Text
Kekerasan Simbolik negara: Kebijakan Rekolonialisasi
Buku ini mengungkap mekanisme kerja kekerasan simbolik yang direproduksi melalui pemikiran birokrasi oleh kalangan pakar, aktor intelektual, dan ahli yang berafiliasi dengan kekuasaan. Para pemikir birokrasi ini berperan dalam merumuskan, membangun, serta menyebarluaskan nilai-nilai instrumental melalui norma yuridis dan kebijakan publik. Salah satu manifestasi kekerasan simbolik ini tampak dalam proses pendataan perdesaan yang bersifat top-down, mencerminkan kolonialisme data yang terus direproduksi. Buku ini mengkritisi peran intelektual yang hanya berfungsi sebagai alat legitimasi kekuasaan dan menawarkan solusi melalui konsep intelektual kolektif. Intelektual kolektif adalah mereka yang mampu mendefinisikan dirinya sendiri melalui refleksi dan tindakan kritis, membangun jaringan intelektual spesifik yang berpijak pada perspektif dekolonialisme data. Dengan pendekatan ini, mereka menciptakan wacana tandingan yang berfungsi sebagai heterodoxa untuk menghentikan kekerasan simbolik negara. Rieke Diah Pitaloka dalam buku ini menawarkan dua pilihan bagi kaum intelektual: menjadi intelektual yang sekadar melegitimasi kekuasaan atau intelektual yang berperan aktif dalam menghentikan kekerasan simbolik negara melalui karya ilmiah yang membebaskan.
B25000126 | 325.3 RIE k | Archivelago Indonesia Marine Library - Perpustakaan Kementerian Kelautan dan Perikanan | Available |
No other version available