PEMANFAATAN ANGKAK SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA TERASI UDANG
Maraknya penggunaan pewarna rhodamin B pada produk terasi telah mendorong dilakukannya penelitian ini. Sebagai pewarna terasi dipilih pewarna alami yang berasal dari angkak, hasil fermentasi beras menggunakan kapang Monascus purpureus, karena pewarna ini lebih stabil dibandingkan dengan pewarna alami lainnya. Selain itu angkak juga bersifat sebagai pengawet. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan konsentrasi angkak yang terbaik sebagai pewarna maupun pengawet. Konsentrasi angkak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,5; 1,0; dan 1,5% dengan konsentrasi garam 5% (berdasarkan hasil penelitian pendahuluan). Sebagai bahan baku terasi digunakan udang rebon segar. Produk diperam selama 4 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan angkak pada terasi selain dapat memperbaiki warna juga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Penambahan angkak sebanyak 0,5; 1,0; dan 1,5% dapat meningkatkan warna produk tanpa menyebabkan perubahan rasa, bau, dan tekstur, dan secara hedonik panelis memilih penambahan angkak 0,5% sebagai perlakuan terbaik
B1707506 | Koleksi Digital | Archivelago Indonesia Marine Library - Perpustakaan Kementerian Kelautan dan Perikanan | Available |
No other version available