Strategi dan implementasi CBIB pada pembesaran udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di PT Andulang Shrimp Farm Sumenep Desa Andulang Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur
Collection Location | Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo |
Edition | |
Call Number | |
ISBN/ISSN | |
Author(s) | Elynda Rani Nurhafidah |
Subject(s) | KIPA Local Conten |
Classification | NONE |
Series Title | GMD | CD-ROM |
Language | Indonesia |
Publisher | Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo |
Publishing Year | 2018 |
Publishing Place | Sidoarjo |
Collation | |
Abstract/Notes | Budidaya udang di Indonesia telah berkembang secara dramatis selama beberapa dekade terakhir, permintaan tinggi di pasar internasional menjadi potensi untuk meraih keuntungan yang cepat (Supono, 2006). Persaingan yang ketat dalam perdagangan dunia pada sektor perikanan, memaksa produk Udang Vaname yang akan diekspor harus memenuhi persyaratan dan memiliki kriteria safety food yaitu produk harus bebas dari logam berat, bakteri, residu hormon dan antibiotik (DJPB, 2016). Menurut Sitorus (2013) kualitas produk dipengaruhi oleh lingkungan tempat hidup dari udang tersebut, yang diawali dari usaha budidaya hingga proses pengolahannya tidak menyebabkan pencemaran lingkungan dan tidak terkontaminasi dengan zat-zat pencemar. Kegiatan budidaya udang yang tidak terancang dan tidak terencana memiliki efek negatif terhadap keanekaragaman hayati, produktivitas perairan muara, agro-ekosistem, kondisi sosial ekonomi dan lingkungan (Islam et al., 2003). Pemberian pakan tidak terkendali pada budidaya intensif menjadi salah satu faktor penyebab, sisa pakan yang tertinggal di dasar kolam mengakibatkan kualitas air memburuk (Appana et al., 2016; Soetrisno, 2004) CBIB merupakan program yang digalakkan oleh pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dalam rangka menjamin mutu dan keamanan hasil perikanan budidaya. Program – program tersebut merupakan penjabaran/implementasi dari Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan. Berdasarkan pernyataan diatas,kegiatan pembesaran Udang Vannamei degan strategi dan implementasi yang baik harus diterapkan agar usaha tersebut mampu bersaing dipasar internasional sehingga mendapatkan kesejahteraan. Oleh karena itu segala kegiatan yang ditetapkan dalam strategi dan implementasi CBIB harus dilaksanakan agar kegiatan budidaya tersebut sesuai dengan aspeknya. Maksud dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir ini untuk mengetahui, mempelajari, memahami dan mempraktekkan secara langsung tentang penerapan sistem budidaya yang baik dan penerapannya dalam pembesaran udang Vannamei, memperoleh data teknis dan ekonomi, serta menghitung analisis performance. Sedangkan tujuan dari Kerja Praktek Akhir (KPA) ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan mengenai sistem pembesaran Udang Vannamei berdasarkan strategi dan implementasi CBIB serta mengetahui analisis performen di PT. Andulang Shrimp Farm, Sumenep, Jawa Timur. Persiapan tambak dimulai dari perbaikan konstruksi tambak, pembersihan tambak dengan menggunakan kaporit sebanyak 5 kg yang dilarutkan dengan 50 liter air, pengeringan yang dilakukan selama 10 – 15 hari, pemasangan sarana tambak yang meliputi pintu dam panen, saringan central drain, kincir, dan jembatan anco, selanjutnya dilakukan kegiatan pengisian air, pada awal persiapan media, air pada tandon tidak dilakukan treatmen karena perlakuan treatmen dilakukan pada petakan dengan menggunakan trichlor. Pada awal pengisian, air diisi setinggi 130 cm dilakukan dengan memompa air laut ke petakan tandon yang berjarak 700 meter dari laut dengan salinitas 29 - 32 ppt. Sebelum melakukan penebaran dilakukan penumbuhan plankton dengan cara pemupukan menggunakan pupuk ZA dan fermentasi. Penebaran benur, benur yang ditebar berasal dari Hatchery WAS (Windu Alam Sentosa) Rembang yang berkualitas F1 dengan PL 9 yang sudah bersertifikat SPF. Sebelum benur ditebar dilakukan pengecekkan secara visual. Padat tebar pada petak A3 sebanyak 174 ekor/m2 dengan jumlah total benur sebanyak 449.096 ekor pada lahan selus 2.575 m2. Sebelum benih ditebar dilakukan aklimatisasi atas untuk menyamakan suhu dan salinitas. Pengelolaan pakan, pakan yang digunakan adalah jenis crumble dan pellet yang diproduksi oleh PT. CJ Feed Jombang yang mempunyai nutrisi sesuai kebutuhan udang. Program pakan yang digunakan yaitu blind feeding dan pemberian pakan dengan control anco. Pemberian pakan udang pada umur 1 – 25 hari menggunakan blind feeding (pakan buta) dengan dosis 2 kg pakan untuk 100.000 ekor udang dan akan ditambahkan tiap harinya. Pada udang umur 31 – panen mulai dilakukan pemberian pakan di anco, untuk dosis pemberian pakan bisa mengacu pada kontrol anco. Frekuensi pemberian pakan pada umur 1 hari sebanyak 2 kali, pada umur 2 – 10 hari sebanyak 3 kali, pada umur 11 – 27 hari sebanyak 4 kali, dan pada umur 28 hari – panen sebanyak 5 kali. Pada udang umur 37 hari mulai dilakukan pencampuran pakan dengan produk HMS Surabaya, sehinga FCR yang diperoleh sebesar 1,03. Pengelolaan kualitas air meliputi pengukuran kecerahan air petakan pada pagi dan sore hari sebesar 20 – 80 cm, warna air berawal dari hijau (H) yang berubah menjadi hijau coklat (HC) dan kemudian menjadi coklat hijau (CH), pengukuran pH pada pagi dan sore hari sebesar 7,3 – 8,9, pengukuran DO pada malam dan pagi hari sebesar 4,04 – 4,78 ppm, pengukuran suhu pada malam dan pagi hari sebesar 28 – 31,6 0C, pengukuran salinitas sebesar 26 – 35 ppt, pengukuran alkalinitas sebesar 78 – 126 ppm, pengukuran ammonium (NH4) sebesar 0,5 – 10 ppm, pengukuran nitrit (NO2) sebesar 0,05 – 6 ppm, pengukuran phospat (PO4) sebesar 0,25 – 15 ppm, pengukuran TOM sebesar 15,57 – 85,03 ppm. Pengelolaan kualitas air meliputi penyiponan yang dilakukan mulai pada umur udang mencapai 25 hari sebanyak 2 kali sehari (jika diperlukan), penambahan air yang dilakukan pertama kali pada udang umur 25 hari sebesar 3 – 7 cm, pembuangan plankton mati yang mengendap ke dasar tambak, dan aplikasi probiotik yang diberikan sejak udang berumur 3 hari yang ditebar pada pagi dan sore hari setelah 2 jam pemberian pakan. Monitoring pertumbuhan dilakukan dengan cara sampling mulai dari udang berumur 10 hari dan dilakukan setiap 10 hari sekali. Pada umur 10 – 30 hari, Sampling dilakukan pada udang yang berada di anco yang kemudian diambil dan dimasukkan ke dalam kantong, sedangkan pada umur 40 hari dilakukan sampling menggunakan jala. Hama yang sering menyerang pada tambak adalah kepiting, tritip, dan ular, Pengendalian hama dapat dilakukan dengan pembersihan menggunakan kaporit dan pengendalian ular dengan menangkapnya secara langsung. Sedangkan penyakit yang menyerang udang adalah WFD (White Feces Disease) dan pencegahan yang dilakukan adalah selalu treatment air sebelum digunakan dan menjaga kondisi dasar petakan selalu bersih dengan dilakukannya sipon. Panen dan pasca panen, pemanenan menggunakan sistem parsial dan total. Pemanenan secara parsial dilakukan pada udang berumur 58 hari dengan size 81 sebanyak 1.117,14 kg dan pada panen total dilakukan pada udang berumur 76 hari dengan size 54 sebanyak 5.891,92 kg, sehingga jumlah panen sebanyak 7.008,26 kg dan diperoleh SR sebesar 90,61%. Hasil analisa peformance pembesaran udang vannamei secara intensif dalam satu siklus diperoleh nilai R/C = 1,53 yang artinya menguntungkan dengan pendapatan sebesar Rp 425.006.311,20 dan biaya operasional Rp 278.447.624,08 sehingga diperoleh keuntungan sebesar Rp 146.558.687,12 sehingga layak diusahakan. Dari kegiatan pembesaran udang vannamei di PT. Andulang Shrimp Farm dilakukan secara intensif dengan hasil 5 – 7 ton/petak dengan rata – rata luasan petak sebesar 2500 m2. |
Specific Detail Info | |
Image | |
Back To Previous |