Fitoremidiasi Logam Berat dengan Menggunakan Mangrove
Mangrove mampu mengakumulasi dan mempunyai toleransi yang tinggi terhadap logam berat sehingga bisa dijadikan tumbuhan untuk tujuan fitoremidiasi (fitostabilisasi). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi fitoremidiasi berdasarkan akumulasi dan translokasi logam berat pada mangrove di daerah pesisir. Sebanyak 10 pohon mangrove (4 spesies) pada 4 stasiun di Hutan Lindung Angke Kapuk danTaman Margasatwa Muara Angke diambil untuk dianalisa. Logam berat yang dianalisa dibagi menjadi dua yaitu esensial (Cu dan Zn) dan non esensial (Pb). Hasil analisa fisikokimia perairan dan sedimen menunjukan bahwa mangrove tumbuh pada kondisi normal untuk daerah estuari (pH 7,10-7,46; suhu 28,5-30 0C; salinitas 2-6 ‰; oksigen terlarut 0,71-1,42 mg.L-1 dan kelembaban sedimen 10-30 %). Konsentrasi Zn pada sedimen lebih tinggi dibandingkan Cu dan Pb, namun pada akar dan daun, konsentrasi Pb lebih tinggi dibandingkan Zn dan Cu. Nilai biological accumulation coefficient (BAC=ratio kandungan logam pada daun dengan sedimen), biological transfer coefficient (BTC=ratio kandungan logam pada daun dengan akar) dan bioconcentration factor (BCF=ratio kandungan logam pada akar dengan sedimen) logam non esensial lebih tinggi dibandingkan logam esensial. BAC, BTC, dan BCF Pb adalah 0,84-1,10, 0,84-1,15 dan 0,91-1,09. Nilai BAC, BTC, dan BCF logam Cu dan Zn berturut adalah 0,02-0,13 & 0,12-0,25, 0,17-082 & 0,56-1,11 dan 0,09-0,17 & 0,13-0,25. Untuk tujuan fitoremidiasi, mangrove bisa diterapkan di daerah pesisir sebagai fitostabilisasi. Hasil perhitungan FTD menunjukan spesies Sonneratia caseolaris 3 bisa dijadikan sebagai kriteria mangrove untuk fitoremediasi.
B1707625 | Koleksi DIgital | Archivelago Indonesia Marine Library - Perpustakaan Kementerian Kelautan dan Perikanan | Available |
No other version available