Teknik pemeliharaan larva udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di PT Matahari Cipta Sentosa (MCS) Unit Hatchery Paiton Desa Banyuglugur Kecamatan Banyuglugur Kabupaten Situbondo Provinsi Jawa Timur

Collection Location Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
Edition
Call Number
ISBN/ISSN
Author(s) Shintia Indah Apsariningsih
Subject(s) KIPA
Local Content
Classification NONE
Series Title
GMD CD-ROM
Language Indonesia
Publisher Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
Publishing Year 2018
Publishing Place Sidoarjo
Collation
Abstract/Notes SHINTIA INDAH APS. 15.3.02.067. Teknik Pemeliharaan Larva Udang Vannamei di PT. Matahari Cipta Sentosa (MCS) Unit Hatchery Paiton Desa Banyuglugur Kecamatan Banyuglugur Kabupaten Situbondo Provinsi Jawa Timur. Dibawah Bimbingan Bapak Mohsan Abrori, S.Pi, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Ir. Teguh Harijono, MP selaku Dosen Pembimbing II.

Tujuan dari pelakasanaan Kerja Praktek Akhir (KPA) ini yaitu : 1) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang teknik pemeliharaan larva udang vannamei mengenai teknik dan metode yang digunakan pada kegiatan pemeliharaan larva udang vannamei di PT. Matahari Cipta Sentosa (MCS) Unit Hatchery Paiton, 2) Mengetahui jumlah produksi dan mutu benur udang vannamei yang dihasilkan setiap siklus produksi.
Kerja Praktek Akhir ini dilaksanakan di PT. MCS Unit Hatchery Paiton Desa Banyuglugur Kecamatan Banyuglugur Kabupaten Situbondo Provinsi Jawa Timur tanggal 19 Maret – 6 Juni 2018.
Kegiatan pemeliharaan larva udang vannamei dimulai dari persiapan bak pemeliharaan larva meliputi pencucian bak tahap 1, sterilisasi, fumigasi dan pencucian bak tahap 2. Pencucian bak tahap I menggunakan scouring pad yang telah larutan detergen 50000 ppm dan larutan kaporit 25000 ppm kemudian dibilas dengan air tawar lalu dikeringkan selama 5-7 hari. Sterilisasi instalasi pipa air laut, instalasi pipa algae, peralatan produksi dengan menggunakan larutan formalin 5000 ppm. Thermometer, beackerglass, T dan timah aerasi direndam kedalam larutan HCL dengan pH 100 ppm, nitrit ≤ 1 ppm, nitrat ≥ 0,1 ppm dan ammonium 0 – 2,3. Pergantian air mulai stadia Z1-Z2 sampai PL10 dengan cara flowtrough dan sirkulasi. Aplikasi probiotik dimulai stadia naupi sampai PL10. Jenis probiotik yang diberikan berupa Kalvolac, Epicin D, Progene, Pro Z, Bacillus, Lactobacillus dan Biosolution.
Monitoring kondisi dan pertumbuhan larva dilakukan secara makroskopis dan mikroskopis. Pengamatan makroskopis dengan melihat secara langsung melalui beackerglass stadia larva, isi usus, keseragaman ukuran, bakteri vibrio harveyi dan pengukuran panjang larva. Pengamatan mikroskopis dilakukan untuk melihat kondisi larva dinilai berdasarkan morfologi, isi usus, lipid doplet, Bolitas HP dan GI, Epibion, Necrosis, pigmentasi, dan GMR.
Selama melaksanakan Kerja Praktek Akhir (KPA) di PT. MCS Paiton tidak ditemukan larva udang vannamei terserang penyakit. Pengendalian penyakit yang dilakukan dalam pemeliharaan larva udang vannamei menggunakan prinsip tindakan pencegahan dan penerapan sistem biosecurity
Panen dilakukan pada stadia PL 10 dengan ukuran benur 8,52 mm. Benih yang dipanen, selanjutnya dikemas dengan kantong plastik. Pengemasan benih udang di PT. MCS Paiton menggunakan kantong plastik Polyethylene. Setiap kantong plastik kemudian diisi air dengan suhu 20 0C ddan diberi oksigen dengan perbandingan 2 : 1 serta diberi karbon aktif sebanyak 20 gram/kantong. (SR) pada setiap bak pemeliharaan larva berkisar 48,66 – 78,50 % sehingga dihasilkan rata-rata sintasan (SR) dari 23 bak adalah 56,66 %. Harga benur per ekor adalah Rp. 43,00.
Kesimpulan yang diambil dari kegiatan pemeliharaan udang vannamei di PT MCS Paiton adalah : 1) Secara teknis pemeliharaan udang vannamei dapat dikatakan baik, hal ini ditandai dengan pengelolaan pakan yang baik, pengelolaan kualitas air yang baik, dan tidak ada penyakit yang menyerang larva, 2) produksi benur yang dihasilkan dalam satu siklus produksi sebanyak 35.183.370 ekor benur dari total penebaran sebanyak 55.000.000 ekor naupli pada 23 bak pemeliharaan sehingga diperoleh SR yaitu 56,66 %. Benur yang dihasilkan PT. MCS Paiton bermutu baik, ditandai dengan ketahanan terhadap uji stress test suhu 95 %, uji stress air tawar 95 %, uji stress formalin 97 %, uji PCR negative 0%.
Saran yang diberikan yaitu padat tebar naupli sebaiknya tidak lebih dari 125 ekor/liter dan disesuaikan dengan standar tebar di PT.MCS Paiton yaitu 100 – 125 ekor/liter untuk mencegah timbulnya necrosis dan sifat kanibalisme pada bak pemeliharaan yang mungkin terjadi dan setiap pemberian pakan buatan sebaiknya dilakukan penyaringan menggunakan ukuran saringan sesuai dengan besarnya ukuran pakan atau sesuai dengan stadia larva.
Specific Detail Info
Image
  Back To Previous