Teknik pembenihan ikan lele mutiara (Clarias gariepinus) secara alami di Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT) Mojokerto Desa Kedunggede Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto Provinsi Jawa Timur
Collection Location | Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo |
Edition | |
Call Number | |
ISBN/ISSN | |
Author(s) | Whin Icha Titi Mulyani |
Subject(s) | KIPA Local Content |
Classification | NONE |
Series Title | GMD | CD-ROM |
Language | Indonesia |
Publisher | Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo |
Publishing Year | 2018 |
Publishing Place | Sidoarjo |
Collation | |
Abstract/Notes | WHIN ICHA TITI MULYANI. 15.3.02.070. Teknik Pembenihan Ikan Lele Mutiara (Clarias gariepinus) Secara Alami di Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT) Mojokerto Desa Kedunggede Kecamatan Dlaggu Kabupaten Mojokerto Provinsi Jawa Timur Dibawah Bimbingan Bapak Dr. Muh. Hery Riyadi A., S.Pi, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Agus Widodo S.Pi, MT selaku Dosen Pembimbing II. Maksud dilaksanakan kegiatan Kerja Praktek Akhir ini adalah untuk Mengikuti kegiatan teknis dan proses produksi pembenihan lele mutiara (Clrarias gariepinus) di IBAT Mojokerto Tujuan dari dilaksanakan Kerja Praktek Akhir ini adalah: 1.) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis pembenihan ikan lele Mutiara secara alami di IBAT Mojokerto . 2.) Mendapatkan data dan informasi teknis serta ekonomi tentang pembenihan ikan lele mutiara. 3.) Melakukan analisis teknis produksi benih ikan lele mutiara di IBAT Mojokerto. 4.)Melakukan analisis pendapatan usaha. Kerja Praktek Akhir ini dilaksanakan di IBAT Mojokerto, Desa Kedunggede, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur. Tanggal 19 Maret 2018 sampai 6 Juni 2018. Pemeliharaan induk jantan dan betina dilakukan pada kolam yang terpisah dengan padat penebaran yaitu 7 - 8 induk/m2. Umur induk 1 tahun. Bobot rata-rata induk 1 kg. Jumlah induk 150 pasang. Pakan yang digunakan adalah jenis pakan buatan berbentuk pakan pellet terapung.. Dosis pakan yang diberikan perhari 1% dari biomassa dengan frekuensi pemberian yaitu 1 kali. Pengelolaan kualitas air yang dilakukan yaitu sirkulasi air, pergantian air, dan pengukuran kualitas air. Hasil pengukuran parameter kualitas air suhu 28,7 - 31 0C dan pH 7 – 7,7. Pada saat praktek tidak ditemukan penyakit, hanya terdapat induk yang terluka. Persiapan pemijahan dilakukan dengan cara pencucian bak pemijahan, pengeringan bak pemijahan, pemasangan kakaban, pengisian air 50 cm, seleksi induk matang gonad. Seleksi induk matang gonad pada induk jantan dilakukan dengan memperhatikan antara lain alat kelamin panjang berwarna kemerahan, organ tubuh lengkap dan tidak cacat. Seleksi induk betina dilakukan dengan memperhatikan antara lain lubang genithal berwarna kemerahan, perut buncit, perut terasa lembek, organ tubuh lengkap dan tidak cacat. Selanjutnya benebaran induk dengan perbandingan 1 jantan betina 1 : 2. Pemijahan terjadi pada malam hari sesuai sifat lele yaitu nokturnal. Pemijahan terjadi 14 – 15 jam setelah pemijhan. Tanda terjadinya pemijahan yaitu terdengarnya bunyi kecipak air. Pemijahan dilakukan pada bak beton berkapasitas 3,53 M3. Saat pemijahan air dimatikan. Suhu saat pemijahan 27,84 0C dan pH air sebesar 7,14. Sebelum dan sesudah pemijahan dilakukan penimbangan bobot induk ikan lele untuk mengetahui fekunditas. Terdapat 1 pasang indukan yang tidak memijah diakibatkan karena indukan belum terlalu matang gonad. Fekunditas rata-rata induk betina ikan lele sebesar 54.372 per ekor. Dari 20 induk yang dipijahkan menghasilkan telur 1.196.184 butir telur. Setelah pemijahan terjadi pembuahan sel telur dengan sperma. Telur yang terbuahi berwarna bening. Sedangkan telur yang tidak terbuahi berwaran putih susu dan berbau busuk. Apabila dilihat dari mikroskop telur yang tebuahi terdapat perkembangan embrio. Rata-rata FR sebesar 79,6%, jadi telur yang terbuahi sebanyak 952.163 butir. Penetasan telur dilakukan sekaligus pada bak pemijahan. Telur yang terbuahi akan menetas menjadi larva 18 - 24 jam setelah pembuahan. HR sebesar 82,6 % jadi telur yang menetas manjadi larva sebanyak 786.487 ekor. Pemeliharaan larva dilakukan pada bak pemijahan sampai larva berumur 21 hari. Suhu pemeliharaan larva 28,04 0C dan rata-rata pH air sebesar 7,37. Untuk menjaga kualitas air dilakukan penyiponan, pergantian air, dan sirkulasi air. Pemberian pakan mulai dilakukan saat larva berumur 3 hari berupa cacing sutra dengan dosisi adlibitum sampai benih berumur 14 hari, umur 15- 31 diberi pakan buatan. Grading dilakukan 3 kali. Grading pertama dilakukan saat benih berumur 21 hari kemudian masuk pada pendederan kedua. Setelah 14 hari dilakukan grading kembali dan masuk ke pendederan ketiga. 14 hari kemudian dilakukan grading ketiga dan benih bisa dipasarkan. Pendederan kedua dan ketiga dilakukan pada kolam semi beton berukuran 30,41 M3. Pakan yang diberikan sebanyak 1% dari biomass. Pakan yang diberikan berupa pakan buatan berukuran 0,7 – 1 mm. Dilakukan monitoring pertumbuhan setiap 1 mingggu sekali. Dengan mengkur panjang dan menimbang bobot benih ikan lele. Terdapat hama predator yaitu ular dan kepiting. Hama kompetitor berupa lumut dan keong mas, serta hama pengganggu berupa katak. Penyakit non patogenik berupa pertumbuhan benih abnormal. Penyakit patogenik berupa jamur Saprolegnia sp diatasi dengan penggaraman 200 ppm. Bakteri yang menyerang adalah Aeromonas hydrophila dan bakteri Pseudomonas hydrophila penanganan dengan penggaraman 200 ppm, pemberian inrofloxs pada pakan. Penyakit parasit berupa cicing pipih, penanganan dengan mengganti air sampai 90 % dari volume awal. Pemanenan dilakukan dengan mengurangi air media. Kemudian mengambil benih dengan seser kemudian diletakkan pada tempat penampungan untuk kemudian dihitung. Hasil panen sebanyak 445.650 ekor sehingga SR 56,67 % Penanganan pasca panen dilakukan dengan packing sistem terbuka dan tertutup. Packing sistem terbuka dilakukan dengan menggunakan bak fiber yang diletakkan pada mobil pick up. Kemudian ditutup dengan paranet. Packing sistem tertutup dilakukan dengan menggunakan plastik PE. Plastik diisi air 1/3 bagian kemudian oksigen 2/3 bagian. Packing diberi sedikit minyak jelantah untuk mengurangi busa. Dalam 1 tahun produksi sebanyak 8 siklus dengan jumlah biaya variabel Rp.53.416.000,00. Total investasi Rp.141.500.000,00. Biaya tetap Rp.130.344.167,00. Keuntungan sebesar Rp.190.425.833,00. R/C ratio sebesar 2,03 %. PP 8 bulan. Kesimpulan yang dapat diambil: 1) Kegiatan pembenihan ikan lele mutiara IBAT Mojokerto meliputi pemeliharaan induk, persiapan pemijahan, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva, grading, pendederan, panen, dan pasca panen. 2.) Fekunditas per induk sebanyak 54.372 butir telur per induk, Derajat pembuahan telur sebesar 79,6 %, Tingkat penetasan telur sebesar 82,6 %, ingkat kelangsungan hidup sebesar 56,67 %. 3.) R/C Ratio sebesar 2,03, PP sebesar 0,74 tahun atau 8 bulan, BEP pendapatan sebesar Rp.152.050.856,00 Jadi usaha pembenihan lele mutiara di IBAT Mojokerto layak untuk diusahakan. Saran yang diberikan yaitu: 1.) Sebaiknya peralatan yang digunakan untuk kegiatan budidaya dibedakan 1 peralatan digunakan hanya untuk 1 kolam saja sehingga mengurangi resiko kontaminasi silang. 2.)Sebaiknya waktu grading dibuat 10 hari atau 7 hari, sehingga kanibalisme dapat ditekan sehingga SR bisa tinggi dan ukuran benih lebih seragam. 3.) Sebaiknya pengukuran parameter kualitas air dilakukan lebih teratur, sehingga apabila parameter kualiatas air menurun bisa cepat terdeteksi sehingga bisa cepat mengambil tindakan. |
Specific Detail Info | |
Image | |
Back To Previous |