Teknik pengendalian penyakit pada pembesaran udang vannamei (Litopenaeus vannamei) secara intensif di UD Sumber Barokah di Desa Delegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur

Collection Location Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
Edition
Call Number
ISBN/ISSN
Author(s) Yunan Hilmi Azhar
Subject(s) KIPA
Local Content
Classification NONE
Series Title
GMD CD-ROM
Language Indonesia
Publisher Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
Publishing Year 2018
Publishing Place Sidoarjo
Collation
Abstract/Notes Komonditas udang yang ada di Indonesia sebagian besar dihasilkan dari kegiatan budidaya. Sekitar 70% udang yang dihasilkan berasal dari proses budidaya yang dilakukan oleh petambak tradisioanal pada tambak air payau. Penurunan produksi udang vannamei nasional kala itu disebabkan oleh kegagalan panen yang terjadi terus menerus tiap siklusnya. Kegagalan panen tersebut tidak lain disebabkan oleh merebaknya penyakit yang menyerang udang windu akibat manajemen pengendalian penyakit dan pemeliharaan udang yang buruk. Hal ini mempengaruhi konsentrasi media air tambak dan terjadi timbulnya berbagi macam penyakit sehingga perlu dilakukan pengendalian penyakit yang sesuai dengan kehidupan udang pada alam dengan diimbangi tercukupinya kuantitas air.
Maksud dari Kerja Praktek Akhir ini adalah Berpartisipasi secara langsung dalam kegiatan Pengendalian Penyakit Pada Pembesaran Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) Secara Intensif Di UD. Sumber Barokah Di Desa Delegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur.
Kegiatan Kerja Praktek Akhir dilaksanakan dari tanggal 19 Maret – 06 juni 2018 Di UD. Sumber Barokah Di Desa Delegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur. Metode yang di gunakan adalah metode survei dan magang. Sumber data yang di peroleh dari data primer dan sekunder. Analisis yang digunakan dalam Kegiatan Kerja Praktek Akhir adalah analisis ststistik deskriptif.
Kegiatan yang dilakukan dalam Kerja Praktek akhir yaitu pengendalian Penyakit mulai dari Persiapan Tambak, Pembersihan Petakan, Pengeringan Tambak,Persiapan Air Media, Pengambilan Sumber Air ,Treatment air Pengisian Air Pada Petakan, Penumbuhan Plankton, Penebaran Benur ,Pengelolaan Pakan, Pengelolaan Kualitas air,Teknik Pengendalian Hama Penyakit Pada Udang Vannamei hingga panen.
Kontruksi tambak yang dipakai pada UD.Sumber Barokah adalah plastik HDPE. Plastik HDPE (High Density Polyethylene)adalah plastik hitam berwarna pekat berfungsi untuk pelapis kedap air sehingga air tidak merembes dan tidak tercampur oleh tanah, air, atau unsur – unsur lainnya dari luar tambak. Kegiatan perbaikan konstruksi pada UD.Sumber Barokah meliputi perbaikan saluran outlet dengan mengganti pipa yang sudah tidak layak dipakai atau mengalami bocor dan menambal plastik HDPE yang mengalami kebocoran dengan menambal menggunakan las. Pembersihan dilakukan dengan cara menyiram dinding dan dasar petakan lalu disikat menggunakan sikat cuci yang bertujuan untuk membersihkan lumut – lumut yang menempel pada dinding dan dasar tambak. Saat pembersihan petakan diberikan aplikasi bahan – bahan sterilisasi seperti kapur gamping (CaCo3) atau bahan lainnya. Proses pengeringan dilakukan selama 3 - 5 hari dengan bantuan sinar matahari hingga pada petakan tidak terdapat genangan air. Pengeringan dilakukan untuk memutus siklus hidup organisme pathogen yang terdapat dalam petakan tambak yang dikhawatirkan dapat menyebabkan timbulnya penyakit dan mengoksidasi sisa bahan organik yang ada dalam petakan. Pengaturan posisi pemasangan kincir sangat perlu dilakukan dengan benar, karena akan menentukan arus yang terbuat nanti pada saat kincir dihidupkan. Karena Lokasi tambak UD. Sumber Barokah dekat dengan laut maka sumber air yang terdapat adalah air payau. untuk mendukung segala kegiatan pembesaran udang Vannamei di UD. Sumber Barokah. Air payau merupakan media hidup udang vannamei yang dibudidayakan. Air yang digunakan bersumber dari sumur bor dengan kedalaman sumur yaitu ± 40 m disedot menggunakan pompa yang terhubung dengan dinamo 10 HP dan mengunakan pipa 6 inci yang menuju langsung ke petakan tandon. Pengisian air tambak ini dilakukan dengan memompa air sumber ke petakan tandonlalu diendapkan selama 3 hari kemudian memompa air ke petakan melalui dengan pompa dan disalurkan lewat pipa 4 dim, Pengisian air dimulai 7 hari sebelum proses tebar secara berkala sampai mencapai ketinggian 110 cm. Penumbuhan plankton dilakukan dengan cara pemupukan menggunakan fermentasi dedak. Dedak difermentasi menggunakan ragi roti dengan perbandingan campuran per 1 kg dedak membutuhkan 15 gram ragi roti dan air 1 liter serta ½ liter molase. Dedak yang telah dicampur dengan ragi, molase dan air diaduk secara merata setelah itu dimasukkan ke blong dan ditutup rapat lalu dibiarkan selama 24 jam. Sebelum ditebar benur perlu di aklimatisasiterlebih dahulu. Aklimatisasi suhu dilakukan dengan cara memasukkan kantong benur yang belum dibuka kedalam petakan dan menyiram – nyiramnya dengan air petakan sampai muncul embun pada kantong yang menandakan bahwa suhu didalam kantong telah sama dengan petakan. Penggunaan pakan yang berkualitas diharapkan dapat membuat udang tumbuh dengan baik. UD. Sumber Barokah menerapkan 2 cara pemberian pakan pertama manual dan dengan Auto Feeder. Air merupakan media hidup udang dalam kegiatan budidaya pada tambak sehingga air perlu dilakukan pengelolaan agar kualitas air tidak mengalami penurunan yang signifikan, Karena air merupakan media hidup bagi udang. Monitoring kualitas airdi UD. Sumber Barokah dibagi menjadi 2, yaitu monitoring kualitas air harian dan mingguan. Pengukuran harian yaitu pengukuran kualitas air seperti DO, pH, kecerahan dan suhu. Sedangkan pengukuran mingguan dilakukan setiap seminggu sekali dengan membawa sampel air ke laboratorium kualitas air, adapun yang diukur dalam laboratorium ialah salinitas, nitrit (NO2), ammonium (NH4), dan alkalinitas.pengendalian hama dan penyakit yang di lakukan dengan pencegahan dan pengobatan. Panen yang dilakukan pada UD.Sumber Barokah dilakukan hanya sekali panen total. Panen total dilakukan pada umur 76 hari. Panen total dilakukan pada saat malam hari dengan membuka outlet petakan dan dilakukan pemompaan dengan dap celup untuk mempercepat proses pengeluaran air pada pagi harinya. Air diturunkan hingga ketinggian 20 cm lalu dilakukan penjalaan.
Dari hasil kerja praktek akhir (KPA) dapat disimpulkan bahwa (1) Di ketahui adanya penyakit yang menyerang udang. Sehingga Udang yang terserang mempunyai ciri-ciri muncul kotoran putih yang melayang layang pada bagian permukaan air dan nafsu makan menurun drastis, kondisi ini akan berlanjut dan menyebabkan udang mengalami keropos jika dipegang dan pertumbuhan udang melambat. (2) Dari gejala klinis yang terlihat pada udang menunjukkan gejala klinis penyakit WFD (White Feces Disease). WFD disebabkan oleh bakteri Vibrio sp. yang hidup pada organ pencernaan udang dan Teknik yang di lakukan untuk pengendalian penyakit ada 2 cara: yaitu pencegahan dan pengobatan, agar kesehatan udang lebih terjaga.(3) Pencegahan penyakit udang meliputi pemberian captan untuk 1000m2 1,5 kg-2 kg untuk menjaga kestabilan pH, imunostimulan dengan ekstrak bawang putih yaitu untuk meningkatkan system imun dengan memberikan 5 gr serbuk bawang putih pada setiap 1 kg pakan dan fermentasi ragi roti untuk pencegahan penyakit WSSV (White spot syndrome virus) karena dapat meningkatkan system imunitas pada udang vannamei terhadap penyakit WSSV dengan memberikan 3 gram dalam setiap 1 kg pakan campur 0,5 molase, pemberian Probiotik dengan super NB dan super PS. (4) Pengobatan penyakit udang meliputi sirkulasi air dan pemberian ekstrak temulawak 10 gr dalam setiap 1 kg pakan.
Dari kesimpulan diatas penilis dapat memberikan saran (1) Perlunya di berikan Biosekuriti Desinfektan agar bibit – bibit Patogen yang menempel di tepi dan dasar tambak bisa mati sehingga tidak mempengaruhi kesehatan udang. (2) Sebaiknya di lakukan treatmen air yang memadai atau sesuai SNI agar bibit – bibit yang berada pada air sumber tidak mempengaruhi kesehatan udang. (3) Perlunya di berikan pupuk urea dan fermentasi yang sesuai dengan kondisi kualitas air yang baik agar bisa menjaga kualitas air dan kelimpahan plankton.
Specific Detail Info
Image
  Back To Previous