DIFERENSIASI ORGAN PENCERNAAN LARVA KERAPU BEBEK TURUNAN KE-3 (F-3) DAN BEBERAPA AKTIVITAS ENZIM YANG TERKAIT (J. Ris. Akuakultur Vol. 8 No. 1 Tahun 2013)
Pengamatan perkembangan diferensiasi saluran pencernaan larva ikan kerapu bebek F-3 hasil pembenihan induk generasi F-2 telah dilakukan melalui serangkaian pemeliharaan dari umur satu hari setelah menetas (HSM) sampai dengan 40 HSM. Sampel larva diambil setiap hari dari 1 HSM sampai dengan 10 HSM dan dilanjutkan interval tiga hari sampai umur 40 hari. Pakan alami diberikan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) perbenihan kerapu namun tidak diberikan pengkayaan apapun dalam pakan alaminya. Sampel dianalisis secara histologi dengan staining menggunakan HE dan dianalisis pula aktivitas tripsin dan cimotripsinnya menggunakan teknik enzim assay. Fase yolk sac sampai dengan umur 10 HSM, perkembangan (diferensiasi) saluran pencernaan berkembang sangat pesat. Pada fase ini organ pencernaan larva sudah terbagi dari mulut, esophagus, perut, usus, dan anus namun belum sempurna. Aktivitas tripsin dan cimotripsin sudah terdeteksi pada fase tersebut. Pada umur 13 HSM sampai dengan memasuki fase yuwana (28 HSM) organ pencernaan terutama perut dan usus mulai berkembang. Fase yuwana tercapai lebih lambat daripada larva kerapu bebek dari penelitian sebelumnya yang menggunakan larva turunan F-1 yang diberi pengkayaan pakan, hal ini ditunjukkan dengan terbentuknya gastric gland dan pyloric caeca sebagai indikator saluran pencernaan berfungsi dengan baik baru terjadi pada umur 28 HSM. Informasi yang bisa digaris bawahi dari pengamatan ini adalah bahwa hasil pembenihan kerapu bebek turunan ke-3 sudah bisa dilakukan namun
perkembangan organ pencernaan yang cenderung lebih lambat dari turunan F-1-nya. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh faktor pengkayaan pakan atau hal lain yang perlu diamati lebih lanjut.
B1801329 | Koleksi Digital | Archivelago Indonesia Marine Library - Perpustakaan Kementerian Kelautan dan Perikanan | Available |
No other version available