Text
Peningkatan Efiensi Penggunaan Air Pada Proses Produksi Di Industri Pengolahan Ikan Beku Dengan Teknik Produksi Bersih
Air pada industry pengolahan ikan digunakan hamper pada keseluruhan kegiatan proses produksi yang relatif kompleks. Kuantitas penggunaan air yang cukup tinggi untuk kegiatan proses produksi dan kegiatan operasional seringkali belum mendapat control yang optimal. Kurangnya control dan perhatian tersebut berdampak pada terjadinya inefisiensi, kebocoran, pemborosan dan meningkatnya limbah cair yang dihasilkan. Volume limbah cair yang tinggi selanjutnya mengakibatkan tingginya biaya operasional pengolahan limbah. Salah satu upaya dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan teknik produksi bersih, antara lain dengan melaksanakan tata kelola yang apik, perbaikan proses modifikasi teknologi, maupun penerapan strategi elimination, rethink, reduce, reuse, recycle dan recovery. Penelitian ini mengambil studi kasus pada salah satu industry pengolahan ikan beku yang berlokasi di Pati, Jawa Tengah. Tujuan dari penelitian ini yaitu 1) mengidentifikasi penggunaan air pada unit pengolahan cumi dan udang; 2) mendapatkan teknik produksi bersih untuk meminimisasi penggunaan air dari sumber; 3) mendapatkan teknik produksi bersih melalui proses daur ulang air limbah dengan menggunakan kitosan; serta 4) menganalisis teknik produksi bersih secara teknik, ekonomi, lingkungan, dan penentuan skala prioritas. Penelitian ini dilakukan melalui metode pengamatan langsung, perhitungan neraca massa, pengambilan sampel, kuisioner pakar, serta studi literature. Teknik produksi bersih yang didapatkan dari hasil studi yaitu 1) mengubah pola pikir melalui program pembuatan/ perbaikan prosedur kerja dan pelatihan karyawan; 2) penerapan tata kelola yang apik dengan cara mengganti kran air yang rusak atau bocor; 3) modifikasi peralatan hemat air dengan cara memasang Nozznozle pada selang air; serta 4) melakukan daur ulang air limbah pencucian bahan baku agar dapat digunakan kembali. Masing- masing teknik produksi bersih tersebut memiliki nilai B/C Ratio > 1, dimana nilai keuntungan lebih tinggi daripada biaya yang harus dikeluarkan, sehingga layak untuk dilaksanakan. Pelaksaan teknik produksi bersih tersebut membutuhkan skala prioritas dalam pelaksanaannya. Penentuan prioritas dilakukan dengan menggunakan metode Weighted sum method / model ( WSM ). Kriteria yang digunakan untuk penilaian adalah kriteria teknik eknomi dan lingkungan. Berdasarkan hasil penilaian kriteria teknik menjadi faktor utama, yang artinya kesesuian teknik produksi bersih yang direkomendasikan sebaiknya yang mudah diterapkan, tersedia sumber daya manusia yang memadai, serta tidak mengubah kualitas produk yang dihasilkan. Score penilaian yang di dapat dari hasil perhitungan WSM menunjukkan bahwa Rethink menjadi pilihan pertama yang dilakukan, yang kemudian di ikuti oleh tata kelola yang baik, modefikasi alat dan daur ulang.
B2000067 | TES 18.639 ANG p | Archivelago Indonesia Marine Library - Perpustakaan Kementerian Kelautan dan Perikanan | Available |
No other version available