PenerapaniInternal traceability pada Proses Pembekuan Ikan Kakap Merah bentuk Whole Gilled Gutted Scale di PT. Marindo Makmur Usaha Jaya Sidoarjo Jawa Timur +CD

Collection Location Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
Edition
Call Number
ISBN/ISSN
Author(s) Antoni Yusuf
Subject(s) KIPA
Local Content
Classification NONE
Series Title
GMD CD-ROM
Language Indonesia
Publisher Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
Publishing Year 2018
Publishing Place Sidoarjo
Collation
Abstract/Notes Keamanan pangan merupakan isu sangat penting dalam pemasaran produk perikanan di tingkat Internasional. Masalah yang sering dihadapi adalah penolakan oleh beberapa negara tujuan ekspor yang disebabkan oleh produk tidak dapat memenuhi standar mutu ekspor. Hal ini menjadi perhatian utama bagi perusahaan – perusahaan pengolahan ikan dan harus segera dibenahi baik secara internal oleh perusahaan itu sendiri maupun seluruh pihak terkait (stakeholder).
Merujuk terhadap keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor KEP. 01/MEN/2007, bahwa ketertelusuran hasil perikanan pada seluruh tahap produksi, pengolahan dan distribusi harus dikembangkan. Dalam hal tersebut juga dijelaskan bahwa pelaku usaha hasil perikanan harus mampu mengidentifikasi personil dan pelaku usaha yang mengirim pasokan ikan untuk tujuan pengolahan,
Maksud dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir (KPA) ini adalah untuk memahami Penerapan Internal Traceability pada Proses Pembekuan Ikan Kakap Merah bentuk Whole Gilled Gutted Scale di PT. Marindo Makmur Usaha Jaya Sidoarjo Jawa Timur.Adapun tujuan dari Kerja Praktek Akhir ini adalah memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam Penerapan Internal Traceability pada Proses Pembekuan Ikan Kakap Merah bentuk Whole Gilled Gutted Scale di PT. Marindo Makmur Usaha Jaya Sidoarjo Jawa Timur.
Ikan kakap adalah ikan laut dasar yang hidup secara berkelompok di dasar-dasar karang atau terumbu karang. Mempunyai ciri tubuh yang bulat pipih dengan sirip memanjang sepanjang punggung. Jenis ikan kakap yang banyak ditemui di Indonesia adalah jenis kakap merah (Lutjanus sanguineus) beberapa jenis yang lain yang juga banyak di temui adalah kakap kuning dan kakap hitam (Afkarina, 2013).
Proses pembekuan Ikan Kakap Merah bentuk Whole Gilled Gutted Scale (WGGS)Menurut Hadiwiyoto (1993) meliputi, penerimaan Bahan Baku, Sortasi, Penyisikan, Penyiangan, Pencucian, Penimbangan, Penyusunan dalam Long Pan, Pembekuan, Glassing, pengemasan, Penyimpanan.
Melalui Regulasi No. 178 tahun 2002, sejak 1 Januari 2005 UE mewajibkan semua pelaku usaha bidang pangan di setiap negara anggota untuk melakukan pencatatan. Sampai saat ini peraturan itu hanya diberlakukan bagi secara internal, dan tidak menjangkau negara di luar Uni Eropa. Meskipun demikian adanya satu otoritas kompeten yang diakui oleh UE, maka sejatinya setiap negara yang melakukan ekspor ke UE harus menerapkan sistem ketertelusuran di dalam negeri (Poernomo, 2007).
Kerja Praktek Akhir (KPA) ini telah dilaksanakan mulai tanggal 19 Maret 2018 sampai dengan tanggal 6 Juni 2018. Adapun tempat pelaksanaan KPA yaitudi PT. Marindo Makmur Usaha Jaya, Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur.
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Kerja Praktek Akhir ini adalah metode survei dan magang. Adapun Jenis dan Sumber Data yaitu Jenis Data, Data Kuantitatif dan Kualitatif dan Sumeber Data, Data Primer dan Sekunder dan Pengolahan data berupa Editing, Tabulating dan Analizing
PT. Marindo Makmur Usaha Jaya Beralamat Di Jl. Muncul Industri II Gedangan Sidoarjo Jawa Timur, berada pada kawasan industri Sidoarjo sebagai lokasi perusahaan dengan mempertimbangkan bahwa kawasan ini sudah dikenal oleh kalangan industri bagi masyarakat.Pada tanggal 1 juni 2001 terjadi peralihan manajemen dari PT. Mina Mas Utama ke PT. Marindo Makmur Usaha Jaya, tahun 2006 PT. Marindo Makmur Usaha Jaya berpindah kepemilikan dijual pada PT. Kelola Mina Laut.
Sistem ketelusuran pada bahan baku di PT. Marindo Makmur Usaha Jaya dengan mata rantai asal usul bahan baku, yaitu melakukan kerja sama dengan beberapa supplier Hal ini sebelumnya sudah dilakukan penelitian maupun survey ke lapangan oleh pihak perusahaan sebelum mengambil bahan baku dari supplier daerah tersebut adapun stiap supplier yang bekerjasama dengan perusahaan diberi kode supplier yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Ketelusuran bahan pembantu,Air yang digunakan untuk proses produksi di PT. Marindo Makmur Usaha Jaya, yaitu untuk mencuci bahan baku, membersihkan peralatan maupun ruang proses produksi. Air yang digunakan berasal dari air sumur I, II dan III , Air tandon yang berada di dalam lingkungan PT. Marindo Makmur Usaha Jaya yang sudah melalui proses treatment. Air tersebut sudah layak untuk digunakan dalam proses produksi dan telah diuji secara mikrobiologi di laboratorium PT. Marindo Makmur Usaha Jaya.
Es yang digunakan untuk proses produksi di PT. Marindo Makmur UsahaJaya adalah es yang dibuat sendiri dari air sumber yang berada di belakang pabrik. Es tersebut dibuat dengan mesin ice flake.
Bahan pengemas untuk prodak ikan kakap merah WGGS ada dua jenis yaitu dikemas dengan menggunakan polybag/plastik PE setelah ikan dikemas dengan plastik ikan dikemas kedalam MC (Master Carton) penyimpanan master carton berada didalam gudang non bahan baku dengan cara disusun rapi diatas palet plastik dan diberi keterangan untuk produk apa master carton tersebut
Ketertelusuran Penyimpanan dan Produk Akhir PT.Marindo Makmur UsahaJaya Menyediakan tempat tersendiri untuk menyimpan bahan baku maupun produk akhir, Penyimpanan yang dilakukan diperusahaan sangat baik dengan produk tertata rapi sesuai dengan size, jenis produk, dan waktu produksi.
Ketelusuran bahan saniter, Bahan saniter yang digunakan di PT Marindo Makmur Usaha jaya yaitu meliputi alkohol, klorin, sabun pembersih peralatan, dan sabun cuci tangan. PT Marindo Makmur Usahajaya telah menerapkan prosedur pelabelan dan penyimpanan dengan baik, setiap bahan kimia seperti alkohol, klorin dan sabun pembersih, pemberian label ini bertujuan untuk membedakan penggunaan bahan kimia setiap ruangan dan menjaga agar tidak terjadi tercampurnya bahan kimia satu dengan yang lainya.
Peralatan yang digunakan di PT Marindo Makmur Usahajaya adalah peralatan yang bersih dan aman akan adanya kontaminasi bakteri, merupakan peralatan yang kedap air, mudah dibersihkan dan berbahan stainless steel.Peralatan yang digunakan untuk proses produksi ikan reguler dan octopus perbedaanya berada pengelompokkan warna keranjang.
Ketelusuran karyawan, karyawan wajib melampirkan suratmedical check up, aplikasi tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat kesehatan dari dokter. Setiap hari juga dilakukan pengecekan terhadap kebersihan dan kesehatan karyawan oleh QC bagian sanitasi higiene.
Produk akhir yang dihasilkan dilakukan pembuatan dokumen packing list dan invoice yang berisi data produk yang diekspor dan dari hasil tally pada proses pengiriman (stuffing). Selain itu perusahaan juga dilengkapi dengan adanya Health Certificate (HC) yang menunjang kelancaran ekspor yang menjamin mutu dan keamanan produk.
Ketelusuran Proses Pembekuan Ikan Kakap Merah bentuk Whole Gilled Gutted Scale (WGGS), Proses penerimaan bahan baku Bahan baku yang datang baik segar maupun beku dilakukan pengecekan suhu dan organoleptik oleh QC setiap lot bahan baku yang meliputi (tekstur, warna, bau, dan lain-lain).
Penerapan internal traceability di PT. Marindo Makmur Usahajaya khususnya pada tahap penerimaan bahan baku yaitu dengan melakukan pengkodean terhadap bahan baku yang sudah dinyatakan diterima pada setiap l bahan baku datang. Kode yang diberikan terdiri dari,kode supplier, tanggal penerimaan , area penangkapan ,jenis ikan.
Penimbangan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui berat bahan baku yang diterima dari supplier.Penerapan internal traceability pada tahapan proses penimbangan yaitu dengan tetap menggunakan kode sebelumnya yaitu kode supplier yang berisi nama supplier , jenis ikan dan tanggal penerimaan dan juga form pengecekan suhu dan form penimbangan 1.
Proses pencucian 1 ini dilakukan bertujuan untuk membersihkan bahan baku dari kotoran atau benda asing yang menempel pada tubuh ikan.Penerapan internal traceability pada tahap pencucian I adalah dengan tetap menggunakan kode sebelumnya yaitu kode supplier yang berisi nama supplier , jenis ikan dan tanggal penerimaan dan juga form pengecekan suhu.
Sortasi Arahan Pada tahapan ini dilakukan untuk memperoleh ukuran dan kualitas ikan yang seragam sortasi bahan baku berdasarkan arahan proses produksi.Penerapan internal traceability pada tahapan proses sortasi arahan yaitu tetap menggunakan kode sebelumnya yaitu kode supplier yang berisi nama supplier , jenis ikan dan tanggal bahan baku diterima.
Penyisikan dilakukan bertujuan untuk menghilangkan sisik yang menempel pada tubuh ikan.penerapan internal traceability pada tahapan proses penyisikan yaitu tetap menggunakan kode sebelumnya yaitu kode supplier yang berisi nama supplier , jenis ikan dan tanggal bahan baku diterima dan form pengecekan suhu.
Penyiangan dilakukan bertujuan untuk mengambil isi perut dan insang yang ada pada ikan karena isi perut dan insang adalah sumber dari bakteri. Penerapan Internal traceability pada tahapan proses penyisikan yaitu tetap dengan proses sebelumnya yaitu menggunakan data traceability yang ditulis oleh tally yang berisikan tentang data kode supplier yang berisi nama supplier, jenis ikan dan tanggal bahan baku diterima.
Pencucian II ini dilakukan bertujuan untuk membersihkan sisa – sisa kotoran yang menempel pada tubuh ikan terutama bagian dalam perut dankepala.Penerapan internal traceability pada tahapan proses pencucian II yaitu tetap sama dengan proses sebelumnya yaitu menggunakan data traceability yang ditulis oleh tally yang berisikan tentang data kode supplier yang berisi nama supplier, jenis ikan dan tanggal bahan baku diterima dan form pengecekan suhudan form pencucian II.
CheckingPada tahapan ini dilakukan checking bertujuan untuk yaitu mengecek hasil produk yang telah diproses yang dilihat dari tingkat kebersihannya.Penerapan internal traceability pada tahapan proses checking yaitu tetap menggunakan kode sebelumnya yaitu kode supplier yang berisi nama supplier , jenis ikan dan tanggal bahan baku diterima.
Penimbangan II dilakukan bertujuan untuk mengetahui hasil berat akhir ikan yang telah diproses untuk mengetahui randemen akhir bahan baku dan untuk menyeragamkan berat produk.Penerapan internal traceability pada tahapan proses penimbangan II yaitu tetap sama seperti pada tahapan proses sebelumnya yaitu yaitu kode supplier yang berisi nama supplier , jenis ikan dan tanggal bahan baku diterima.
Pencucian III, Pada tahapan ini dilakukan proses pencucian III dengan tujuan untuk membersihkan sisa–sisa sisik dan kotoran yang masih menempel pada ikan.Penerapan internal traceability pada tahapan proses pencucian III yaitu tetap sama seperti pada tahapan proses sebelumnya yaitu dengan memberikan kode supplier yang berisi nama supplier , jenis ikan dan tanggal bahan baku diterima.
Penerapan internal traceability pada tahapan proses penyusunan dalam white pan yaitu dengan cara pemberian kode traceability setelah dilakukan proses checking, penimbangan II dan pencucian III maka akan diberikan kode yang ditulis pada selembar plastic kecil yang akan ditulis oleh petugas telly adapun kode tersebut akan digunakan sampai tahapan proses pembekuan, glazing, dan metal detecting.
Penerapan internal traceabillity pada tahapan proses pembekuan yaitu dengan memberikan kode supplier, kode mutu ikan, kode Julian date/kode tanggal produksi dan kode size ikan yang dimana semua kode tersebut ditulis oleh petugas tally pada selembar plastik berwarna terang dan ditulis menggunakan spidol.
Glazing adalah pencelupan ikan kedalam air es yang akan menimbulkan lapisan es tipis pada seluruh permukaan tubuh ikan. Penerapan internal traceability pada tahapan proses glazing yaitu tetap sama dengan pada tahapan penataan pada white pan yaitu dengan kode produksi yang berisikan tentang kode supplier, kode mutu ikan, kode Julian date/kode tanggal produksi dan kode size ikan.
Metal Detecting, Setelah melalui tahapan glazing maka langkah selanjutnya pengecekan metal fragment. Penerapan internal traceabillity pada tahapan proses metal detecting yaitu teatap sama dengan tahapan prses sebelumnya dengan memberikan kode supplier, kode mutu ikan, kode Julian date/kode tanggal produksi dan kode size ikan
Pengemasan dilakukan setelah produk dinyatakan lolos tes metall detecting. Penerapan internal traceability pada tahapan proses pengemasan yaitu dengan menuliskan kode traceability yang berupa kode jenis produk, size produk, berat produk dan kode produksi adapun kode produksi yang dicantumkan meliputi kode numeric area supplier, kode proses yang dilakukan, kode tanggal bulan produksi (Julian date) dan kode tahun proses produksi,
Penerapan Internal Traceability pada tahapan penyimpanan yaitu dengan menuliskan kode traceability yang berupa kode jenis produk, size produk, berat produk dan kode produksi adapun kode produksi yang dicantumkan meliputi kode numeric area supplier, kode proses yang dilakukan, kode tanggal bulan produksi (Julian date) dan kode tahun proses produksi yang dituliskan pada kertal label yang diempelkan pada MC kemasan
Stuffing merupakan proses pemasukan produk ke dalam kontainersebelum di ekspor. Tujuan dilakukannya proses ini adalah untuk memuat produk ke dalam kontainer dan menjaga mutu produk dengan mengecek dan memastikan kondisi produk yang akan diekspor dan mengecek kondisi container yang akan digunakan sebagai sarana transportasi.
Kesimpulan dan Saran, Kesimpulan penerapan sistem ketelusuran padaperusahaan masih menggunakan sitem paper based. Saran Perlu adanya perbaikan untuk sistem ketertelusuran dari manual dan dikonversikan secara digital berdasarkan perkembangan informasi dan teknologi terkini.
Specific Detail Info
Image
  Back To Previous