Text
Ekspresi Gen Thymidine Kinase Pada Kasus Epidemik Koi Herpes Virus (KHV) Pada Ikan Mas (Cyprinus carpio) di Pulau Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat
Ikan mas (Cyprinus Carpio) adalah ikan yang dibudidayakan secara luas sebagai bahan makanan. Sebanyak 1.5 juta metrik ton diproduksi terutama di Asia maupun di Eropa. Budidaya ikan mas memberikan sumbangan protein untuk penduduk yang berdiam di Asia, Eropa, dan Timur Tengah. Salah satu kendala budidaya ikan mas adalah serangan penyakit yang dapat menyebabkan penurunan produksi. KHV diketahui telah menyebabkan kematian masal pada golongan ikan mas dan koi. Virus ini telah tersebar di berbagai negara di dunia. Di Indonesia, KHV dilaporkan telah menimbulkan wabah kematian masal di banyak provinsi, dan menyebabkan kerugian ekonomi dan social yang cukup besar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui epidemiologi KHV dan menganalisis ekspresi gen thymidine kinase KHV yang menginfeksi ikan mas (Cyprinus Carpio) di pulau Lombok, Provinsi NTB. Analisa molekuler dalam hal ini adalah Analisa DNA virus tersebut. Penelitian ini dilaksanakan bulan Maret sampai April di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat dan pengujian laboratorium dilakukan di Laboratorium Uji Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas II Mataram, Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Surabaya II dan first Base Laboratories (molecular biology service) Malaysia.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode survailance dengan data dasar prevalensi virus dianalisis untuk mencari tahu hubungan antara infestasi virus dengan data yang diperoleh dari kualitas air. Parameter penelitian yang diamati meliputi kualitas air yang terdiri dari suhu, pH, kadar Nitrat, dan Amoniak. Kemudian pengamatan gejala klinis serta isolasi DNA KHV pada ikan mas dan dilanjutkan dengan metode PCR dan sekuensing DNA. Tahapan penelitian meliputi tahap pegumpulan data dari kualitas air, pengamatan gejala klinis, dan selanjutnya dilakunan isolasi DNA KHV untuk pengujian PCR dan sekuensing. Hasil uji PCR pada ikan-ikan yang positif KHV disajikan dalam bentuk gambar. Selanjutnya, data hasil sekuensing dianalisis serta diedit dengan menggunakan program Bioedit. Hasil konsensus sekuen dicocokan dengan sekuen yang sudah tersedia di GenBank NCBI (National Center for Biotechnology Information) secara online dengan metode BLAST (Basic Local Alignment Search Tool). Kemudian menggunakan software komputer MEGA ver. 7 di align dengan data dari GenBank dibantu menggunakan bantuan software komputer Clustal W. Untuk konstruksi pohon filogenetik, ditentukan menggunakan metode Neighbour-Joining (NJ-tree). Infromasi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pembudidaya dianalisa, dan dikembangkan sebagai bahan dalam evaluasi yang komprehensif dan objektif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa prevalensi KHV dari tahun 2015 hingga 2017 mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan bahwa terdapat keterkaitan dalam distribusi penyakit di lokasi penelitian melalui sistem budidaya, suhu lingkungan, distribusi benih ikan mas dan aktifitas pertambangan. Pengamatan gejala klinis ikan mas yang diduga terinfeksi KHV menunjukan adanya pendarahan, dan luka pada kulit, diskolorasi kulit, insang geripis, dan produksi lendir yang berlebihan. Suhu pada lokasi penelitian menunjukan berada pada kisaran yang optimum untuk perkembangan KHV. Hasil elektroforesis ikan mas yang diduga terinfeksi KHV menunjukan 5 positif dari total 6 sampel. Secara genetic, isolate KHV yang berasal dari pulai Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat identik dengan isolate GenBank kode KHV-J/U/I dan Indo_0C05WNT2.
B2000007 | TES 18-597.554.3 AMI e (923.2) | Archivelago Indonesia Marine Library - Perpustakaan Kementerian Kelautan dan Perikanan | Available |
No other version available