Text
Biologi, Dinamika Populasi dan Alternatif Pengelolaan Perikanan SW Anggi (Priacanthus macracanthus Cuvier, 1829) (Studi Kasus: Teluk Palabuhan Ratu)
Swanggi adalah salah satu potensi perikanan demersal yang ekonomis bagi masyarakat Indonesia khususnya pelabuhan ratu. Sampai saat ini komoditas ini belum mendapatkan perhatian dan pengelolaan yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji biologi dan biologi reproduksi, dinamika populasi serta analisis bioekonomi dan dinamika biomassa yang berperan penting sebagai informasi dasar bagi manajemen perikanan.
Perairan yang berbeda akan memberikan gambaran yang berbeda tentang perikanan. Untuk mendapatkan informasi biologi spesies ini, pengamatan lapang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan ikan contoh dari jaring rampus dan pancing ulur yang berlangsung dalam bulan Mei 2016 hingga April 2017 di Teluk Palabuhanratu, selatan Jawa Barat. Pengumpulan data Panjang bulanan untuk pengkajian dinamika populasinya telah dilakukan dari januari hingga desember 2016, sementara data statistik perikanan terkait data produksi dan upaya penangkapan mulai 2020 hinggs 2016 diperoleh dari pelabuhan perikanan nusantara (PPN) Palabuhanratu.
Hasil analisis biologi menunjukkan komposisi makanan utama adalah penaeid dengan trofik level 3, 85, pola pertumbuhan alometrik negatif sampai isometrik. Nilai Lⅽ jaring rampus dan pancing ulur masing-masing adalah 22.4 dan 23.1cm TL. Hasil analisis biologi reproduksi, didapatkan gambaran bahwa nisbah kelamin jantan dan betina tidak berbeda nyata kecuali pada September sampai Desember dengan nilai fekunditas rata-rata 230 000 ± 178 000 telur. Musim pemijahan diperkirakan berlangsung sekitar Juli-Agustus dan Desember-Januari. Nilai Lm 21.9 cm adalah lebih kecil dari nilai Lⅽ kedua alat tangkap.
Hasil analisis dinamika populasi menunjukkan bahwa ikan swanggi adalah spesies berumur relative pendek (Lmax 33.5 cm diduga tercapai pada 2.0 tahun dengan L∞ 35.7cm pada t∞ = 4.6 tahun) ditandai pertumbuhan yang cepat (K=1.38/tahun) dengan laju mortalitas alami yang tinggi (M=2.14/tahun). Mortalitas penangkapan (F) sebesar 2.51/tahun dan laju mortalitas total (Z) 4.64/tahun. Puncak rekrutmen dua kali setahun, sekitar Februari/Maret dan Agustus/September. Estimasi SPR saat ini sebesar saat ini sebesar 28.3% pada ukuran Panjang 22.37 cm cukup aman karena telah mencapai SPR 20% sebagai Biological Limit Reference Point. Laju eksploitasi P.macramacanthus di Teluk Palabuhanratu saat ini (Ecur=0.54) dengan (Y/R)’ cur senilai 0.0438.
Perikanan swanggi selama tahun 2010-2016 menunjukkan penurunan produktivitas perikanan. Status perikanan swanggi ditinjau dari konsep equilibrium melalui simulasi E dan (Y/R)’ serta analisis bioekonomi dan dari konsep non equilibrium melalui analisis dinamika biomassa sudah dalam keadaan mendekati fully exploited sampai overfished.
Analisis bioekonomi menunjukkan bahwa perikanan swanggi sudah dalam keadaan overfishing. Rezim fmey dan MEY (2 290 trip; 25 410kg) memberikan keuntungan sebesar Rp 768.46 juta (kesejahteraan pelaku perikanan) sekaligus menjamin kelestarian sumberdaya ikan jika dibandingkandengan rezim MSY maupun OA.
Saran yang dapat diberikan terkait hasil-hasil analisis biologi, dinamika, populasi, serta analisis, bioekonomi dan dinamika biomassa adalah pengendalian upaya penangkapan berdasarakan model equilibrium yaitu penambahan effort sebesar 2.4%, penutupan musim penangkapan (juli-agustus dan desember), pengaturan ukuran mata, jaring rampus > 2.5inc dan mata pancing ulur ukuran 10-11, pembatasan ukuran hasil tangkapan (penetapan ukuran tangkapan yang diperbolehkan/utb diatas nilai Lm 21.9cm TL, pelarangan pemasaran dibawah nilai utb, serta pengawasan terhadap pemberlakuan pengaturan dan evaluas strategi pengelolaan.
B20000123 | TES 18-639.2 (922.17) MEU b | Archivelago Indonesia Marine Library - Perpustakaan Kementerian Kelautan dan Perikanan | Available |
No other version available