Teknik pembesaran udang vannamei (Litopenaeus vannamei) secara intensif di PT Koyo Segoro Endah Unit Sumber Lancar 2 Desa Kebo Ireng Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung Provinsi Jawa Timur

Collection Location Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
Edition
Call Number
ISBN/ISSN
Author(s) Liko Adi Nurcahyo
Subject(s) KIPA
Local Content
Classification NONE
Series Title
GMD CD-ROM
Language Indonesia
Publisher Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
Publishing Year 2018
Publishing Place Sidoarjo
Collation
Abstract/Notes LIKO ADI NURCAHYO. NIT. 13.3.02.4054 Teknik Pembesaran Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di PT. Koyo Segoro Endah Unit Sumber Lancar 2 Desa Kebo Ireng Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung Provinsi Jawa Timur. Di bawah bimbingan Bapak Mohsan Abrori,S.Pi,M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Ir. Moh. Zainal Arifin,MP selaku pembimbing II.
Udang vannamei merupakan salah satu komoditas budidaya perairan payau yang semakin digemari dan permintaan pasar terus meningkat. Keunggulan udang vannamei dibandingkan dengan udang windu adalah lebih tahan terhadap penyakit, padat tebar tinggi, memiliki kisaran suhu dan salinitas yang luas. (Murdjani, 2007).
Tujuan Kerja Praktek Akhir ini adalah Untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan tentang sistem budidaya secara intensif mulai dari persiapan lahan, pengeringan, perbaikan konstruksi tambak, pengapuran, pemupukan, pemasangan kincir air, pengisian air, penebaran benur, pengelolaan pakan, pengelolaan kualitas air, monitoring pertumbuhan, pengendalian hama dan penyakit, dan panen.
Kerja Praktek Akhir dilaksanakan mulai tanggal 19 Maret sampai dengan 6 Juni 2018 bertempat di Unit Sumber Lancar 2 Desa Kebo Ireng Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung Propinsi Jawa Timur. Metode KPA : Survey, Magang. Sumber Data : Data Primer, Data Sekunder. Teknik Pengumpulan Data :Observasi, Wawancara, Magang. Teknik Pengolahan Data : Editing, Tabulating.
Secara geografis Unit Sumber Lancar terletak di Desa Kebo Ireng, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur. Unit Sumber Lancar dibangun di atas lahan seluas ±5 ha. 4 ha kawasan digunakan untuk 15 petakan tambak, 2 petak tandon, serta petak kolam pengendapan. 0,25 ha lahan untuk didirikan bangunan kantor, mess karyawan, gudang pakan, rumah pompa, dan rumah genset. Serta 0,75 ha areal untuk jalan dan belum dimanfaatkan..
Persiapan Petakan meliputi : Pengeringan dan pembersihan petakan, Perbaikan kontruksi tambak, persiapan sarana tambak, pemasangan kincir, treatmen air, pengisian dan sterilisasi air, penumbuhan plankton. Pengisian air tambak ini dilakukan dengan memompa air laut dan langsung dimasukkan ke dalam petak tandon, didalam petak tandon dilakukan filtrasi secara alami yang bertujuan untuk mengambil sifat alami air laut. Setelah dari tandon air dipompa kedalam petak treatment. Air dalam tandon di treatment dengan kaporit 10 - 30 ppm.
Pengisian dan sterilisasi air petakan yaitu dengan petakan diisi air sebanyak 50 cm dan dikaporit 100 ppm, kemudian air dinaikkan 100 cm dan diberi nuvac 1 ppm, keesokan harinya diberi cupri 2 ppm, tahap terakhir diberi kaporit 20 ppm, proses ini dibantu dengan kincir untuk proses pengadukan.
Setelah proses sterilisasi dan residu dari bahan-bahan untuk sterilisasi hilang, maka dilakukan proses penumbuhan plankton. Penumbuhan plankton dilakukan dengan menggunakan fermentasi Super NB dengan dosis 25ppm. Penebaran benur, kegiatan penebaran di Unit Sumber Lancar dilakukan dengan cara pengamatan dan penghitungan benur, aklimatisasi suhu dan salinitas. Cara aklimatisasi suhu dilakukan dengan cara menyiram – nyiram kantong benur dengan air petakan selama 15 – 20 menit, dengan kepadatan rata – rata 135 – 160 ekor/m2.
Dalam budidaya udang, pakan merupakan faktor penting karena pada budidaya dengan penerapan padat tebar tinggi (intensif) pakan menyedot pengeluaran total biaya produksi yang cukup besar sehingga diperlukannya adanya pengelolaan pakan. Dosis pakan yang diterapkan yaitu menggunakan blind feeding program pada saat umur 1 – 30 hari dan pada DOC > 30 menggunakan penetapan menggunakan feeding rate dan kontrol anco, cara pemberian pakan yaitu ditebar secara merata keseluruh bagian tepi tambak atau feeding area dengan frekuensi pemberian 2 kali sehari pertama selanjutnya 4 kali sampai habis blind feeding dan 5 kali untuk seterusnya hingga panen mengunakan aplikasi autofeeder.
Pengelolaan kualitas air yang dilakukan meliputi : monitoring kualitas air dan pengendalian kualitas air. Pengelolan kualitas air tersebut dilakukan bertujuan untuk menjaga kondisi perairan petakan budidaya agar menyerupai habitat alami udang sehingga udang dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan jumlah produksi udang yang banyak. Untuk monitoring kualitas air dilakukan pengukuran harian dan mingguan, pagi dan siang hari, sedangkan untuk pengendaliannya menggunakan aplikasi probiotik, kaptan dan pergantian air.
Monitoring pertumbuhan dilaksanakan secara rutin selama kegiatan budidaya udang vannamei berlangsung. Monitoring dilakukan bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan udang yang normal dalam persatuan waktu, menetukan jenis dan dosis pakan yang diberikan, memperkirakan SR atau biomassa, serta menentukan waktu panen yang tepat. Monitoring pertumbuhan dilakukan sampling.
Pencegahan serta pengendalian dari serangan hama dan penyakit. Untuk pencegahan hama dan penyakit yaitu mulai persiapan tambak dengan dilakukan pengeringan terlebih dahulu dan sebelum pengisian air kedalam petakan dilakukan yaitu harus dipersiapkan penyaringan air terlebih dahulu, supaya hama trisipan tidak masuk kedalam petakan tambak, dan untuk lingkungan tambak harus bersih dari kotoran – kotoran yg ada dan disetiap keliling petakan dipasang tembok pembatas.
Pemanenan yang dilakukan pada Unit Sumber Lancar dilakukan dengan menggunakan sistem panen parsial dan panen total. Panen parsial dilakukan dengan menangkap udang menggunakan jala, panen parsial tersebut dilakukan saat udang berada pada Panen parsial dilakukan sebanyak 4 kali pada umur 55 size 125 dengan biomassa 603 kg, pada umur 75 size 80 dengan biomassa 1.790 kg dan pada umur 90 size 53 dengan biomassa 1.400 kg. Sedangkan untuk panen total dilakukan pada umur 120 size 33,5 dengan biomassa 2.999.5 kg, sedangkan biomassa panen 6.792,5. Dengan perhitungan SR mencapai 94 % dan FCR 1,31. Pemanenan total ini dilakukan dengan membuka pintu outlet tambak sehingga air dapat mengalir ke luar menuju saluran outlet tambak. Setelah pintu outlet dibuka, udang digiring menggunakan waring menuju ke pintu outlet. Penangkapan dilakukan dengan memasang jaring kantong pada pintu out let sehingga udang yang keluar akan tertampung pada jaring selanjutnya udang yang telah terperangkap akan diangkat dan dibawa ke tempat sortir udang.
Kesimpulan
1. Dalam budidaya udang vannamei di PT.KSE Unit Sumber Lancar 2 sudah Baik ditandai dengan :
a. Unit tambak PT. Koyo Segoro Endah Unit Sumber Lancar 2 dapat digolongkan dalam usaha skala besar. Hal ini dapat dilihat dari jumlah produksi udang vannamei rata – rata 97,9 ton per siklus dari 15 petak tambak budidaya udang vannamei.
b. Kontruksi tambak yang dipakai adalah semi beton, full beton dan plastik HDPE.
c. Pengisian air diperlakukan secara bertahap, pertama diisi ketingian 50 cm dengan diberikan kaporit 100 ppm setelah itu diisi air dengan ketingiaan 100 cm diberikan nuvac. Setelah itu air diperlakukan dengan ditebar fermentasi, kaptan, dan probiotik tergantung dengan kondisi air saat budidaya.
d. Teknologi pembesaran udang vannamei adalah intensif dengan padat tebar antara 135 – 160 ekor/m2 dan benur ditebar berumur PL 10 atau lebih.
e. Pengelolaan pakan mengunakan sistem blind feeding progam dan feeding rate. Untuk blind feeding progam pada DOC 1 – 30. Progam pakan pasca blind feeding progam hingga panen mengunakan acuen feeding rate dengan melihan kondisi ligkungan tambak dan pemberian pakan mengunakan Automatic Feeder pasca progam blind feeding hingga panen total.
f. Pertumbuhan rata – rata udang vannamei ± 0.28 gr dan pada umur 123 hari telah mencapai size 33,5 dengan nilai FCR yang diperoleh sudah optimal yaitu 1,31.
g. Pengelolaan kualitas air sudah cukup baik dengan ditandai dengan parameter kualitas air yang dapat ditolerir dengan baik oleh komunditas udang yaitu : Suhu berkisaran antara 25oC - 29oC pada pagi hari, 28oC – 31oC pada siang hari, dan 27oC - 31oC pada malam hari. Salinitas kisaran 30 - 39 ppt. Disolved Oxygen (DO) kisaran antara 3,6 – 4,8. Potential of Hidrogen (pH) kisaran 7,7 – 8,3 pada pagi hari dan 8,1 – 9,4 pada siang hari. Kecerahan antara 30 – 45 cm dengan range rata – rata pagi dan siang adalah 5 - 10 cm.
h. Pengendalian hama dan penyakit cukup baik ditandai dengan adanya CPD (Crab Protection Device). Selain itu juga saat persiapan tambak petakan dibersihkan agar tidak ada hama yang masih tertinggan saat budidaya siklus sebelumnya.
2. Sarana dan prasarana di PT. KSE Unit Sumber Lancar 2 cukup lengkap untuk budidaya udang vannamei mulai dari alat – alat persiapan tambak, sarana dan bahan – bahan proses budidaya hingga proses kegiatan panen semua sarana sudah cukup lengkap.
3. Panen dilakukan panen parsial dan panen total. Panen parsial dilakukan sebanyak 4 kali pada umur 52 size 125 dengan biomassa 603 kg, pada umur 75 size 80 dengan biomassa 1.790 kg dan pada umur 90 size 53 dengan biomassa 1.400 kg. Sedangkan untuk panen total dilakukan pada umur 120 size 33,5 dengan biomassa 2.999.5 kg, sedangkan biomassa panen 6.792,5 kg. Dengan perhitungan SR mencapai 94 %.
Saran
Sebaiknya penerapan biosecurity lebih ditingkatkan lagi dengan memasang Bird Scaring Device (BSD) karena di lokasi budidaya masih sering ditemukan burung pemangsa yang berkeliaran diatas petakan budidaya udang vannamei yang dibudidayakan
Specific Detail Info
Image
  Back To Previous