RESISTENSI UDANG GALAH KETURUNAN PERTAMA TERHADAP INFEKSI Vibrio harveyi
Kematian massal udang galah karena infeksi penyakit merupakan masalah serius pada sistem produksi benih udang galah. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan resistensi benih udang galah terhadap penyakit vibriosis menggunakan metode seleksi. Larva udang galah GIMacro diinfeksi dengan bakteri patogen Vibrio harveyi untuk mendapatkan populasi benih bertahan hidup, survivor, sebagai pembentuk induk F-0, selanjutnya disebut induk terseleksi. Sub populasi larva dari populasi tersebut tidak diinfeksi dan dipelihara hingga induk sebagai populasi kontrol. Pembentukan populasi F-1 dilakukan dengan mengawinkan antar induk F-0 terseleksi. Infeksi bakteri dilakukan terhadap larva (umur 7-9 hari pascatetas) dengan metode perendaman selama 48 jam, dengan kepadatan awal bakteri V. harveyi sebesar 5x10 pangkat 5 cfu/mL.Sintasan rata-rata larva dari 24 induk betina adalah sebesar 45,92%-78,50%; dengan koefisien variasi relatif tinggi, sebesar 43%, sehingga seleksi pada karakter tersebut potensial untuk dilakukan. Respons seleksi setelah satu generasi sebesar 10,4% atau peningkatan resistensi sebesar 14,8% dibandingkan kontrol. Sintasan benih F-1 (40,04±11,9%) seleksi pada fase pembenihan standar produksi relatif lebih tinggi dibandingkan benih kontrol (38,04±15,7%). Sintasan benih pada fase pendederan juga demikian, yaitu 78,0±1,7% (F-1) dan 70±4,0% (kontrol). Bobot rata-rata benih udang galah F-1 (23,73±5,40 mg) tidak berbeda nyata dengan benih kontrol (23,40±9,50 mg). Sebagai kesimpulan bahwa peningkatan resistensi udang galah terhadap infeksi penyakit vibriosis dapat dilakukan melalui seleksi berbasis uji tantang.
B1707457 | Koleksi Digital | Archivelago Indonesia Marine Library - Perpustakaan Kementerian Kelautan dan Perikanan | Available |
No other version available