap timbulnya fenomena oseanografi seperti Indian Ocean Dipole, upwelling dan eddies. Analisis suhu, salinitas dan oksigen terlarut (dissolved oxygen/DO) di Samudera India khususnya selatan Jawa sangat diperlukan untuk mengetahui fenomena terjadinya upwelling, karena ketiganya mempengaruhi distribusi parameter lain seperti klorofil dan nutrien. Pengukuran insitu suhu, salinitas dan DO dilakukan 23 Februari - 6 Maret 2012 di 10 stasiun Timurlaut Samudera India (dimana dalam paper sebelumnya baru dibahas 3 stasiun yang mewaliki selat, samudera dan buoy). Tujuan penelitian ini menganalisis suhu, salinitas dan DO sebagai indikator terhadap fenomena upwelling di Timurlaut Samudera India. Hasil penelitian menunjukkan suhu permukaan berkisar 22,5-25 ˚C dan di lapisan termoklin (100-400 m) relatif lebih rendah berkisar 15-20 ˚C. Salinitas permukaan berkisar 33,5-34,25 PSU dan di lapisan termoklin relatif lebih tinggi 34,75-34,5 PSU. DO permukaan berkisar 2,75-3 ml/l sedang di lapisan termoklin turun 1,75-2 ml/l. Kesimpulan hasil analisis profil melintang suhu, dan salinitas menunjukkan tidak ditemukannya kenaikan massa air yang kuat sehingga tidak terlihat kenaikan lapisan termoklin dan mixed layer, hal ini mengindikasikan bahwa fenomena upwelling di sebagian besar wilayah Timurlaut Samudera India belum terlihat pada bulan Februari-Maret 2012.
B1801887 | Koleksi Digital | Archivelago Indonesia Marine Library - Perpustakaan Kementerian Kelautan dan Perikanan | Available |
No other version available