Teknik budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) secara intensif dengan sistem semi floc di PT Piramid Paramount Indoenesia Desa Poncosari Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul

Collection Location Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
Edition
Call Number
ISBN/ISSN
Author(s) Ega Pradana
Subject(s) KIPA
Local Content
Classification NONE
Series Title
GMD CD-ROM
Language Indonesia
Publisher Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
Publishing Year 2018
Publishing Place Sidoarjo
Collation
Abstract/Notes Sistem budidaya semiflok merupakan perpaduan dari budidaya sistem plankton dan sistem flok. Sebagaimana yang diketahui, pakan yang digunakan dalam budidaya udang memiliki kandungan protein tinggi. Pakan yang diberikan tidak seluruhnya mampu diasimilasi oleh tubuh ikan. Hanya sebagian saja yang mampu diasimilasi kedalam tubuh sedangkan sisanya terbuang ke perairan dalam bentuk sisa pakan dan buangan metabolit. Sisa pakan dan buangan metabolit ini menjadi suatu masalah pada tambak udang karena unsur protein yang terlarut akan segera membentuk amoniak yang sangat berbahaya bagi organisme akuatik khususnya udang. Dalam sistem semiflok, amoniak dapat di ubah menjadi amonium dan nitrat sehingga dapat di manfaatkan plankton untuk fotosintesis sehingga dapat mengurangi kerusakan kualitas air dapat diminimalisir. Selain itu fungsi bakteri juga dapat menekan tumbuhnya bakteri pathogen.
Pada tahun 2017, produksi udang vannamei di Indonesia tidak optimal karena produksi yang menurun. Kompas (2018) mencatat, produksi udang vannamei tahun 2017 hanya mencapi 300.000 ton, padahal pada tahun 2016 produksi udang mencapai 315.000 ton. Berdasarkan data KKP (2108), volume ekspor pada tahun 2017 sebesar 147.574 ton sedangkan volume ekspor pada tahun 2016 sebesar 167.152 ton. Menurunnya tingkat produksi disebabkan karena penyakit sehingga menghambat produksi udang vannamei nasional.
Maksud dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir ini adalah mengikuti seluruh tahapan kegiatan budidaya udang vannamei secara intensif di PT. Piramid Paramount Indonesia, Bantul, Yogyakarta.Tujuan dari Kerja Praktek Akhir (KPA) ini adalah (1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Teknik Pembesaran Udang Vannamei Secara Intensif. (2) Mendapatkan data dan informasi teknis, data ekonomi pembesaran udang vannamei. (3) Melakukan analisis teknis pembesaran udang vannamei. (4) Melakukan analisis pendapatan usaha pembesaran udang vannamei.
Kerja Praktek Akhir ini telah dilaksanakan pada tanggal 19 Maret sampai dengan 6 Juni 2018 di PT. Piramid Paramound Indonesia, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Privinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.Metode yang digunakan adalah metode magang (Suparmoko, 1991). Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, partisipasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengolahan data yang digunakan yaitu editing, tabulating, analisis data teknis dan analisis data ekonomi (Nazir, 1988).
Persiapan Tambak di PT. PPI ± 15 hari, meliputi Pengeringan 3 hari, disemprot HCL 1% pada dinding dan dasar tambak,di kapur sebanyak 300 kg, petakan diisi air 30 cm, di beri Trichloroisocyanuric acid (TCCA) dengan dosis 12 ppm bentujuan untuk membunuh pathogen selama 1 hari dan di siram-siramkan ke dinding petakan, Air ditinggikan menjadi 120 cm, aplikasi kuprisulfat 1,5 ppm selama 3 hari, aplikasi crustasit 2 ppm. Selama 10 hari. Selama proses. Setelah semua treatment dilakukan, selanjutnya aplikasi fermentasi dedak.
Sebelum ditebar ditambak, benur diaklimatisasi terlebih dahulu. Meliputi aplikasi suhu, salinitas dan pengecekan bioesay. Penebaran benur dilakukan pada pagi hari sekitar jam 03.00 WIB. Padat tebar benur 111 ekor/m2 dengan jumlah total benur yang ditebar 400.000 ekor pada tambak seluas 3.600 m2.
Dalam budidaya udang, pakan merupakan faktor penting karena pada budidaya dengan penerapan padat tebar tinggi (intensif) pakan menyedot pengeluaran total biaya produksi yang cukup besar sehingga diperlukannya adanya pengelolaan pakan. Pengelolaan pakan dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase blind feeding (DOC 30).
Monitoring pertumbuhan pertama kali dilakukan setelah udang berumur 31 hari, dan dilakukan setiap 7 hari sekali. Monitoring pertumbuhan berguna untuk menentukan dosis pakan dan kesehatan udang. Monitoring pertumbungan dengan cara sampling.
Pengelolaan kualitas air yang dilakukan meliputi sistem penyediaan air, monitoring kualitas air dan pengendalian kualitas air. Pengelolan kualitas air tersebut dilakukan bertujuan untuk menjaga kondisi perairan petakan budidaya agar menyerupai habitat alami udang sehingga udang dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan jumlah sesuai target. Untuk monitoring kualitas air dilakukan pengukuran harian dan mingguan, yaitu Suhu (28 – 300 C), Salinitas (14 -17 ppt),pH(0,6-9), kecerahan (30 - 115 cm) serta (DO 3,02 – 4,32 ppm), Alkali (88 – 122 ppm), NH3 (0,02 – 0,15 ppm), NO2 (0-10 ppm), NO3 (0 – 50 ppm), PO4 (0,25-5 ppm), TOM (35 – 128 ppm). Sedangkan untuk pengendalian kualitas air menggunakan aplikasi probiotik dan penyiponan.
Untuk pengendalian hama PT. PPI memasang waring keliling bagian tepi tambak dengan ketinggian waring 50 cm, penerapan bioscurity, dan penggunaan probiotik. Pada pelaksanaan KPA terdapat penyakit yang menyerang yaitu White Feeses Desease (berak putih), penanganan yang dilakukan adalah dengan mengurangi dosis pakan dan memberi tambahan aplikasi terhadap pakan berupa Lacto Basscilus.
Cara pemanenan meliputi pembuangan atau outlet tambak. Setelah air sudah berkurang setengah volume tambak dilakukan pemasangan jaring kondom pada output pemanenan, membuka penutup saluran panen, udang yang tertangkap secara bertahap dinaikkan dan dimasukkan dalam blong panen, selain itu dilakukan dengan cara menjaring udang sedikit demi sedikit. Kemudian blong-blong berisi udang dinaikkan ke atas mobil pengangkut dan segera dibawa ke ruang pasca panen. Ketika air di dalam tambak habis, masih banyak udang yang tertinggal di plataran, sehingga harus dilakukan pengambilan secara manual menggunakan seser.
Setelah proses budidaya dan udang mencapai ABW 13,43 gr (Size 74,4), dilakukan proses pemanenan terhadap udang yang dipelihara. Dari jumlah tebar benur 400.000 ekor didapat biomassa panen sebanyak 4886 Kg. Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 6590 Kg maka didapatkan FCR 1,34 S dengan SR 92 %.
Berdasarkan perhitungan usaha yang dilakukan diperoleh R/C > 1,47, maka usaha pembesaran udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di PT. PPI menguntungkan. Dapat disimpulkan bahwa setiap Rp 1,- biaya yang dikeluarkan menghasilkan pendapatan kotor sebesar Rp 1,6,- atau mendapatkan keuntungan Rp 0,47,-.
Specific Detail Info
Image
  Back To Previous