Penanganan Limbah Cair dengan metode aerasi menggunakan arang pada PT. Inti Luhur Fuja Abadi (ILUVA)
Collection Location | Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo |
Edition | |
Call Number | |
ISBN/ISSN | |
Author(s) | Eka Agung Setyo Mahanani |
Subject(s) | KIPA Local Content Prodi TPPP Limbah Cair |
Classification | 0352/IX/2019/K |
Series Title | GMD | CD-ROM |
Language | Indonesia |
Publisher | Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo |
Publishing Year | 2019 |
Publishing Place | Sidoarjo |
Collation | |
Abstract/Notes | Semakin banyaknya industri di Indonesia sering menyebabkan terjadinya pencemaran, baik berupa pencemaran air, udara dan tanah (Hikamah dan Mubaro, 2012). Pabrik tersebut mengeluarkan hasil samping dari proses produksi yang sering disebut limbah, limbah itu merupakan zat, energi atau komponen yang dapat menurunkan kualitas lingkungan, umumnya limbah dapat berbentuk padat, cair atau gas (Sudarmadji, 2004). Maksud dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir ini untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan limbah cair dengan metode aerasi menggunakan arang aktif di PT. Inti Luhur Fuja Abadi Pasuruan. Kerja Praktek Akhir ini dilaksanakan selama 80 hari mulai tanggal 4 Maret 2019 sampai tanggal 24 Mei 2019. Adapun tempat pelaksanaan Kerja Praktek Akhir yaitu di PT. Inti Luhur Fuja Abadi Pasuruan Pada seluruh aktifitas proses pembekuan ikan di PT. ILUFA menghasilkan tiga jenis limbah yaitu limbah padat, limbah cair dan limbah gas. Sumber limbah cair dari proses pembekuan ikan yang ada pada PT. ILUFA Pencucian bahan baku, Filleting, Pencucian 2, Pembekuan . Limbah cair PT. ILUFA dihasilkan dari proses produksi pembekuan ikan, sanitasi & higiene, dan penggunaan fasilitas produksi. Proses limbah cair dengan aerasi menggunakan arang di PT. Inti Luhur Fuja Abadi adalah sebagai berikut : Screening 1 bertujuan untuk memisahkan limbah padat yang terbawa dengan limbah cair yang akan diolah. Limbah cair yang berasal dari proses produksi dikeluarkan melalui selokan, screening pertama ini bertujuan untuk memisahkan limbah padat yang berasal dari ruang produksi yang berupa sisik, duri, avalan, dan sisa daging trimming yang terikut pada saat proses pencucian yang keluar melalui selokan. proses Screening 2 dengan menggunakan keranjang besi yang didalamnya terdapat filter berupa ijuk berfungsi untuk menyaring kotoran dan serpihan-serpihan daging ikan dan lemak ikan yang tidak tersaring pada penyaringan pertama, ijuk dipilih karena tidak mudah rusak. Proses Sedimentasi 1 dan Adsorbsi 1 bertujuan untuk mengurangi partikel-partikel padatan yang terikut dalam limbah cair yang tidak tersaring pada proses penyaringan kedua. Zeolit dan arang berfungsi mengabsorbsi limbah cair, Feuerstein et al. (2000) mendapatkan bahwa zeolit dapat mengadsorpsi gas N2, CH4, SO2,SO3 dan gas NH3. Wiyono dkk (2017) menyatakan karbon berpori atau lebih dikenal dengan nama karbon aktif, digunakan sebagai adsorben untuk menghilangkan warna, pengolahan limbah, serta pemurnian air. Tahap aerasi bertujuan untuk menambahkan kadar oksigen terlarut dalam air limbah sehingga parameter BOD dan COD tidak melebihi batas yang telah ditetapkan sehingga aman untuk dibuang. Pemberian oksigen juga dapat membantu proses penguraian limbah cair oleh bakteri aerob yang terdapat secara alami pada limbah cair. Pada proses Sedimentasi 2 dan Adsorbsi 2 air limbah yang berasal dari menara aerasi jatuh ke dalam kolam yang berada di bawah menara aerasi, pada kola mini terdapat zeolit dan arang. Air limbah mengalami proses adsorbsi zeolit dan arang dalam kolam. Proses Sedimentasi 3 dibagi menjadi dua kolam pengendapan. air limbah yang telah melewati kolam pertama sampai ke empat ditampung dalam kolam kelima lama pengendapan berkisar 3-12 jam Air limbah pada proses Adsorbsi dan Screening 3 ini disaring kembali dengan menggunakan ijuk, arang dan plat seng berlubang . Penggunaan arang berfungsi untuk menyerap kotoran yang tidak terikat pada proses sebelumnya. Limbah cair yang dikeluarkan oleh PT. ILUFA sudah memenuhi syarat baku mutu air limbah sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013. Arang aktif dan Zeolit dipilih oleh PT.ILUFA karena kefektifan dan kemudahan dalam pengolahan limbah cair, arang aktif dinilai dapat menurunkan kandungan dalam limbah cair dan tidak memcemari air sehingga mikro organisme bebas pada air dapat berkembang sehingga dapat melakukan proses penguraian secara alami, sedangkat zeolit dapat melakukan pertukaran ion dengan limbah cair. Irmato dan Suyata (2009) menyatakan pada waktu kontak melebihi waktu singgung optimum terjadi penurunan nilai adsorpsi. Ijuk dipilih sebagai media screening karena dinilai murah, dan tidak mudah rusak. Hal ini sesuai dengan pendapat Maricar, dkk (2015) Serat ijuk merupakan salah satu serat yang tahan terhadap asam dan garam, dan tidak mudah busuk baik dalam keadaan terbuka (tahan terhadap cuaca) Luas permukaan yang kontak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses aerasi menggunakan metode multiple tray aerator, pada proses aerasi menggunakan multiple tray aerasi luas bidang kontak air dengan udara mempengaruhi kadar oksigen terlarut, semakin tinggi luas bidang kontak air dengan udara maka jumlah oksigen yang terkandung dalam air juga semakin besar. Hal ini sesuai dengan pendapat Purba dan Hartini (2013) bahwa semakin besar bidang kontak air dengan udara maka semakin bersar juga jumlah oksigen yang terlarut pada air Menurut penelitian Murtihapsari dkk (2012) pada pengaruh konsentrasi optimum senyawa diazinon yang dapat diadsorbsi oleh arang aktif semakin tinggi jika konsentrasi senyawa diazinon yang terlarut juga semakin tinggi hal ini didukung oleh pendapat Widhianti (2010) dikarenakan semakin tinggi konsentrasi larutan diazinon maka semakin banyak molekul diazinon yang bertumbukan dan berinteraksi dengan adsorben, sehingga kemampuan adsorpsinya meningkat. Jenis bahan baku arang memiliki sifat fisika yang berbeda, hal ini karena sifat ikatan kimia yang berbeda tiap bahan baku, Menurut penelitian Murtihapsari dkk (2012) terjadi perbedaan kapasitas adsorbs pada arang bambu ater dengan bamboo andong. Ozon yang digunakan PT. ILUFA sebagi sanitizer secara tidak langsung berpengaruh pada mutu baku limbah cair yang dikeluarkan oleh PT. ILUFA, hal ini dipengaruhi oleh sifat ozon yang merupakan oksidator. Menurut rubin (2001) ozon adalah molekul yang terdiri atas tiga atom oksigen (O3) dan sebuah bentuk dari oksigen yang tidak stabil. Tidak seperti oksidator umumya, ozon merupakan zat pengoksidasi yang sangat kuat (powerful oxidizing agent) yang juga dapat sebagai non-chemical desinfectant. Proses dekomposisi yang terjadi pada proses sedimentasi 3 terjadi karena kondisi IPAL yang terbuka sehingga alga dan bakteri alam yang terbawa oleh udara dapat secara bebas tumbuh, hal ini sesuai dengan pendapat Rahadi (2018) Sistem anaerob-aerob tanpa membibitkan bakteri sudah dapat menurunkan kadar BOD dan COD. Sedangkan alga bebas melakukan proses fotosintesis menggunakan zat pencemar organik dan menghasilkan O2 dan menurunakan BOD dan COD. Hal ini sesuai dengan penelitian Malla dkk (2015) yang menunjukkan bahwa semakin tinggi jumlah kepadatan sel alga atau densitas alganya maka penurunan konsentrasi parameter semakin |
Specific Detail Info | |
Image | |
Back To Previous |