Manajemen kualitas air pada pemeliharaan larva udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di PT Central Pertiwi Bahari Rembang Provinsi Jawa Tengah

Collection Location Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
Edition
Call Number
ISBN/ISSN
Author(s) Mutia Arifiani
Subject(s) KIPA
Local Content
Classification NONE
Series Title
GMD CD-ROM
Language Indonesia
Publisher Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
Publishing Year 2018
Publishing Place Sidoarjo
Collation
Abstract/Notes Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) jenis udang yang dibudidayakan di Indonesia, masuk pada tahun 2001 dan di resmikan masuk pada Mei tahun 2002 oleh Pemerintah (Amri. K dan I. Kanna, 2008). Dalam memaksimalkan persediaan larva yang kualitas dan kuantitas maksimal maka mulai dikembangkanya unit hechery, larva vannamei hidup di salinitas 29 - 34 ppt, suhu 29 - 32 0C DO 4 ppm, pH 7,5 - 8,5, nitrit 0,1 ppm. Pada kondisi demikian, maka pengelolaan kualitas air menjadi salah satu cara untuk tetap mempertahankan produksi larva udang dalam bak pembenihan (Kordi, G. 2007). Apabila telah dilaksanakan pengelolaan air secara optimal yang didukung dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai maka diharapkan media kolam pembenihan larva telah sesuai dengan kisaran hidup sehingga pertumbuhan larva optimal dan tercipta produksi yang maksimal (Haliman dan Adiwijaya, 2005).
Maksud dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir ini adalah untuk mengikuti kegiatan operasional manajemen kualitas air dan mengetahui kualitas air yang baik dalam mendukung hasil produksi larva udang vannamei. Sedangkan tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir menambah keterampilan dalam mengelola air pada pemeliharaan larva udang vannamei secara baik sehingga mampu meningkatkan hasil produksi dan meningkatkan keterampilan dalam pengukuran kualitas air pada masa pemeliharaan larva.
Kegiatan Kerja Praktek Akhir telah dilaksanakan pada tanggal 19 Maret sampai 6 Juni 2018 di PT. CentraL Pertiwi Bahari (CPB) Rembang Provinsi Jawa Tengah. Metode yang digunakan metode survey dan pola magang. Mengambil data primer dan sekunder. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi dengan metode participant dan metode wawancara, yang selanjutnya dianalisis dengan analisa data deskriptif.
Manajemen kualitas air yang di lakukan di PT. CPB Rembang meliputi, sumber pasok air dan pengelolaannya, treatment pada tahap persiapan dan pemeliharaan, dilanjutkan monitoring kualitas air yang selanjutnya berhubungan dengan SR panen , serta proses pemanenan benur.
Sumber air tawar berasal dari sumur bor dengan kedalaman 80 m yang ditampung di reservoar air tawar diolah melalui pressure filter selanjutnya di lewatkan di UV, sedangkan penyediaan air laut diambil dari Laut Utara Jawa dengan jarak penyedotan 500 m dengan menggunakan pipa 4 inchi, yang diolah melewati bak pengendapan (intake), sandfilter, penyuntikan ozon, dan sirkulasi selama 6 jam untuk mengurangi residu ozon hingga air siap untuk didistribusikan ke bak - bak pemeliharaan. Segala proses yang dilakukan dalam tahapan pengolahan air bertujuan untuk menyiapkan air yang tebebas dari bibit penyakit dan layak bagi pemeliharaan larva udang vannemei.
Proses treatment air pada masa stocking air menggunakan kaporit 90% 3 ppm, dan dinetralkan dengan menggunakan Na-thiosulfat 2 ppm sebagai disinfeksi ulang. Menyiapkan air seperti kondisi alamiah dari larva dengan treatment menggunakan EDTA 10 ppm, penambahan probiotik serbuk (Vannapro) 3 ppm serta penambahan plankton 0,5 ton sebagai stock makanan bagi naupli yang ditebar.Treatment dilanjutkan selama masa pemeliharaan dilakukan penambahan probiotik padat dan cair (Supper NB / Biosolution), EDTA, pengaturan aerasi disetiap stadia serta pergantian air yang dilakukan saat awal pemeliharaan hingga akhir masa pemeliharaan dengan menyesuaikan kondisi dan ketahanan dari larva. Hal ini dilakukan untuk mepertahankan kualitas air di dalam kondisi yang aman dalam mendukung pertumbuhan.
Monitoring kualitas air dilakukan untuk mengetahui kondisi baik buruknya kualitas air media pemeliharaan. Pengukuran yang dilakukan harian meliputi, pH, suhu, DO, dan plankton dengan pengukuran pagi dan sore untuk mengetahui fluktuasi harian, pengukuran 2 hari sekali meliputi NH3, alkalinitas, TVC, salinitas, dan pengujian TLB.
Produksi benur di PT. CPB Rembang pada siklus April mencapai 59,0 % dan siklus Mei 60,4 % dengan kualitas air 87% sesuai dan masuk dalam batas standart kualitas air PT. CPB Rembang sehingga memberikan tingkat SR jauh lebih tinggi dari SNI yang mencapai 30%.
Berdasarkan uraian diatas, dalam Kerja Praktek yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa manajemen kualitas air merupakan sebuah seni dalam mengolah air sehingga seperti kondisi alamiah dari larva udang vannamei. Dalam manajemen kualitas air dilakukan beberapa pengolahan air dan treatment, guna menyediakan air yang layak bagi pemeliharaan larva. Dalam mempertahankan kualitas air dilakukan beberapa perlakuan salah satunya monitoring kualitas air yang dilakukan untuk mengetahui kondisi air pada masa pemeliharaan. Kisaran kualitas air dalam pemeliharaan larva : suhu 31 – 34 0C, salinitas 27 – 32 ppt, pH 7,7 – 8,4, DO >5 mg/l, alkalinitas ≥ 100 mg/l, TVC ≤ 104, amonia ≤ 1 mg/l, SR panen ± 60%, namun pengukuran ini tidak dilakukan secara kontinyu dan dengan kualitas air ini mendapatkan hasil produksi hingga ± 60%.
Saran yang diberikan untuk PT. CPB Rembang yaitu dalam pengukuran kualitas air alangkah lebih baiknya jika dilakukan secara kontinyu sehingga apabila terjadi suatu masalah dapat dilakukan tindakan/perlakukan dengan cepat dan tepat sehingga tidak menimbulkan kegagalan dalam produksi larva udang vannamei.
Specific Detail Info
Image
  Back To Previous