PRODUCTIVITY AND ECONOMIC ANALYSIS OF THE INDIAN OCEAN LONGLINE FISHERY LANDED AT BENOA PORT BALI INDONESIA
Salah satu faktor yang mempengaruhi kemunduran mutu ikan adalah cara penanganannya, termasuk teknik mematikan ikan. Dalam penelitian ini telah diamati kemunduran mutu ikan patin Siam (Pangasius hypopthalmus) yang ditangani dengan menggunakan teknik mematikan yang berbeda. Ikan diberok selama satu hari kemudian dimatikan dengan menggunakan dua teknik yang berbeda yaitu direndam dalam air es dengan suhu 0-5°C selama 15 menit, dan teknik bleeding dengan memotong langsung arteri di bagian kepala ikan. Setelah dimatikan, ikan kemudian disimpan pada suhu kamar selama 18 jam dan dilakukan pengamatan terhadap kemunduran mutunya setiap 3 j am. Pengamatan dilakukan terhadap parameter sensori menggunakan uji descriptive oleh panelis terlatih; parameter kimia meliputi analisis proksimat, pH dan TVB; dan parameter mikrobiologi yang meliputi nilai Total Plate Count (TPC), coliform dan E.coli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan patin Siam yang dimatikan dengan teknik perendaman dalam air es menghasilkan kenampakan yang kurang menarik karena adanya darah di seluruh tubuh ikan, sedangkan teknik bleeding menghasilkan warna daging yang lebih cerah. Kualitas daging ikan mengalami penurunan setelah penyimpanan selama 18 jam pada kedua perlakuan, namun tidak berpengaruh nyata terhadap nilai proksimat ikan. Teknik bleeding lebih disarankan dalam penanganan ikan patin Siam dibandingkan teknik perendaman dalam air es karena menghasilkan daging ikan patin dengan kualitas yang lebih baik.
B1801250 | Archivelago Indonesia Marine Library - Perpustakaan Kementerian Kelautan dan Perikanan | Available |
No other version available