Teknik pembesaran udang vannamei (litopenacus vannamei) di tambak intensif Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo.Banjar Kemuning Sedati Sidoarjo Jawa Timur

Collection Location Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
Edition
Call Number
ISBN/ISSN
Author(s) Muhammad Zainul Hasan
Subject(s) KIPA
Local Content
Classification NONE
Series Title
GMD CD-ROM
Language Indonesia
Publisher Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
Publishing Year 2018
Publishing Place Sidoarjo
Collation
Abstract/Notes Pada Tahun 2017, produksi udang vannamei di Indonesia tidak optimal karena produksi yang menurun. Kompas 2018 mencatat, produksi udang vannamei tahun 2017 hanya mencapai 300.000 ton, padahal pada tahun 2016 produksi udang mencapai 315.00 ton. Berdasarkan KKP (2018), volume ekspor pada 2017 sebesar 147.574 ton. Sedangkan produksi ekspor tahun 2016 sebesar 167.152 ton. Menurunnya tingkat produksi disebabkan karena penyakit dan kemunculan tambak-tambak baru yang masih menggunakan teknologi sederhana sehingga belum bias mendorong produksi udang vannamei nasional (Gunarto,2012).
Maksud dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir ini adalah Mengetahui sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam kegiatan pembesaran udang vannamei (Litopenaeus vannamei) teknologi intensif, cara pembesarannya yang tepat dengan sistem intensif, serta hal lain yang berkaitan erat dengan kegiatan pembesaran udang vannamei (Litopenaeus vannamei). Tujuan dari Kerja Praktek Akhir adalah Mengetahui cara pembesaran dan mengetahui hasil dari pembesaran udang vannameudang vannamei (Litopenaeus vannamei) secara intensif yang dilakukan di tambak Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo.
Kerja Praktek Akhir telah dilaksanakan di Tambak Milik Polteknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo Desa Banjarkemung Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur mulai tanggal 19 Maret sampai dengan tanggal 6 Juni 2018.
Metode yang digunakan pada kegiatan Kerja Praktek Akhir ini adalah metode survei dan magang Menurut Yusuf (2009), metode survei yaitu tindakan mengukur atau memperkirakan. Selain itu survei lebih berarti suatu cara melakukan pengamatan dimana mengenai jawaban – jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan kepada responden baik secara lisan maupun tertulis. Sedangkan untuk memperoleh keterampilan di lapangan digunakan sistem magang. Sistem magang adalah suatu metode belajar dalam bentuk praktek secara langsung yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman kerja (Subagyo, 1991)
Persiapan tambak meliputi pengeringan tambak selama 14 hari dan pengapuran membutuhkan kapur 200 kg untuk tambak sluasan 1600 m2 yang bertujuan untuk menghilangkan senyawa beracun dan membasmi hama dan penyakit..
pengisian air di tambak dialirkan langsung ke petakandari sumur bor, diisi air dengan ketinggian 90 cm. Kemudian dilakukan pemberian nuvaq dengan dosisi 2 ppm. Setelah satu hari diberi cupri sulfat dengan dosis 2 ppm untuk mencegah tumbuhnya lumut dan tripsipan pada tamba. Sehari kemudian diberi kaporit 20 ppm bertujuan untuk sterilisasi air pada petakan dari bakteri, virus, dan kuman. Kemudian didiamkan selam 1 minggu agar plankton tumbuh dan kincir hidupkan setiap hari 4 jam. Setelah 1 minggu kurang lebih kecerahan 50-60 dan benur siap ditebar.
Penebaran benur dilakukan jam 02.00 pagi. Sebelum benur di tebar lakukan aklimitisasi suhu dan aklimatisasi salinitas terlebih dahulu, dengan kepadatan benur udang di dalam tambak sebanyak 103 ekor/m2.

Pakan yang di berikan di tambak bapak Banjarkemuning adalah pakan buatan, pakan buatan yang diberikan adalah pakan dari PT. Central Proteina Prima dengan ukuran crumble jenis 681 V,682 V serta ukuran pellet 683 PV, 683 SP,684 SV dan 684V. Pemberian pakan diberikan 3 kali seharidan 4 kali sehari setelah blind feeding.
Pemberian pakan ini berpedoman pada blind feeding yaitu penetapan dosis dengan perkiraan hingga udang berumur 30 hari penmabahn 10 hari pertam 0,3 kg. 10 hari kedua 0,6 kg dan 10 hari ketiga 0,9 kg. Sedangkan cek anco bertujan untuk memantau dan memperkirakan kebutuhan pakan secara peningkatan atau penurunan nafsu makan pada udang yang bertujuan untuk penambahan atau pengurangan pemberian jumlah pakan
Campuran pakan diberikan setiap pemberian pakan setiap pembeian pakan jam 11.00. Campuran pakan sebagai berikut : Vitamin C 3 gr/kg, Omega Protein 5 ml/kg dan bi Klin 5 ml/kg pakan.
Monitoring Kualitas air dilakukan sekali setiap 2x sehari dengan melakukan pengecekan terhadap beberapa parameter kualitas air sebagai berikut : pH, Salinitas, Suhu, dan kecerahan. Pengelolaan kualitas air selama praktek yang diikuti parameter kualitas air rata-rata suhu 29,5oC pada pagi hari dan 31,6 oC pada sore hari, salinitas 9 - 10 ppt, pH rata-rata pagi 8 dan rata-rata pH sore 8,4, kecerahan rata-rata pagi 26 cm dan sore rata-rata 28 cm, NH3 rata-rata 0,6 ppm, NO2 rata-rata 0,82 mg/l, NO3 rata-rata 27,9 mg/l. sedangkan untuk menjaga kualitas air agar media budidaya untuk udang tetap seimbang dan tidak terkena penyakit dilakukan pemberian Fermentsi 2ppm, Super Ps 0,25 ppm dan Super NB 0,25 ppm.
Hama yang menyerang pada tambak udang berupa ular dan kepiting. Pencegahan yang dilkukan pada persiapan menggukan kapur dan nuvaq. Tetapi pengendaliannya waktu budidaya tidak dilakukan.
Panen yang dilakukan di tambak Banjarkemuning yaitu panen parsial pada umur 63 dengan size 94 dan tonase 550 kg, umur 83 dengan size 62 dan tonase 750 serta panen total dengan umur udang 95 hari dengan size 51 dengan tonase 1050 dan total hasil panen 3,090 ton. Udang vannamei yang sudah dipanen dibeli langsung oleh pengepul yang datang langsung ke tambak.
Kesimpulan yang di dapat pada Kerja Praktek Akhir untuk pembesaran udang vannamei secara intensif di Tambak milik Banjarkemuning cukup baik. Dengan indikator sebagai berikut. Produksi yang dihasilkan selama satu siklus pemeliharaan udang yaitu 3090 kg dengan tingkat kehidupan 92 %.FCR yang di dapat cukup baik yaitu 1,31.Size udang yang dipanen yaitu size 94 pada umur 63, size 62 pada umur 83 dan size 51 pada umur 95 dalam 1 kilogram pakan. Kualitas Udang cukup bagus. Udang di panen pada umur 95 hari karena terjadi kekurangan oksigen yang menyebabkan udang naik ke permukaan, dikarenakan salah satu kincir dimatikan
Adapun saran yang dapat di sampaikan adalah Penerapan biosecurity lebih ditekankan dan menjaga konsistensi dalam pelaksanaannya., Perlu ada perlakuan terhadap kualitas air terutama amonia agar tidak terjadi sesutu yang tidak diinginkan dan Kebersihan tempat-tempat budidaya yang kurang diperhatikan dan kurangnya pengendalian hama.
Specific Detail Info
Image
  Back To Previous