Kini setelah bertahun-tahun, senja merah telah berubah menjadi kebencian. Senja yang sebenarnya sejak kecil sangat disukai, sangat dirindukan. Sum sering melukis senja merah di pasir yang berkilau, persis di bibir pantai dengan ranting yang terhempas ombak sambil bermimpi membayangkan dirinya berlarian di atas mega-mega bagai kapas lembut berwarna merah bersemburat cahaya keemasan. Setiap ia melukis senja merah, selalu saja tidak pernah selesai sebab lidah gelombang selalu menghempasnya. Sejak Sakam mengatakan “Sum, aku akan mengakhiri semua ini” saat itulah Sum menjadi wanita karang. Dan sejak saat itu ribuan hari selanjutnya orang-orang tidak pernah melihat Sum, Sakam dan Darti.