Teknik pembesaran udang vannamei (Litopeneus vannamei) secara intensif di PT Andulang Shrimp Farm Desa Andulang Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur
Collection Location | Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo |
Edition | |
Call Number | |
ISBN/ISSN | |
Author(s) | Tri Bagoes Wahyu Pamungkas |
Subject(s) | KIPA Local Content |
Classification | NONE |
Series Title | GMD | CD-ROM |
Language | Indonesia |
Publisher | Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo |
Publishing Year | 2018 |
Publishing Place | Sidoarjo |
Collation | |
Abstract/Notes | Pada tahun 2000, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya memberikan wewenang kepada sektor swasta untuk mengimpor induk udang vannamei dan benurnya, semenjak hal tersebut spesies ini telah banyak dibudidayakan di provinsi yang berpotensial besar di Indonesia. Kisah keberhasilan budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) telah mendorong banyak petani udang windu untuk mencoba membudidayakan spesies eksotis ini. Hal tersebut kemudian dikaitkan dengan peningkatan produksi udang, budidaya udang vannamei memberikan kontribusi sebesar 37,11 % terhadap produksi nasional pada tahun 1999 dan 41,2 % pada tahun 2003. (Stephen, 2005). Negara - negara tujuan ekspor udang Indonesia antara lain adalah Jepang, Amerika Serikat, Hongkong, Singapore, Taiwan, China, Korea Selatan, Thailand, Filipina dan Korea Utara. Secara global ekspor hasil perikanan Indonesia menduduki peringkat ke tujuh dan ke delapan. Hingga saat ini komoditas udang masih merupakan penyumbang terbesar devisa yang berasal dari komoditas perikanan. Data statistik menunjukkan bahwa komoditas udang memberikan kontribusi sebesar 60 % dari total nilai ekspor hasil perikanan. (DKP Sulawesi Tengah, 2009). Udang vannamei memiliki keunggulan yaitu pertumbuhan lebih cepat dan kelangsungan hidup tinggi. Dalam budidaya udang vannamei dengan penerapan pola budidaya intensif sangat menguntungkan karena dapat menggunakan padat tebar yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan produksi udang vannamei. Maksud dan tujuan dari Karya Ilmiah Praktek Akhir (KIPA) adalah Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknik pembesaran Udang Vannamei Litopenaeus vannamei) secara Intensif. Karya ilmiah Praktek Akhir ini telah dilaksanakan pada tanggal 19 Maret sampai dengan 6 Juni 2018 di PT. Andulang Shrimp Farm Kecamatan Gapura, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur. Letak geografis tambak udang vannamei PT. Andulang Shrimp Farm berada di Desa Andulang Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur, pada 7⁰00’30.67⁰S 113⁰59’41.15”T. Ketinggian tempat sekitar 2 m dari permukaan laut. Luas area tambak yaitu 11 ha yang terdiri dari 5,8 ha difungsikan sebagai petakan tambak dan sisanya 5,2 ha untuk fasilitas umum dan lahan bangunan. Konstruksi petakan terbuat dari tanah yang dilapisi plastik HDPE (High Density Polyethylene) untuk mengurangi resiko meresapnya air ke dalam tanah dan untuk memudahkan memanajemen air tambak. Petakan tambak berbentuk persegi. Ketinggian tambak yaitu 2 m dankemiringan pematang mencapai 30⁰ serta elevasi kemiringan dasar tambak yang mencapai 5⁰. Perbaikan dilakukan jika terdapat kerusakan pada petakan seperti kebocoran di dasar atau dinding petakan akibat plastik yang berlubang atau robek, kerusakan saluran air, anco, jembatan anco dan rakit. Untuk mengatasi kebocoran pada plastik dilakukan penembelan menggunakan pemanas dan potongan plastik HDPE sebagai bahan untuk menambal. Pembersihan petakan dilakukan setelah proses panen selesai. Proses pembersihan dapat meliputi pembersihan tritip yang menempel pada dinding, dasar, kincir maupun jembatan anco, hal ini perlu dilakukan karena tritip bisa menjadi carier (pembawa penyakit) Selain pembersihan tritip dilakukan juga pembersihan lumut yang menempel pada kincir. Pembersihan petakan dilakukan dengan menggunakan Trichlor sebanyak 5 kg yang dilarutkan dengan 50 liter air yang disiramkan secara merata pada petakan. Setelah pembersihan tambak selesai selanjutnya dilakukan proses pengeringan. Proses pengeringan dilakukan selama 10 – 15 hari dengan bantuan sinar matahari hingga pada petakan tidak terdapat genangan air. Pemasangan kincir dilakukan pada saat tambak belum terisi air. Setiap petakan dipasang kincir sebanyak 12 unit dengan daya 1 HP (single paddle whell) dengan luasan petakan rata - rata sebesar 1.600 m2 dengan cangkupan biomassa tiap kincir sebanyak 500 kg udang. Pengisian air tambak ini dilakukan dengan memompa air laut ke petakan tandon yang berjarak 700 meter dari laut dengan salinitas 27 - 35 ppt yang dialirkan melalui pipa berukuran 12 dim. Perlakuan yang dilakukan untuk menumbuhkan plankton pada air media dengan penebaran pupuk ZA, Pemberian pupuk ZA sebanyak 5 ppm pada pagi hari, selanjutnya dilakukan penebaran fermentasi untuk mendukung penumbuhan plankton. Benur yang ditebar berasal dari hatchery WAS (Windu Alam Sentosa) Rembang, jenis benur yang digunakan merupakan keturunan pertama (F1) yang dilengkapi dengan sertifikat SPF (Specific Pathogen Free) sehingga kualitas benur terjamin dan benur memasuki PL 9 dengan panjang benur 8 – 10 mm sehingga keseragaman benur dan tingkat pertumbuhan tinggi. Sebelum penebaran benur dilakukan perhitungan benur pada kantong benur yang baru datang, perhitungan dilakukan pada 2 sampel kantong benur, Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui padat tebar benur pada petakan. Padat tebar benur sebanyak 175 – 201 ekor/m2.Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui padat tebar benur pada petakan. Padat tebar benur sebanyak 175 – 201 ekor/m2. Sebelum ditebar benur dilakukan aklimatisasi terlebih karena suhu air kantong benur lebih rendah dibandingkan dengan suhu air petakan. Penentuan dosis pemberian pakan di PT. Andulang Shrimp Farm dilakukan dengan 2 jenis program pakan, yaitu blind feeding dan pakan dengan kontrol anco. Pada pengelolaan pakan blind feeding, dosis pemberian pakan udang vannamei untuk umur 1 – 20 ini menggunakan pakan buta 3 kg pakan untuk 100.000 ekor udang/hari dengan penambahan pakan berdasarkan umur udang seperti pada umur 1 - 10 hari penambahan pakan perhari 200 gr, umur 11 - 20 hari penambahan pakan perhari 400 gr. Pengelolaan pakan dengan kontrol anco adalah progam penambahan pakan dengan melihat nafsu makan berdasarkan prosentase sisa pakan pada anco, progam ini diterapkan pada umur udang mencapai 21 hari. Progam pakan ini adalah lanjutan dari progam pakan blind feeding sehingga jumlah pakan perhari pada awal progam kontrol anco ini adalah menambahkan dari jumlah pakan progam blind feeding. Frekuensi pemberian pakan dapat dilihat pada tabel berikut. Umur Frekuensi Waktu Pemberian 1 2 kali 10.00, 14.00 2 – 9 3 kali 06.00, 10.00, 14.00 10 – 19 4 kali 06.00, 10.00, 14.00, 18.00 20 - panen 5 kali 06.00, 10.00, 14.00, 18.00, 22.00 Kontrol anco diberikan saat DOC 10 untuk melatih udang memakan makan pada anco, pada awal pemberian anco waktu yang diberikan 2,5 jam, digunakan sebagai acuan untuk penambahan atau pengurangan dosis pakan perharinya, penambahan dosis pakan tergantung dari banyaknya sisa pakan pada anco. Pemberian pakan menggunakan rakit yang ditebar merata pada feeding area dan juga menggunakan autofeeder, dan penyimpanan pakan menggunakan pallet berukuran 3 x 10 x 15 cm serta tinggi tumpukkan pakan sebanyak 15 sak pakan. Penggunaan feed addictive menggunakan produk heroprotector dan heroshield yang diberikan pada DOC 20 dengna dosis 5% dari pemberian pakan secara bergantian dengan dilarutkan 1 liter air untuk 5 kg pakan. Pengelolaan kualitas air dengan cara penyiponan, dilakukan saat DOC 20 dilakukan pagi hari. Kemudian dilakukan rutin 3-4 hari sekali dan dilakukan pada pagi atau sore hari setelah pemberian pakan dengan selang spiral yang digunakan sebesar 3 inci dengna panjang 5 m. Pengisian air dilakukan pada DOC 20 pada saat awal dilakukannya penyiponan, dan pembuangan plankton mati menggunakan serok kelekap. Pengukuran kualitas air tambak, meliputi : kecerahan (15 – 100 cm), warna air berawal dari hijau (H), berubah menjadi hijau coklat (HC) dan kemudian menjadi coklat hijau (CH), pH (7,3 – 8,6), DO (3,71 – 4,87 ppm), suhu (27,6 – 31,7 0C), salinitas (27 – 35 ppt), alkalinitas (30 – 181 ppm), TOM (09,50 – 79,07 ppm), ammonium (NH4) (1 – 7 ppm), nitrit (NO2) (0,05 – 8 ppm), phospat (PO4) (0,25 – 24 ppm),. Hama yang sering menyerang adalah ular dan biawak, pencegahan hama tersebut dangan cara meangkapnya dan memasang waring pada sekitar petakan. Penyakit yang menyerang berupa WFD (White Feces Disease) yang menjangkit pada DOC 53 untuk petak E4 dan pada petak E8 DOC 58, penanganannya dengan pemotongan pakan serta penebaran kapur. Proses pemanenan dilakukan dengan panen parsial dan panen total, hasil panen parsial dan panen total dapat dilihat pada tabel dibawah. No Petak DOC Parsial DOC Total Jumlah (kg) Size (ekor/kg) Jumlah (kg) Size (ekor/kg) 1 E4 58 652,95 76,20 75 3.482,76 49,80 2 E8 57 1.191,66 64,10 75 3.409,00 48,50 Jumlah - 2.177,14 - - 6.891,76 - Rata-Rata - 1088,57 - - 3.445,88 - Kesimpulan dari Pembesaran udang vannamei pada PT. Andulang Shrimp Farm dikatkan baik dengan hasil panen petak E4 sebanyak 4.468,24 kg, size 49,80 pada DOC 75, FCR 1,08, SR 75,77%, populasi panen 173.444,22 dan total pakan 4462 kg. Petak E8 sebanyak 4.600,66 kg, size 48,50 pada DOC 75, FCR 1,09, SR 68,85%, populasi panen 165.485,44 dan total pakan 4603 kg. Saran yang diberikan, penanganan limbah yang lebih optimal agar tidak mencemari air laut yang digunakan pula untuk keberlangsungan budidaya udang pada PT. Andulang Shrimp Farm. |
Specific Detail Info | |
Image | |
Back To Previous |