PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN PUKAT CINCIN ‘KUALALANGSA’ DI SELAT MALAKA
Kabupaten Bengkalis adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau dengan ibu kota Bengkalis yang berada di Pulau Bengkalis, terpisah dari Pulau Sumatera. Luas wilayah Kabupaten Bengkalis 11.481,77 Km², terdiri dari pulau-pulau dan lautan. Pukat cincin merupakan alat tangkap ikan pelagis yang diperkenalkan pertama kali di pantai Utara Jawa pada tahun 1991. Pada perkembangannya, alat tangkap ini semakin produktif dan tersebar di hampir seluruh wilayah di Indonesia, hal ini terlihat dari hasil tangkapan pukat cincin yang menyumbang terbesar produksi ikan pelagis kecil. Di perairan Selat Malaka, alat tangkap pukat cincin digunakan untuk menangkap ikan pelagis kecil seperti layang (Decapterrus sp), kembung (Rastrralliger sp.) dan tongkol (Euthynus affinis). Dalam rangka meningkatkan efektifitas penangkapan, kajian stok dan sumberdaya perikanan perlu mengetahui tentang aspek operasional penangkapan yang dilakukan oleh nelayan untuk mengawal pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab. Tujuan penulisan ini adalah menjelaskan aspek operasional penangkapan pukat cincin di Langsa yang beroperasi di Selat Malaka. Informasi daerah penangkapan, hasil tangkapan dan komposisi jenis hasil tangkapan diperoleh dengan mengikuti aktifitas kegiatan penangkapan nelayan (onboard observer) dalam satu trip aktifitas penangkapan di laut. Setelah melakukan penelitian tersebut, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Kapal pukat cincin KM. Laskar Mina Bahari Malahati terbuat dari bahan kayu, ukuran panjang (P) 24 m, lebar (L) 6 m, dalam (D) 2 m. Ukuran alat pukat cincin panjang 600 m, dalam 60 m. Alat bantu pengumpul ikan berupa rumpon dan lampu.
2.Pengoperasian alat tangkap dilakukan pada pagi dan siang hari dengan cara melingkari gerombolan ikan yang ada dibawah perahu lampu dan menarik
jaring ke atas dengan selang waktu 1.5 – 2 jam.
3. Hasil tangkapan terbanyak pada stasiun 5 (setting 5) pada posisi 04 .51’.015’ LU dan 98.35’.208"BT. Total hasil tangkapan sebanyak 900 kg. Jenis dominan berupa ikan layang (Decapterrus ruselli) sebanyak 59%, dan ikan kembung lelaki (Rastraliger kanagurta) sebanyak 28%.
4. Sebaran ukuran masing-masing jenis: D. ruselli berkisar antara 10 sampai 21 cm, banyar antara 15 sampai 23 cm. Pada D. ruselli menunjukkan
dua modus ukuran, yaitu kelas panjang 15,0 –15,5 cm dan 16,5 – 17,5; sedang pada R. kanagurta didominasi ukuran kelas panjang 18,5– 19,0 cm.
B1707480 | Koleksi Digital | Archivelago Indonesia Marine Library - Perpustakaan Kementerian Kelautan dan Perikanan | Available |
No other version available