Text
STUDI PENGARUH FAKTOR SPASIO-TEMPORAL DAN LINGKUNGAN LAUT TERHADAP LAJU PENANGKAPAN CUMI-CUMI DI WPPNRI 711 MENGGUNAKAN PENDEKATAN GEOSPASIAL DAN STATISTIK GENERALIZED ADDITIVE MODEL (GAM)
Cumi-cumi (Loligo spp.) banyak didaratkan di pelabuhan Tanjung Balai Karimun dan umumnya ditangkap menggunakan kapal cast net. Untuk mengkaji variabilitas hasil tangkapan, upaya tangkap, laju tangkap, dan faktor oseanografi tahun 2020 di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 711 sebagai lokasi tangkap cumi-cumi. dilakukan penelitian dengan pendekatan pendekatan geospasial dan statistik Generalized Additive Model (GAM). Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabilitas laju penangkapan cumi-cumi, daerah penangkapan dan faktor lingkungan laut dengan pendekatan geospasial. Sedangkan metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui pengaruh dari bulan tangkap, lokasi tangkap, dan faktor lingkungan laut terhadap laju tangkapan cumi-cumi menggunakan pendekatan statistik GAM. Upaya tangkap dari kapal cast net dianalisis berdasarkan pada data tracking harian Vessel Monitoring System (VMS), sedangkan hasil tangkapan diambil dari data pendaratan cumi-cumi di pelabuhan Tanjung Balai Karimun. Faktor lingkungan laut di lokasi tangkap cumi terdiri dari kedalaman laut, klorofil-a dan suhu permukaan laut dianalisis dari data satelit remote sensing.
Hasil analisis menunjukan bahwa secara bulanan laju tangkapan cumi-cumi bervariasi dari 60 kg/jam s.d. 931 kg/jam, dengan nilai tinggi berada di daerah tangkap perairan laut tenggara pulau Anambas, laut bagian tenggara pulau Natuna, serta laut utara dan timur pulau Tambelan, Rata-rata faktor oseanografi di lokasi tangkap menunjukan kedalaman laut berada pada kisaran 40-54 meter, klorofil-a 0,15-0,65 mg/m³ sedangkan suhu permukaan laut 28,5 31,5 C. Penerapan statistik GAM untuk mengetahui faktor-faktor signifikan yang berpengaruh terhadap laju tangkap menghasilkan model statistik dengan tingkat kesalahan 7,5 %, dengan 3 faktor signifikan yaitu bulan tangkap, derajat lintang lokasi tangkap dan suhu permukaan laut dengan kontribusi masing-masing 42,6%, 33,6% dan 12,7%. Laju tangkap cumi-cumi tinggi terjadi pada bulan tangkap pada Maret-Mei, suhu permukaan laut pada kisaran 27,5-29,5 °C dan 31,5-32 C, dan derajat lintang lokasi tangkap dimana semakin tinggi menghasilkan laju tangkap yang lebih tinggi dengan area terbaik pada 1 3 LU. Output data model GAM terbaik digunakan sebagai dasar membuat peta prediksi potensi tangkapan dan validasi menunjukan bahwa laju tangkap cumi-cumi tinggi sesuai dengan prediksi potensi tangkapan tinggi.
B23000172 | TES 22-594.582 HAD s | Archivelago Indonesia Marine Library - Perpustakaan Kementerian Kelautan dan Perikanan | Available |
No other version available