PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT: IMPLIKASI PENERAPAN BLUE ECONOMY DI TELUK SEREWEH, NUSA TENGGARA BARAT
Rumput laut merupakan komoditas budidaya yang juga berperan dalam perbaikan kualitas lingkungan perairan, sehingga dijadikan sebagai salah satu komponen pengembangan budidaya laut dengan konsep ekonomi biru (blue economy). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi perairan bagi pengembangan budidaya rumput laut sebagai implikasi penerapan blue economy di Teluk Sereweh, Nusa Tenggara Barat. Pengumpulan data lapangan meliputi beberapa paremeter kualitas perairan pada 32 titik pengamatan in situ dan 16 titik pengamatan ek situ yang disebar pada seluruh kawasan penelitian, serta kondisi existing budidaya rumput laut melalui wawancara langsung dengan masyarakat pembudidaya. Data yang terkumpul digunakan untuk mengestimasi daya dukung lingkungan perairan untuk budidaya rumput laut dan dianalisis menggunakan statistik deskriptif yang ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kondisi perairan Teluk Sereweh sangat baik untuk pengembangan budidaya rumput laut dengan daya dukung mencapai 93,3 ha untuk sistem long line dan 142,2 ha untuk sistem rakit apung. Namun pemanfaatan kawasan perairan untuk budidaya rumput laut perlu diatur berdasarkan daya dukung perairan tersebut, sehingga dapat menghasilkan produksi yang optimum, dan rumput laut sebagai komponen budidaya berbasis blue economy dapat memperlihatkan peranannya untuk mendukung keberlanjutan usaha budidaya rumput lautoleh masyarakat pesisir.
B1707268 | Koleksi Digital | Archivelago Indonesia Marine Library - Perpustakaan Kementerian Kelautan dan Perikanan | Available |
No other version available