Identifikasi mutu mikrobiologi pada produk Gurita (Octopus sp) Beku untuk ekspor pada periode Maret-Mei 2019, di Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Surabaya II
Collection Location | Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo |
Edition | |
Call Number | |
ISBN/ISSN | |
Author(s) | Novi Mega Lestari |
Subject(s) | KIPA Local Content Prodi TPPP Guritai |
Classification | 0343/IX/2019/K |
Series Title | GMD | CD-ROM |
Language | Indonesia |
Publisher | Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo |
Publishing Year | 2019 |
Publishing Place | Sidoarjo |
Collation | |
Abstract/Notes | Gurita merupakan salah satu komoditi perikanan yang memiliki beberapa keuntungan yaitu kandungan nutrisi yang tinggi namun dalam waktu yang sangat singkat gurita akan menjadi busuk. Mengingat kondisi yang demikian maka gurita segar dituntut memiliki mutu yang baik. (Vaz Pires, 2004). Saat ini permasalahan yang sering dihadapi pada produk gurita adalah kualitas yang tidak memenuhi standar mutu. Beberapa jenis cemaran yang sering ditemukan pada bahan pangan adalah cemaran dari bakteri seperti Salmonella sp, Escherichia coli dan Vibrio cholerae serta mikroba lainnya. Wilayah Jawa Timur dalam upaya meningkatkan kualitas mutu dan keamanan pangan, perlu adanya pengujian mutu mikrobiologi untuk semua produk pangan. Mengingat hal tersebut perlu dilaksanakan pengujian mikrobiologi Di Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu Dan Keamanan Perikanan (BKIPM) Surabaya II. Maksud dan tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir (KPA) adalah mengikuti dan mengidentifikasi mutu mikrobiologi (ALT, E. coli, Samonella Vibrio cholerae pada produk Gurita (Octopus sp) beku sedangkan tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengidentifikasi mutu mikrobiologi (ALT, E. coli, Samonella, Vibrio cholera pada produk Gurita (Octopus sp) beku. Pengujian mikrobiologi (ALT, E.coli, salmonella, vibrio cholera) yang dilakukan di Balai KIPM Surabaya II semua prosedur yang digunakan berdasarkan SNI. Sampel gurita beku yang dilakukan pada periode Maret – Mei 2019 terdapat 10 sampel ekspor yang berasal dari daerah Gresik, Pasuruan dan Lamongan. Pengujian ALT menggunakan metode kualitatif dan kuantitaif. Terdapat 10 sampel gurita beku yang dilakukan pengujian ALT. Hasil uji ALT gurita beku yang dilakukan pada bulan Maret – Mei 2019 dengan nilai tertinggi pada sampel SP.E/985 yaitu 1,8 x 104 koloni/gram dan nilai terendah terdapat pada sampel SP.E/594 yaitu 4,4 x 103 koloni/gram. Penyebab banyak atau sedikitnya jumlah mkroba pada penentuan ALT bergantung pada proses pengolahan, pengemasan, transportasi, dan kondisi penyimpanan yang kurang (Nyarko, 2011). Pengujian E.coli menggunakan metode APM (angka paling memungkinkan), terdapat 10 sampel gurita beku untuk uji E.coli. Semua hasil uji E.coli produk gurita beku ekspor nilai APM |
Specific Detail Info | |
Image | |
Back To Previous |