Teknik pembenihan ikan gurame (Osprhonemus gouramy) di Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT) Pandaan Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur

Collection Location Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
Edition
Call Number
ISBN/ISSN
Author(s) Khusniatus Sajiyah
Subject(s) KIPA
Local Content
Classification NONE
Series Title
GMD CD-ROM
Language Indonesia
Publisher Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
Publishing Year 2018
Publishing Place Sidoarjo
Collation
Abstract/Notes KHUSNIATUS SAJIYAH NIT 15.3.02.053. Teknik Pembenihan Ikan Gurami (Ospheronmus gouramy) di Instalasi Budidaya Air Tawar Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa timur. Di Bawah Bimbingan Bapak DR. M. Hery Riyadi Alaudin, S.Pi, M.Si Selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Nasuki, S.Pi, MP selaku Dosen pembimbing II.

Ikan gurami merupakan salah satu komoditi perikanan air tawar yang banyak diminati oleh masyarakat. Selain itu juga tuntutan produksinya semakin meningkat. Namun demikian, jumlah pembudidaya ikan gurami masih sedikit karena masa pemeliharaannya relative lebih lama (Tim Karya Tani Mandiri, 2009). Adapun persoalan lain yaitu terbatasnya kemampuan sumber daya manusianya dalam penguasaan bidang budidaya ikan gurami. Tingginya tingkat kematian pada tahap pembenihan. Sehingga proses pembenihan sangat mempengaruhi suatu keberhasilan awal proses budidaya ikan gurami termasuk pada hasil produksinya yang menentukan kelayakan usahanya.
Instalasi Budidaya Air Tawar Pandaan merupakan sebuah lembaga yang bergerak di bidang perikanan air tawar. Instalasi ini melaksanakan pelayanan yang profesional dan bertanggungjawab untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat perikanan budidaya serta menigkatkan taraf hidup dengan peningkatan pelayanan yang berhasil tepat guna, tepat sasaran melalui penghasil benih bermutu dan induk unggul, dapat meningkatkan kualitas dan proses pelayanan perbenihan, serta dapat mengembangkan profesionalisme sumber daya manusia dalam pelayanan perbenihan dan penyediaan teknologi perbenihan dan budidaya yang bertanggungjawab dan ramah lingkungan. Salah satu yang menjadi komoditasnya adalah benih ikan gurame.
Maksud dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir ini adalah untuk mengikuti kegiatan teknis pembenihan ikan gurami (Osphronemus gouramy) di IBAT Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur meliputi persiapan lahan, pemeliharaan hingga panen.
Tujuan dari Praktek Akhir (KPA) ini adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknik pembenihan ikan gurami (Osphronemus gouramy).
2. Mendapatkan data dan informasi teknis serta ekonomi pembenihan ikan gurami (Oshpronemus gourami).
3. Melakukan analisis teknik pembenihan ikan gurami (Oshronemus gourami).
4. Melakukan analisis pendapatan untuk pembenihan ikan gurami (Osphronemus gourami).
Kerja Praktek Akhir (KPA) ini akan dilaksanakan di Instalasi Budidaya Air Tawar Pandaan (IBAT Pandaan) Jalan Raya Jogosari, Desa Jogonalan, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur, 19 Maret sampai 6 Juni 2018.
Metode yang digunakan dalam Kerja Praktek Akhir (KPA) ini adalah metode survei dengan pola magang.
Sumber data dari Karya Ilmiah Praktek Akhir terdiri dari sumber data primer dan sekunder.
Teknik pengumpulan data yang yang dipakai meliputi observasi dan wawacara.
Proses pembenihan yang dilakukan di IBAT Pandaan meliputi:
Jumlah induk yang dipelihara sebanyak 120 jantan dan 120 betina. Induk jantan usia 2 – 2,5 tahun berat 1,5 – 2 kg. Induk betina usia 2 – 3 tahun berat 2 – 3 kg. Asal induk Tulungagung dan Magelang. Induk dipelihara dengan pemberian pakan pelet protein 30% dosis 3% berat biomas induk, daunan hijau (papaya dan talas) 5% berat biomas, monitoring kualitas air berdasarkan parameter kualitas air, pergantian air melalui air mengalir.
Jumlah kolam pemijahan 6 buah luas tiap kolam 196 m2. Persiapan meliputi pengeringan 2 – 3 hari atau disesuaikan dengan cuaca, pengapuran dengan kapur pertanian (CaCO3) dosis 25 gram/m2, pengisian air 80% dari tinggi kolam 100 cm. b. Persiapan sarang
Di IBAT Pandaan kerangka sarang dari keranjang sampah plastik dengan diameter 40 cm dan diletakkan sekitar 10-15 cm dari permukaan air kolam dipasang dengan tiang pancang. Disekitar kolam dipasang bahan sarang yang terbuat dari ijuk yang disebar didekat keranjang. Jumlah sarang tiap kolam 11 buah total 66 sarang. Produktivitas sarang 64 buah.
Seleksi induk dengan beberapa kriteria antara lain umur jantan dan betina diatas 2 tahun. Panjangnya diatas 30 cm. Untuk bobot jantan 2 - 4 kg dan betina 3 – 5 kg.
Pemijahan dilakukan secara alami dengan metode berpasangan secara masal. Perbandingan induk jantan dan induk betina adalah 1 : 1. Padat tebar induk 40 ekor/m2. Biasanya berlangsung setelah 15-30 hari induk dilepas ke kolam pemijahan. Induk jantan akan membuat sarang yang dapat berlangsung 1-2 minggu. Waktu pemijahan biasanya terjadi pada sore. Induk dimonitor dan dikontrol dalam hal pakan dan kualitas air.
Di IBAT Pandaan pengecekan telur dilakukan setiap 2 hingga 3 hari sekali. Pengecekan dilakukan dengan mengecek kondisi fisik lingkungan kolam dan sekitar sarang kemudian pengecekan lanjutan dengan meraba sarang. Pengecekan di pagi atau sore hari.
Panen telur dilakukan di pagi atau sore hari. Cara panen dengan mengambil sarang dari keranjang, buang sebagian ijuk dan sisakan sedikit bersama telur. Posisikan telur tengkurap bersama sarang pada ember. Segera sortir dan tebar di wadah penetasan. Total telur 82585 butir dari 27 sarang.
Telur ditetaskan pada wadah akuarium. Total akuarium di hatcery 66 buah. Ukuran masing – masing 30 liter. Padat tebar telur 800 – 1000 butir. Daya tetas telur dari 82.585 butir menetas 80.971 dengan HR 98,6%.
Larva dipelihara dalam akuarium selama 30 hari. 10 hari pertama tidak diberi pakan apa – apa karena masih memakan kuning telur, 10 hari kedua diberi pakan artemia, 10 hari ketiga diberi pakan artemia dan cacing sutra. Pemberian pakan 2 kali sehari pagi dan sore hari. Monitoring kualitas air tetap dilakukan. Tiap akuarium diberi aerasi 2 buah.
Setelah 30 hari di hatchery, benih didederkan pada pendederan 1 lalu pendederan 2. Waktu mau di tebar di pendederan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Dilakukan aklimatisasi sebelum tebar. Pendedean 1 SR 51,4% berhasil didederkan 53,444 ekor. Pendederan 2 SR 66,4% berhasil didederkan 9,336 ekor. Pakan yang diberi meliputi cacing sutra dan pelet yang disesuaikan dengan bukaan mulut. Dosis 2 – 3 % erat biomas. Monitoring meliputi pertumbuhan dan monitoring kualitas air.
Pengecakan dilakukan secara berkala disesuaikan dengan parameter yang ada. Pengecekan dilakukan pada pagi dan sore hari. Kisaran suhu kolam induk 24-30 oC, pH 6,6 – 8,9, DO 6,6 – 7,8 mg/l, kecerahan 30-68 cm. Pada hatcery suhu dalam 25 – 30 oC, suhu luar 27-35oC, pH 6,6 – 8,9, DO 3,9-7,2 mg/l. Pada pendederan suhu 25 – 30oC, pH 6 – 8,9, DO 3,9 – 6,5 mg/l, kecerahan 20 – 30 cm.
Selama praktek hama yang ditemukan pada kolam induk dan pendederan adalah ikan jatul, jentrung, trisipan, lumut, udang kecil, biawak, keong sedangkan pada hatchery tidak ditemukan. Selama proses kegiatan kerja praktek akhir di instalasi budidaya air tawar pandaan tidak ditemukan penyakit yang menyerang pada benih ikan gurami.
Di IBAT Pandaan pemanenan dilakukan secara panen parsial. Waktu pemanenan adalah pagi hari atau sore hari untuk menghindari dari cahaya terik matahari. Cara pemanenan adalah kurangi terlebih dahulu air media dalam kolam hingga tersisa 40 – 30%. Seser dengan menggunakan jaring atau waring benih yang ada di kolam secara perlahan. Pisahkan ukuran benih sebab untuk setiap ukurannya harganya berbeda.
Kegiatan usaha Pembenihan di Instalasi Budidaya Air Tawar Pandaan meliputi pemeliharaan induk, seleksi induk, pemijahan, pemanenan telur, penetsan telur, perawatan larva, pendederan, perawatan benih, monitoring kualitas air dan panen. Jumlah induk jantan adalah 120 ekor dan betina 120 ekor, umur jantan 2 – 2,5 tahun dengan berat 1,5 – 2 kg. sedangkan betina 2 – 3 tahun dengan berat 3 – 5 kg. Penetasan telur baik, dibuktikan telur dapat menghasilkan sebanyak 82.585 butir dengan HR 98,6 %. Pemeliharaan larva yang baik, dibuktikan dengan larva dapat tumbuh dan menjadi benih gurami yang sehat. Di dapat dari Hatchery ke Pendederan I rata-rata SR 51,4%, sedangkan dari pendeeran II didapat rata – rata SR 66,4%.
Sebaiknya dilakukan penyimpanan pakan dengan memperhatikan penerapan CBIB yang baik. Perlu diperhatikan penerapan biosecurity dan sterilisasi selama proses pembenihan. Memanfaatkan lab kualitas air dengan baik. Sebaiknya dilakukan penambahan kolam pada pendederan II agar pada saat penebaran benih disesuaikan dengan ukurannya. Sebaiknya dalam pengukuran kualitas air seperti DO dilakukan setiap hari.
Specific Detail Info
Image
  Back To Previous