Pengendalian Penyakit Aeromonas Hydrophila pada Ikan Lele (Clarias sp) di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi Jawa Barat
Collection Location | Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo |
Edition | |
Call Number | |
ISBN/ISSN | |
Author(s) | Aisyah Amini |
Subject(s) | KIPA Local Content |
Classification | NONE |
Series Title | GMD | CD-ROM |
Language | Indonesia |
Publisher | Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo |
Publishing Year | 2018 |
Publishing Place | Sidoarjo |
Collation | |
Abstract/Notes | Salah satu penyakit yang menyerang ikan lele adalah penyakit bakterial. Bakteri yang biasa menyerang ikan lele adalah bakteri Aeromonas sp dan Pseudomonas sp. Menurut Irawan (2004), bakteri Aeromonas Sp umumnya hidup di perairan tawar, terutama yang mengandung bahan organik tinggi, tetapi ada pula yang hidup di air asin yang menyerang ikan budidaya seperti kakap dan kerapu. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri aeromonas ini tergolong ganas, mudah menular, dan menimbulkan kematian. Wabah Aeromonas Sp pernah terjadi di Jawa Barat yang membawa kerugian amat besar. Ikan yang sudah positif terserang penyakit Aeromonas Sp bisa diobati dengan obat antibiotik yang bisa di dapatkan di apotik atau toko obat, melalui penyuntikan, perendaman, bisa juga dicampur dengan pakan. Pengobatan bisa pula menggunakan larutan Kalium Permangat (PK), dengan dosis 2 gram/10 liter air atau 1,5 sendok teh PK/100 liter air. Maksud dari Praktek Kerja Akhir (KPA) ini untuk mengikuti seluruh kegiatan Pengendalian Penyakit Bakterial pada ikan lele di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi Jawa Barat meliputi pencegahan, pengobatan, penerapan biosecurity, monitoring kesehatan dan identifikasi bakteri dengan metode konvensional. Tujuan pelaksanaan Kerja Praktek Akhir (KPA) ini adalah Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang bagaimana cara pengendalian penyakit bakterial pada ikan lele. Metode yang digunakan yaitu metode survei dan magang. Sumber data yaitu Data Primer dan Data Sekunder, Teknik Pengumpulang Data meliputi observasi langsung dan wawancara. Teknik Pengolahan Data Editing dan tabulating data. Teknik Analisa data menggunakan data deskriptif. Lele Sangkuriang merupakan keturunan Lele Dumbo, hasil perbaikan genetik silang balik antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi ke 6. Pada tahun 2004, lele sangkuriang resmi dilepas sebagai varietas lele unggul berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.KP.26MEN/2004 tertanggal 21 juli 2004. Lebih jelasnya proses persilangan lele sangkuriang. Menurut Afrianto (2012), salah satu kendala bagi ikan air tawar khususnya pada ikan lele adalah adanya penyakit ikan yang dapat disebabkan oleh penyebab infektif (parasit, jamur, bakteri, virus) maupun non infektif (kualitas air, kandungan gizi, pakan, genetik dan lain-lain). Penyakit tersebut dapat dikendalikan melalui tindakan preventiv (pencegahan) maupun kuratif (pengobatan) dengan harapan didapatkan ikan yang sehat sehingga menunjang keberhasilan budidaya ikan. Motile Aeromonas Septicemia (MAS) atau penyakit bercak merah disebabkan oleh infeksi bakteri Aeromonas hydrophila. Adapun ciri-ciri ikan lele yang terserang penyakit aeromonas adalah seperti berkurangnya nafsu makan dan berenang memutar di permukaan air, terdapat bercak merah/ pendarahan pada bagian dada, perut, kepaladan pangkal sirip, sirip punggung, dada dan ekor rusak serta selaput lendir terlihat berkurang sehingga kulit menjadi kesat Dalam Direktorat Kesehatan Ikan Dan Lingkungan, (2002) dijelaskan bahwa Vaksinasi bermanfaat untuk memberikan bekal kekebalan spesifik (antibody) pada tubuh ikan. Vaksinasi pada induk lele dengan metode Penyuntikan dengan dosis 0,2 ml/kg menggunakan Vaksin Hydrovac, sedangkan untuk benih menggunakan metode perendaman dengan dosis 5ml/ 5 liter air dengan waktu 15-30 menit. Setelah proses vaksinasi perlu adanya proses pengambilan darah untuk menguji respon imun ikan. Yang pertama yaitu uji kadar hematokrit dengan hasil bahwa dengan adanya vaksin DNA yang diberikan akan meningkatkan kadar hematokrit yang lebih tinggi Hal ini sesuai dengan pendapat Santika, dkk, (2009), yang menyatakan bahwa peningkatan kadar hematokrit pada ikan yang divaksin cenderung mampu manstimulasi respon dalam bentuk peningkatan kadar hematokrit samapai kisaran tertentu. bahwa pemberian vaksin bersifat imunogenik sehingga berhasil meningkatkan respon pertahanan selular ikan berupa peningkatan sel leukosit. Hal ini sesuai dengan pendapat Tizard (1988) dalam Utami, dkk (2013), sifat imunogenik dari bahan vaksin pada dosis yang sesuai mampu memicu peningkatan total leukosit lebih tinggi pada ikan yang di vaksinasi sehingga terjadi peningkatan kekebalan tubuh ikan. pemberian vaksin DNA mampu meningkatkan indeks fagositosis sehingga mampu memproduksi antibodi yang lebih banyak. Semakin tinggi indeks fagositosisnya maka semakin imunogenik vaksin yang diberikan. Hal ini sependapat dengan Amrullah (2004) dalam Utami, dkk (2013) bahwa peningkatan kekebalan tubuh ikan dapat diketahui dari peningkatan aktivitas sel fagosit dari darah. Pemberian vitamin C dilakukan dengan cara pencampuran pada pakan dengan dosis 1 g/4-8 kg pakan. Cara pemberian adalah takar obat sesuai kebutuhan berdasarkan dosis yang dianjurkan campurkan obat dengan pakan kemudian campur dengan telur sebagai perekat aduk sampai merata dan kering anginkan. Pakan siap diberikan pada ikan. Untuk mencegah masuknya wabah penyakit ke dalam kolam terutama pada kolam pembesaran lele atau mencegah meluasnya wilayah yang terkena serangan penyakit dalam upaya mengurangi kerugian produksi akibat timbulnya wabah penyakit. Salah satu upaya pencegahan adalah melalui sanitasi peralatan. Dengan cara perendaman garam degan dosis 500 ppm. Pengobatan Ikan Lele Yang Terserang Penyakit Aeromonas Di BBPBAT Sukabumi Menggunakan Obat Herbal berupa Bawang Putih Yang dicampur Dengan Pakan dengan dosis 20-30 gr/kg pakan dan antibiotic dengan dosis 10mg/ kg pakan diberikan selama 5 hari. Kesimpulan dari praktek kerja akhir saya adalah Vaksinasi, Immunostimulant dan Penerapan Biosecurity merupakan usaha pencegahan penyakit,Vaksinasi dilakukan Pada Induk dan Benih Ikan Lele dengan cara Penyuntikan untuk Induk dengan dosis 0,2 ml/kg dan Perendaman Untuk Benih dengan dosis 0,5 ml/5 liter air dan Menggunakan Vaksin HydroVac Produksi Sempur, Bogor, Immunostimulant diberikan Pada Induk dengan Cara Oral yaitu Vitamin C yang di Campur dengan Pakan dengan Dosis 1g/4-8 kg pakan.Penerapan Biosecurity Pada Budidaya Lele di lakukan dengan Sanitasi Peralatan Kolam. Pengobatan Ikan Lele Yang Terserang Penyakit Aeromonas Di BBPBAT Sukabumi Menggunakan Obat Herbal Berupa Bawang Putih dan antibiotic Yang dicampur Dengan Pakan Adapun saran yang bisa disampaikan oleh penulis yaitu Vaksin HydroVac anti Aeromonas perlu lebih disosialisasikan pada pembudidaya khususnya ikan lele untuk pencegahan penyakit Aeromonas. |
Specific Detail Info | |
Image | |
Back To Previous |