Text
Transportasi Ikan Hidup: Cara Efisien dan Efektif, Nilai Jual Tetap Tinggi
Indonesia menduduki peringkat ketiga di dunia, setelah Singapura dan Malaysia, sebagai pengekspor ikan mas dengan pangsa pasar sebesar 7,5%. Ikan hias pelangi (Glossolepis incisus) merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang memiliki nilai jual ekspor yang tinggi. Persaingan perdagangan ikan hias dan ikan konsumsi, baik di pasar lokal maupun regional, semakin ketat. Berbagai teknologi terkini perlu dipelajari diterapkan untuk meningkatkan dan daya saing perdagangan ikan hidup. Saat ini, pasar ikan internasional sedang mengalami pergeseran permintaan ikan dari bentuk mati (beku atau olahan lain) ke bentuk hidup. Kondisi ikan hidup membuat pelaku bisnis harus mampu menciptakan sebuah terobosan teknologi untuk menjaga agar tingkat mortalitas ikan serendah mungkin sampai tempat tujuan. Biaya transportasinya relatif tinggi, sehingga penanganannya harus tepat dan benar agar kerugian biaya dapat diminimalisasi. Pengangkutan merupakan bagian penting dalam perdagangan ikan, juga budi daya ikan. Transportasi yang paling sederhana dan telah sering digunakan, yaitu memindahkan atau memasukkan ikan-ikan hidup dan sehat ke ember berisi air atau keranjang bambu, sedangkan ikan-ikan yang lemah atau kurang aktif akan dipindahkan dalam wadah lain. Pengangkutan benih ikan atau ikan konsumsi dalam keadaan hidup sudah bisa dilakukan antarlokasi, antarprovinsi, antarpulau, bahkan antarnegara. Beberapa teknologi transportasi sudah lama dipraktikkan oleh para pedagang ikan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Hal ini dilakukan karena jarak lokasi produksi dengan lokasi pembeli atau konsumen ikan jauh.
B21000140 | 639.337 WIN t | Archivelago Indonesia Marine Library - Perpustakaan Kementerian Kelautan dan Perikanan | Available |
No other version available