Text
OPTIMALISASI SALINITAS DAN DEBIT PADA PRODUKSI IKAN BANGGAI CARDINAL (Pterapogon kauderni, KOUMANS 1933) HASIL PENANGKARAN SEBAGAI UPAYA KONSERVASI
Indonesia memiliki sumberdaya hayati sangat tinggi. Keanekaragaman, unsur- unsur dalam sumber daya alam hayati dan ekosistemnya pada dasarnya saling tergantung dan berasosiasi. Kerusakan dan kepunahan salah satu unsur akan berakibat terganggunya ekosistem. Untuk menghindari ancaman kepunahan tersebut, perlu dilakukan upaya konservasi sebagai upaya perlindungan dan pelestarian. Ikan Cardinal Banggai (Pierapogon kaudemi) adalah ikan favorite para penggemar ikan hias air laut. Tingginya permintaan turut menyumbangkan tingkat kerentanan akan kepunahan. Pemanfaatan yang berlebihan dikhawatirkan akan dapat menurunkan kelimpahan sumberdaya ikan tersebut. Untuk menjaga kelestariannya terus dilakukan kegiatan konservasi. Salah satu bagian dari kegiatan yang dilaksanakannya adalah kegiatan dosmetikasi. Keberhasilan dalam penangkaran setelah kegiatan domestikasi, memberikan informasi bahwa ikan ini mampu dikembangbiakan diluar habitat aslinya.
Budidaya juga salah satu upaya untuk menjaga kelestarian. Sebagaimana diketahui, kegiatan budidaya terkait erat dengan proses produksi, proses yang mengintegrasikan antara faktor internal dan eksternal. Peranan faktor eksternal lingkungan adalah mempengaruhi pada mekanisme fisiologis internal ikan. Dimana proses fisiologis osmoregulasi terkait dengan salinitas dan proses fisologis respon stress terkait dengan respon lingkungan pemeliharaan. Salinitas dan debit air yang terbaik untuk proses produksi ikan Banggai Cardinal belum banyak diteliti.
Penelitian dilakukan model rancangan acak lengkap factorial dengan 3 kali ulangan pada setiap perlakuan. Variabel yang digunakan yaitu perlakuan salinitas (27 ppt, 30 ppt dan 33 ppt) dan perlakuan debit (1000mL/menit, 2000mL/menit dan 3000mL/menit). Parameter pengamatan yaitu adaptasi plastisi (mijah pertama), siklus reproduksi (mijah kedua), produksi benih (benih dilepas induk), kelangsungan hidup (kematian), produksi telur (brood fekundity), GSI dan Persentase oosite (perkembangan gonad).
Hasil penelitian didapatkan salinitas tidak berpengaruh terhadap adaptasi plastisi, siklus reproduksi, produksi benih dan kelangsungan hidup, tetapi mempengaruhi produksi telur, GSI dan Perkembangan oosite. Pada salinitas 27 ppt berpengaruh pada produksi telur dengan nilai 42.3333° ± 7. GSI pengamatan H10 dengan nilai 0,0134% +0,0003, GSI pengamatan H20 dengan nilai 0,0131% ± 0,0018, perkembangan oosite pengamatan H10 dengan nilai 66,66% 13 dan perkembangan oosite pengamatan H20 dengan nilai 79,66% ±1. Debit tidak berpengaruh adaptasi plastisi, siklus reproduksi, produksi benih, kelangsungan hidup, produksi telur, GSI dan perkembangan oosite
B23000153 | TES 502.74 ATI o | Archivelago Indonesia Marine Library - Perpustakaan Kementerian Kelautan dan Perikanan | Available |
No other version available