Text
Status Keberlangsungan Pengelolaan Perikanan Budidaya Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii, Bleeker, 1851) di Kota Jambi
Ikan jelawat merupakan salah satu ikan air tawar yang termasuk indigenous species yang potensial untuk dikembangkan budidayanya (Egg Somatic Index, ESI 11.04%, fekunditas 120 000-150 000 per kg induk). Pembenihan ikan ini juga sudah bisa dilakukan dengan teknik induced breeding. Ikan ini merupakan jenis ikan omnivora cenderung herbivora sehingga dapat menghemat biaya pakan. Tingginya permintaan masyarakat lokal terhadap ikan ini tidak diiringi dengan ketersediaan stoknya dari hasil budidaya maupun dari alam. Pengelolaan perikanan berkelanjutan diperlukan dalam upaya mengoptimalkan manfaat yang dapat diperoleh dari budidaya ikan jelawat. Dalam hal ini perlu diperhatikan empat dimensi keberlanjutan (ekologi, ekonomi, sosial, teknologi) untuk mengatasi masalah perikanan budidaya. Penelitian ini bertujuan mengetahui status dan atribut pengungkit keberlanjutan pengelolaan perikanan budidaya di Kota Jambi menggunakan aplikasi Rapid Appraisal for Fisheries (RAPFISH) dengan pendekatan MDS (Multidimensional Scaling). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan perikanan budidaya ikan jelawat di Kota Jambi dikategorikan kurang berkelanjutan (nilai indeks 46.60%, nilai stress 12.93% dan nilai R2 95.72%. Berdasarkan analisis leverage ada 14 atribut sensitif yang dapat mengungkit keberlanjutan perikanan budidaya ikan jelawat yaitu ketersediaan lahan perikanan, daya dukung lahan, segmentasi usaha budidaya, tingkat subsidi terhadap usaha budidaya, akses pemasaran, efisiensi pada rantai pemasaran, fluktuasi harga, ketersediaan modal usaha budidaya, pengetahuan tentang budidaya ikan jelawat, pengalaman budidaya ikan, tingkat kemandirian pembudidaya, ketersediaan induk dan benih, ketersediaan wadah pendukung budidaya, kemandirian pakan.
B23000103 | TES 639.215 ENA s | Archivelago Indonesia Marine Library - Perpustakaan Kementerian Kelautan dan Perikanan | Available |
No other version available