PROPORSI UDANG DAN HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN PERIKANAN PUKAT UDANG DI SUB AREA LAUT ARAFURA
Dengan mengurangi hasil tangkapan sampingan secara sadar, nelayan udang telah ikut membantu menjamin kesehatan, keanekaragaman dan keutuhan lingkungan perairan; meningkatkan stok udang dengan cara mengurangi penangkapan yuwana udang; dan melindungi stok ikan dengan cara membiarkan yuwana dan ikan dewasa lolos dari tertangkap jaring. Kajian ini membahas lebih dalam proporsi udang dan ikan demersal pada perikanan pukat udang di Laut Arafura. Gambaran umum masalah hasil tangkapan sampingan yang utama dalam perikanan udang di Indonesia adalah tingginya hasil tangkapan sampingan sehingga mengurangi proporsi udang yang diperoleh. Proporsi udang dan hasil tangkapan sampingan pada perikanan udang di Laut Arafura bervariasi baik pada sub area ataupun tahunan. Makin tinggi proporsi hasil tangkapan sampingan, makin kecil proporsi udang yang diperoleh. Bertentangan dengan logika umum di mana setelah hampir empat dekade eksploitasi, ada anggapan proporsi udang terhadap ikan makin mengecil, ternyata tren persentase udang terhadap ikan periode tahun 1982-2008 cenderung naik, sedangkan di sub area Kaimana relatif stabil sebagaimana tampak pada tren yang hampir mendatar. Tren proporsi udang Laut Arafura periode tahun 1982-2008 yang cenderung naik tampaknya ditopang (supported) oleh data proporsi udang dari sub area Aru.
B1707358 | Koleksi Digital | Archivelago Indonesia Marine Library - Perpustakaan Kementerian Kelautan dan Perikanan | Available |
No other version available