Pengawasan mutu ditinjau dari penerapan kelayakan dasar (pre-requisite programme) pada proses pembekuan udang vannamei (Litopenaeus vannamei) bentuk peeled and deveined (PD) di PT Graha Makmur Cipta Pratama Sidoarjo Jawa Timur
Collection Location | Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo |
Edition | |
Call Number | |
ISBN/ISSN | |
Author(s) | Maria Yuwana Irianti |
Subject(s) | KIPA Local Content |
Classification | NONE |
Series Title | GMD | CD-ROM |
Language | Indonesia |
Publisher | Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo |
Publishing Year | 2018 |
Publishing Place | Sidoarjo |
Collation | |
Abstract/Notes | Udang sebagai salah satu komoditi perdagangan ekspor di Indonesia. Untuk menghasilkan produk berkualitas, Indonesia telah menerapkan panduan manajemen mutu terpadu (PMMT). Dalam bidang perikanan telah lama diterapkan PMMT, hanya pelaksanaannya masih beragam. Untuk melaksanakan PMMT, harus sudah menerapkan standar kelayakan dasar. Adapun kelayakan dasar yang dimaksud adalah GMP dan SSOP. Tujuan dari Kerja Praktek Akhir (KPA) ini adalah untuk menambah ilmu pengetahuan dan mengetahui keterampilan tentang penerapan pengawasan mutu ditinjau dari penerapan kelayakan dasar (Pre-Requisite) pada proses pembekuan udang vannamei (Litopenaeus vannamei) bentuk Peeled and Deveined (PD) di PT Graha Makmur Cipta Pratama (GMCP). Kelayakan dasar (Pre-requisite programme) adalah prosedur yang membahas kondisi operasional yang menjadi dasar bagi HACCP yang didalamnya termasuk Good Manufacturing Practices, Sanitation Standard Operating Procedures, Premies and fasilities dan Other pre-requsite. Pengawasan mutu berdasarkan kelayakan dasar pada penerapan GMP mulai dari tahapan penerimaan bahan baku, pencucian I, potong kepala, pencucian II, pemilihan ukuran dan mutu, pencucian III, pengupasan (ruas 1 sampai ekor) dan pembelahan (ruas 2-5), pencucian IV, perendaman, pencucian V, pembekuan IQF, penimbangan, glazing, pengemasan ke dalam polybag dan pelabelan, pendeteksian logam, pengemasan ke dalam Master Carton dan pelabelan, penyimpanan cold storage dan pemuatan sebagian besar sudah diterapkan dengan baik. Pada tahap pemotongan kepala perlu mendapatan perhatian terutama pada ketepatan pemotongan kepala oleh karyawan. Pengawasan mutu berdasarkan kelayakan dasar pada penerapan SSOP meliputi keamanan air dan es, kondisi permukaan yang kontak dengan produk, pencegahan kontaminasi silang, pemeliharaan fasilitas cuci tangan, sanitasi, dan toilet, perlindungan dari bahan-bahan kontaminan, pelabelan, penyimpanan, dan penggunaan bahan toksin yang benar, pengendalian kesehatan karyawan dan pengendalian pest sebagian besar sudah diterapkan dengan baik, namun pada pencegahan kontaminasi silang yaitu lantai di ruang proses yang dimiliki perusahaan terbuat dari ubin atau keramik bergaris yang dapat menyebabkan kontaminasi pada produk. Dimana lantai tersebut tempat pertumbuhan bakteri. Pada ruang proses fasilitas cuci tangan kurang diperhatikan oleh petugas sanitasi. Komponen penunjang premises dan fasilities meliputi lokasi, lingkungan, pintu masuk dan pintu keluar, desai/ lay out, fasilitas, dan peralatan. Lokasi yang tidak tercemar dan menjamin tersedianya bahan baku. Fasilitas yaitu sumber air yang memadai dan aman yang mampu menunjang kelancaran dalam proses produksi. Peralatan yang dimiliki tidak toksik, tahan lama dan mudah dibersihkan. Pintu masuk dan pintu keluar setiap ruang diberi tirai plastik. Komponen penunjang other pre-requisite program antara lain traceability, prosedure penarikan produk, prosedur penanganan keluhan pelanggan, dan program training. Traceability berisi tentang pelacakan dari bahan baku yang ditentukan sampai produk akhir. Prosedur penarikan produk yaitu perusahaan bertanggung jawab jika produk berpotensi menyebabkan keracunan. Semua konsumen diterima oleh kelompok pemasaran yang diteruskan ke direktur produksi. Program trainning di PT GMCP ini dilakukan selama 1 tahun sekali oleh HR dan GA. Kesimpulan dari kerja praktek akhir ini meliputi : Pada PT. GMCP sudah menerapkan kelayakan dasar dengan baik dan benar yang dibuktikan dengan memiliki SKP kategori A. Pengawasan mutu pada tahapan proses pemotongan kepala beberapa karyawan tidak melakukan pemotongan secara benar. Pengawasan mutu pada pencegahan kontaminasi silang yaitu lantai di ruang proses yang dimiliki perusahaan terbuat dari ubin atau keramik bergaris yang dapat menyebabkan kontaminasi pada produk. Komponen penunjang premises dan fasilities meliputi lokasi, lingkungan, pintu masuk dan pintu keluar, desai/ lay out, fasilitas, dan peralatan. Lokasi yang tidak tercemar dan menjamin tersedianya bahan baku. Fasilitas yaitu sumber air yang memadai dan aman yang mampu menunjang kelancaran dalam proses produksi. Komponen penunjang other pre-requisite program antara lain traceability, prosedure penarikan produk, prosedur penanganan keluhan pelanggan, dan program training. Traceability berisi tentang pelacakan dari bahan baku yang ditentukan sampai produk akhir. Prosedur penarikan produk yaitu perusahaan bertanggung jawab jika produk berpotensi menyebabkan keracunan. Semua konsumen diterima oleh kelompok pemasaran yang diteruskan ke direktur produksi. Program trainning di PT GMCP ini dilakukan selama 1 tahun sekali oleh HR dan GA. Disarankan untuk perusahaan dilakukan peningkatan pengawasan pada tahapan pemotongan kepala, karena terdapat hasil potong kepala dengan genjer yang pendek atau tidak memenuhi standar perusahaan, sehingga menyebabkan rendemen berkurang. Penerapan SSOP pada pencegahan kontaminasi silang sebaiknya lantai mempunyai kontruksi halus, rata, tidak bergaris, kedap air dan mudah dibersihkan. |
Specific Detail Info | |
Image | |
Back To Previous |