INVENTARISASI BENTHIC LIFE FORM DAN APLIKASI MARXAN DI GILI LAWANG – GILI SULAT, LOMBOK TIMUR
Rancangan suatu daerah konservasi laut atau lebih dikenal sebagai Kawasan Konservasi Laut (KKL) haruslah memenuhi tujuan dari KKL itu sendiri. Tujuan dari suatu KKL dapat berbeda satu dengan lainnya akan tetapi secara khusus tetap terfokus pada perlindungan ekosistem yang akan mengarah kepada konservasi keanekaragaman hayati dan perikanan yang berkesinambungan, salah satunya ekosistem terumbu karang. Gili Lawang dan Gili Sulat, Lombok Timur adalah salah satu Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) yang telah berdiri di Indonesia. Pendekatan dengan menggunakan perangkat lunak MARXAN telah dilakukan dengan tujuan untuk menentukan zonasi baru pada KKLD tersebut. Target sebagai “No Take Zone” adalah sebesar 30% dari total luas studi KKLD. Pendekatan tersebut berdasarkan atas data survey in – situ seperti keanekaragaman benthic life form ekosistem terumbu karang, mangrove, dan padang lamun serta digabung dengan data penginderaan jauh.
Inventarisasi benthic life form telah dilakukan pada 4 titik pengamatan pada bulan Juli 2007 dengan metode Point Intersept Transect (PIT). Sebagai hasilnya, distribusi terumbu karang secara umum terdapat 17 jenis kategori benthic life form, dengan variasi terbanyak pada Site I Gili Sulat pada kedalaman 0 – 15 m dan Site IV Gili Lawang pada kedalaman 0 – 20 m. Melalui proses MARXAN didapatkan luasan “No Take Zone” yang meliputi ekosistem terumbu karang, mangrove dan padang lamun sebesar 473.221 Ha. Penting untuk disadari bahwa hasil dari MARXAN bukanlah suatu keputusan, melainkan lebih kepada rekomendasi guna pengembangan zonasi pada wilayah KKLD tersebut.
B1707594 | Koleksi Digital | Archivelago Indonesia Marine Library - Perpustakaan Kementerian Kelautan dan Perikanan | Available |
No other version available