Text
APLIKASI DIATOM EPIPELIK DAN PROBIOTIK UNTUK PENDEDERAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei)
Budidaya udang vaname di Indonesia saat ini merupakan andalan sektor perikanan budidaya dan menjadi prioritas pengembangan akuakultur di Indonesia untuk meningkatkan perekonomian nasional. Pada periode tahun 2019 produksi mencapai 517 397 ton dan ditargetkan mengalami kenaikan 250% pada tahun 2024 (KKP. 2021) Udang vaname memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan spesies lainnya, diantaranya laju pertumbuhan lebih cepat dan dapat dipelihara dalam kepadatan yang tinggi karena mampu memanfaatkan pakan dan ruang yang efisien (Fuady & Nitisupardjo, 2013) Meskipun mempunyai banyak keunggulan, masih terdapat beberapa kendala yang dialami para pembudidaya yang menyebabkan kegagalan dan kerugian. Kegagalan itu disebabkan oleh buruknya kualitas air selama pemeliharaan (Purnamasari et al., 2019) dan muncul serangan penyakit yang dapat menyebabkan pertumbuhan udang lambat. sehingga menyebabkan kematian (Nurlaila et al., 2016)
Penerapan standar budidaya udang yang baik melalui pendekatan pengelolaan lingkungan budidaya (Fuady & Nitisupardjo, 2013) dan penyediaan benur berkualitas telah menjadi acuan untuk meningkatkan keberhasilan budidaya (Lasima et al., 2012).
Selama ini untuk mengurangi kematian di awal pemeliharaan dilakukan dengan aklimatisasi sebagai upaya mengurangi stres benur karena berpindah dari lingkungan terkontrol (hatchery) ke lingkungan budidaya (tambak) (Shumway & Parsons, 2016), alternatif lain adalah dengan melakukan pendederan terlebih dahulu sebelum dilakukan penebaran ke tambak pembesaran. Kegiatan pendederan ini dapat mempersingkat masa pemeliharaan di tambak, selain itu dengan ukuran benih lebih besar diharapkan mampu meningkatkan kelangsungan hidup dan mempercepat pertumbuhan (Prabowo et al, 2019).
Keberadaan plankton di perairan dapat dijadikan sebagai salah satu indikator tingkat kesuburan suatu perairan (Makmur & Fahrur, 2011). Kehadiran plankton sangat bermanfaat karena kontribusi sebagai makanan bagi udang ( de Abreu ef al, 2019) Beberapa jenis plankton disukai larva dan post larva udang, karena mempunyai konsentrasi asam amino yang tinggi dan sangat penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang (Marinho et al., 2017). Navicula sp. salah satu jenis diatom (Baciliriophyceae) banyak digunakan dalam kegiatan budidaya udang, baik pembenihan maupun pembesaran karena kandungan nutrisinya yang tinggi dan dapat berkontribusi dengan asam amino esensial serta mudah dicerna (Das & Sarwar, 1998). Disisi lain meskipun belum banyak informasi mengenai pemanfaatan diatom epipelik dalam kegiatan budidaya udang, namun sebagai jenis plankton yang hidup pada dasar perairan dan menempel pada substrat (R. Kurniawan, 2017). Diatom epipelik sangat membantu untuk budidaya spesies yang hidup demersal seperti udang (Supono, 2008)
Diatom epipelik adalah bioindikator yang efektif dan ekonomis karena mempunyal peranan penting dalam rantai makanan, siklus hidup pendek, dan cepat berproduksi serta mampu merespons perubahan kualitas air baik jangka pendek maupun jangka panjang (Soeprobowati, 2000).
Hubungan diatom dan bakteri saling menguntungkan dan saling bekerja sama dalam membangun biofilm. Kontribusi masing-masing mitra membutuhkan dan pembentukan dan pemeliharaan kultur organisme axenic. Pembentukan zat polimer ekstraseluler (EPS) (Windler et al., 2012)
Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang digunakan secara tepat akan berpengaruh positif terhadap kesehatan hewan itu sendiri. Penggunaan probiotik memiliki peranan sangat penting dalam produktivitas dan teknologi yang tepat untuk industri pembenihan udang yang berkelanjutan dan probiotik membantu meningkatkan kesehatan usus dan proses perbaikan kualitas air pemeliharaan (Narayana, 2018).
B23000181 | TES 22-639.512 WAR a | Archivelago Indonesia Marine Library - Perpustakaan Kementerian Kelautan dan Perikanan | Available |
No other version available