APLIKASI PROBIOTIK RICA PADA PEMELIHARAAN LARVA UDANG WINDU,Penaeus monodon DI HATCHERI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi probiotik RICA yang telah diperbanyak dalam media miskin nutrisi untuk diaplikasikan pada pemeliharaan larva udang windu di hatcheri. Penelitian ini terdiri atas 3 tahap penelitian, tahap pertama adalah pengamatan kepadatan isolat probiotik RICA 1, 4, dan 5 pada beberapa jenis media miskin nutrisi. Tahap selanjutnya adalah mengaplikasikan hasil dari tahap pertama pada pemeliharaan larva udang windu di hatcheri dengan perlakuan A = probiotik RICA 4, B = probiotik RICA 5, C = probiotik RICA 1, D = pergiliran probiotik RICA 4, 5, dan 1, dan E = kontrol tanpa probiotik. Hewan uji yang digunakan pada tahap ini adalah naupli udang windu sebanyak 50.000 ekor per perlakuan yang ditebar dalam bak fiber volume 1 ton.Tahap terakhir adalah uji resistensi benur tahap II terhadap Vibrio harveyi.Kepadatan benur PL12 adalah 30 ekor per 2 liter air laut yang ditempatkan dalam stopless kaca. Variabel yang diamati adalah populasi probiotik, sintasan benur PL-12, sintasan benur setelah uji tantang, total sel hemosit, aktivitas prophenoloksidase dan kualitas air media pemeliharaan larva. Hasil penelitian menunjukkan populasi probiotik pada media miskin nutirisi masih cukup tinggi, berkisar 10 7 –10 8 cfu/mL setelah diinkubasi selama 24 jam di atas inkubator bergoyang. Media perbanyakan bakteri yang dipilih untuk diaplikasikan adalah nutrien broth 10%. Sintasan larva hingga hingga menjadi benur PL12 belum memberikan hasil yang konsisten, rata-rata 15,6±19,35 (E), 14,14±14,998 (B), 12,84±15,320 (A), 12,05±12,625 (C) dan terendah 7,744±7,548 (D). Setelah benur diuji tantang diperoleh sintasan tertinggi pada perlakuan A (66,67±8,823) diikuti oleh kontrol (58,89±28,348), C (58,89±12,619), B (56,89±5,976) dan D (50±24,039). Total sel hemosit tertinggi ditemukan pada perlakuan B (8,32±3,633 sel/mL), C (7,8±1,693), A (7±1,089), D (4,56±0,668) dan E (3,84±1,1 sel/mL). Aktivitas prophenoloksidase tertinggi di benur perlakuan B (0,007±0,005Abs), C (0,007±0,001Abs), E (0,007±0,003), A (0,005±0,002Abs) dan D (0,004±0,003Abs). Selama penelitian beberapa parameter kualitas air yang diamati masih berada pada kisaran yang layak untuk produksi benur PL-12.
B1801377 | Koleksi Digital | Archivelago Indonesia Marine Library - Perpustakaan Kementerian Kelautan dan Perikanan | Available |
No other version available