Aplikasi Data Satelit Penginderaan Jauh Generalized Additive Model Untuk Deteksi Habitat Tuna Albakora (Thunnus Alaunga Bonnaterre 1788) di Samudra Hindia Bagian Tenggara
Collection Location | Archivelago Indonesia Marine Library |
Edition | |
Call Number | TES 639.227 SUC a |
ISBN/ISSN | |
Author(s) | Suciadi Catur Nugroho |
Subject(s) | Suhu Permukaan Laut Tuna Albakora Klorofil-a Permukaan Laut Generalized Additive Model (GAM) Kesesuaian Habitat |
Classification | 639.227 |
Series Title | GMD | Text |
Language | Indonesia |
Publisher | |
Publishing Year | 2022 |
Publishing Place | |
Collation | |
Abstract/Notes | Tuna albakora termasuk ikan komersial yang dalam pengelolaannya diatur secara global oleh RFMOs. Suhu permukaan laut dan klorofil-a permukaan laut merupakan indikator yang sering digunakan untuk menentukan daerah kesesuaian habitat ikan berdasarkan data tangkapan. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan daerah kesesuaian habitat tuna albakora di Samudra Hindia bagian tenggara. Penelitian in menggunakan data pencatatan langsung diatas kapal rawa tuna (on board observer) tahun 2006-2019 dan data penginderaan jauh berupa suhu permukaan laut (SST) Advanced Very High Resolution Radiometer (AVHRR) yang berupa data interpolasi optimum SST yang diperoleh dari pathfinder dan data klorofil-a permukaan laut (SSC) Aqua MODIS Level 3 rata-rata bulanan. Indeks Kesesuaian Habitat (IKH) dianalisis dengan menggunakan pendekatan statistik Generalized Additive Model (GAM) yang kemudian dipetakan daerah kesesuaian habitat tuna albakora. Hasil penelitian didapatkan habitat tuna albakora pada suhu permukaan laut 15-26 °C dan konsentrasi klorofil-a kurang dari 0,125 mg m³. SST dan SSC keduanya saling mempengaruhi habitat tuna albakora dengan suhu permukaan laut yang mempunyai pengaruh lebih signifikan. Peta indeks kesesuaian habitat tuna albakora menunjukan habitat yang sesual berada pada 20-30" LS. |
Specific Detail Info | |
Image | |
Back To Previous |