Text
PENGARUH pH MEDIA FERTILISASI TERHADAP PROSES FERTILISASI SPERMATOZOA HASIL SEXING PADA IKAN PATIN SIAM (Pangasionodon hypophthalmus)
Ikan patin slam (P. hypophthalmus) adalah salah satu komoditi ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomis penting. Vietnam mengekspor fillet ikan patin 1 juta ton ke Amerika Serikat dan Uni Eropa. Untuk mendukung produksi tersebut dibutuhkan calon induk maupun induk betina atau jantan yang sesuai jumlahnya Teknologi yang bisa memproduksi jenis kelamin yang sesuai dengan yang diharapkan baik untuk induk atau ikan konsumsi dari awal pemeliharaan (larva/benih) akan membawa efisiensi yang besar terhadap biaya pakan yang dikeluarkan, kolam dan tenaga kerja yang dibutuhkan dan lain-lain. Salah satu teknik untuk menghasilkan keturunan dengan jenis kelamin tertentu dapat dilakukan dengan metode sexing spermatozoa. Sexing spermatozoa dengan metode Sentrifugasi Gradien Densitas Percoll/SGOP mampu mengontrol spermatozoa X pada manusia 90,27%, sapi holland 72,87% dan pada ikan mas 80%. Selain faktor genetik, faktor lingkungan seperti pH juga mempengaruhi penentuan jenis kelamin keturunan yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil sexing spermatozoa X dan Y pada ikan patin siam dengan metode Sentrifugasi Gradien Densitas Percoll (SGDP) serta mengetahui kemampuan pH dalam mempengaruhi spermatozoa X dan Y pada proses fertilisasi.
Variabel yang diamati yaitu pengaruh pH media fertilisasi dan sexing spermatozoa, sedangkan Parameter meliputi: (1) Viabilitas: kemampuan hidup sperma dari suatu organisme. Diukur dengan cara perhitungan persentase spermatozoa yang tidak menyerap warna merah dari eosin di bawah mikroskop cahaya perbesaran 1000X, (2) Motilitas: pergerakan spermatozoa yang berkaitan dengan kemampuannya dalam membuahi ovum. Diukur dengan cara mengamati gerakan yang timbul di bawah mikroskop setelah penambahan larutan hypotonis, (3) Konsentrasi, (4) Derajat fertilisasi: Menghitung persentase zigot yang dihasilkan setelah proses pemijahan, (5) Derajat keasaman/pH, (6) Ukuran kepala sperma pada tiap lapisan (7) Diameter oosit (8) Derajat penetasan: Menghitung persentase larva yang menetas setelah fertilisasi, (9) Rasio Jenis Kelamin Keturunan: Persentase jumlah calon ikan jantan dan betina dalam suatu populasi larva ikan patin usia 45 hari, pasca penetasan.
Pada penelitian tahap 1 dilakukan sexing sperma dan seleksi induk jantan ikan patin siam sebanyak 3 ekor diperoleh hasil yaitu bobot tubuh rata-rata 1.628 gr. panjang total 53,33 cm, bobot testis 74,93 gr dan Testis Somatik Indek 4,73%. Hasil analisis sperma ikan patin diperoleh nilai rata-rata densitas 3,0710,34 x 10° sel/ml., motilitas 85,4414,68%, pH 7,40±0,20 dan viabilitas 81,4213,54%. Hasil sexing spermatozoa dengan metoda SGDP dapat memisahkan spermatozoa berdasarkan ukuran kepala spermatozoa (Gambar 24), diperoleh sperma lapisan atas berukuran lebih besar yang diduga spermatozoa X dengan ukuran panjang 2,59+0,17 µm dan lebar 1,62+0,14 pm sedangkan sperma lapisan bawah berukuran lebih kecil yang diduga spermatozoa Y dengan ukuran panjang 2,51±0,18 um dan lebar 1,59±0,11 μm. Sexing spermatozoa tanpa menggunakan metode SGDP/kontrol tidak dapat memisahkan spermatozoa terlihat dari grafik sebaran ukuran kepala spermatozoa antara lapisan atas dan bawah (Gambar 23),ukuran kepala spermatozoa lapisan atas memiliki panjang 2,5910.19 um dan lebar 1,44 0,07 um sedangkan pada lapisan bawah memiliki panjang 2,2740,12 um dan lebar 1,44 0,07 um. Nilai tertinggi konsentrasi spermatozoa pasca SGDP pada perlakuan kontrol 7,34 x 10' sel/ml. dan pada lapisan atas 7,11 x 10' sevmL sedangkan terendah pada lapisan bawah 3,57 x 10' sel/mL... Nilal tertinggi motilitas spermatozoa pasca SGDP pada perlakuan kontrol 88,33% dan pada lapisan atas 61,67% sedangkan terendah pada lapisan bawah 46,67% Nilai tertinggi viabilitas spermatozoa pasca SGDP pada perlakuan kontrol 70,26% dan pada lapisan atas 61,04% sedangkan terendah pada lapisan bawah 55,17%
Penelitian pada tahap 2 adalah menganalisis derajat fertilisasi dan rasio kelamin benih hasil fertilisasi sperma hasil sexing pada sperma lapisan atas, lapisan bawah dan kontrol yang diberi perlakuan pH media fortilisasi yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai tertinggi derajat fertilisasi menggunakan sperma kontrol pada media fertilisasi dengan pH8 sebesar 98,99% dan terendah menggunakan sperma lapisan bawah dengan pH10 sebesar 49,5523,32%. Berdasarkan analisis polonomial orthogonal hubungan antara derajat fertilisasi dengan pH pada sperma kontrol didapat kurva kuadratik dengan persamaan y=-177,8+88,377x-4,234x dengan R2 0,6034, dari persamaan tersebut didapatkan perlakuan terbaik pada pH 8,07 dan derajat fertilisasi dengan nilai 98,27%. Pada sperma lapisan atas hasil sentrifugasi (Gambar 29) didapat kurva kuadratik dengan persamaan y 100,27+ 40,836x-2,568x dengan R20,637. Dari persamaan tersebut didapatkan perlakuan terbaik pada pH 7,95 dan daya fertilisasi dengan nilal 62,07%. Pada sperma lapisan bawah (Gambar 31) didapat kurva kuadratik dengan persamaan y=-32,195+22,746x-1,4619x dengan R²= 0,523 dari persamaan tersebut didapatkan perlakuan terbaik pada pH 7,78 dan derajat fertilisasi dengan nilai 56,28%. Nilai derajat penetasan telur ikan patin siam terhadap perlakuan pH tidak memberikan perbedaan hasil yg berbeda nyata pd masing perlakuan P>0,05. Hubungan derajat fertilisasi terhadap derajat penetasan pada sperma kontrol membentuk kurva linier dengan persamaan y=-31,332+0,7664x dan R2 = 0,585, sedangkan terhadap sperma lapisan atas didapat kurva linier dengan persamaan y= 36,944-0,1977x dengan R²-0,0627 dan terhadap sperma lapisan bawah membentuk kurva linier dengan persamaan y=-1,3619+0,4559x dengan R2 0,3818. Proporsi perbandingan jantan dan betina dari benih ikan yang dihasilkan dengan sperma kontrol yaitu 41% : 59%. Hasil dari sexing spermatozoa ikan patin siam pada lapisan atas mampu menghasilkan keturunan dengan jenis kelamin betina lebih besar yaitu 85%, sedangkan pada spermatozoa lapisan bawah dihasilkan keturunan dengan Jenis kelamin jantan sebesar 68%.
B23000151 | TES 639.217 YUD p | Archivelago Indonesia Marine Library - Perpustakaan Kementerian Kelautan dan Perikanan | Available |
No other version available