Produktifitas fillet ikan kakap merah (Lutjanus sanguineus) Beku ditinjau dari rendemen di PT. Marindo Makmur Usaha Jaya Gedangan, Jawa Timur
Collection Location | Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo |
Edition | |
Call Number | |
ISBN/ISSN | |
Author(s) | Ines Monika |
Subject(s) | KIPA kakap merah Local Content Prodi TPPP |
Classification | 0341/IX/2019/K |
Series Title | GMD | CD-ROM |
Language | Indonesia |
Publisher | Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo |
Publishing Year | 2019 |
Publishing Place | Sidoarjo |
Collation | |
Abstract/Notes | Ikan kakap merah merupakan salah satu komoditas perikanan laut yang bernilai ekonomi tinggi. Industri ikan kakap merah yang berkembang adalah industri fillet, baik dalam bentuk segar maupun beku. Masalah yang dihadapi adalah penolakan oleh beberapa negara tujuan ekspor yang disebabkan oleh produk tidak dapat memenuhi standar mutu ekspor. Hal ini menjadi perhatian utama bagi perusahaan-perusahaan pengolah ikan dan harus segera dibenahi baik secara internal maupun eksternal yaitu oleh perusahaan itu sendiri maupun seluruh pihak terkait, sehingga penolakan (reject) dari negara tujuan ekspor dapat diminimalisir (Poernomo, 2007). Maksud dari Kerja Praktek Akhir (KPA) ini adalah Mempelajari alur Proses Fillet ikan Kakap merah beku berdasarkan size, mengetahui tingkat produktivitas ikan kakap merah beku ditinjau dari rendemen. Tujuan pelaksanaan KPA adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam menentukan produktivitas ditinjau dari rendemen dan strategi perusahaan meningkatkan produktivitas produk fillet ikan kakap merah beku. KPA dilaksanakan pada tanggal 04 Maret sampai 24 mei 2019 di PT.Marindo Makmur Usahajaya. Metode yang digunakan adalah metode survey dan magang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi kemudian data teknis dari pengumpulan data diolah dengan metode editing, tabulating, dan analizing. Analisa data yang digunakan dengan metode diskriptif. PT. Marindo Makmur Usahajaya merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembekuan ikan yang terletak di Gedangan, Sidoarjo perusahaan ini merupakan anak perusahaan atau cabang dari PT. Kelola Mina Laut. Produk yang dihasilkan adalah produk fillet ikan kakap merah. Fillet adalah daging ikan yang diperoleh dengan penyayatan ikan utuh sepanjang tulang belakang, dimulai dari belakang kepala hingga mendekati ekor. Blocher, Chen, Lin (2000) Produktivitas adalah hubungan antara berapa output yang dihasilkan dan berapa input yang dibutuhkan untuk memproduksi output tersebut. Alur proses produksi fillet ikan kakap merah sebagai berikut: penerimaan bahan baku, pencucian I, sortasiI, penimbangan I, penimbangan II, penyisikan, pencucian II, pemfilletan, perapihan, penimbangan III, sortasi II, penimbangan IV, pencucian III, pengemasan, penyusunan dalam pan, pembekuan, pengepakan dan pelabelan, penyimpanan, dan stuffing. Produktivitas berdasarkan size ikan dihitung dari jumlah hasil produksi fillet berdasarkan size, rendemen yang dihasilkan dan hasil samping fillet berupa kepala, tulang dan trimming ikan kakap merah. Menurut Fahmi (2016), rendemen adalah perbandingan jumlah (kuantitas) produk akhir yang dihasilkan dari bahan baku awal. Rendemen menggunakan satuan (%). Semakin tinggi rendemen semakin tinggi produk yang dihasilkan. Jumlah rendemen dapat dihitung menggunakan rumus : Rendemen yang dihasilkan oleh PT. Marindo Makmur Usahajaya untuk fillet ikan kakap merah dan hasil samping ada yang sudah sesuai dengan GMP dengan hasil rendemen rata-rata sesuai GMP yaitu fillet ikan 46-47%, kepala ikan 32%, Trimming 5-6% dan tulang ikan 14-15% dengan 2-3% adalah sisik dan isi perut. Untuk menentukan size pada ikan kakap merah saat ditimbang agar menghasilkan ukuran timbangan sesuai gram menggunakan satuan OZ yang diminta oleh buyer dari Belanda 1 OZ = 28,35. Size sendiri merupakan ukuran dari bahan baku yaitu ikan kakap merah, ukuran ikan dikelompokan sesuai dengan jumlah tertentu. Size ikan kakap yang diolah sebagai bahan baku fillet dibedakan pada ukuran 500-800 kg, 800-2000 kg dan 2000up kg. Dalam menentukan timbangan sesuai satuan permintaan buyer dilakukan perhitungan timbangan dengan satuan gram, sehingga dapat dihitung sebagai berikut : Untuk mengetahui produktivitas dilakukan pengukuran yaitu menurut (Blocher, chen, lin 2007) dengan rumus sebagai berikut Strategi yang digunakan perusahan untuk meningkatkan produktivitas ditinjau dari renndemen adalah sebagai berikut: 1. Jenis Kelamin 2. Umur 3. Tingkat Pendidikan 4. Pengalaman Kerja 5. Tingkat Upah 6. Kompensasi 7. Reward dan Punishment 8. Pemeliharaan (Maintence) Penggolongan hasil samping dimulai dari kepala ikan kakap merah, tulang, dan trimming. Tingkat efektifitas dan efisiensi di perusaan dilihat dari alur proses produksi ikan kakap merah, jumlah karyawan terdiri dari 30 orang, jam kerja efektif dan lembur, peralatan dan cara penempatan yang dibedakan menjadi 2 ruangan untuk proses produksi Kesimpulan yang diambil adalah proses pembekuan fillet ikan kakap merah meliputi: penerimaan bahan baku, pencucian I, sortasiI, penimbangan I, penimbangan II, penyisikan, pencucian II, pemfilletan, perapihan, penimbangan III, sortasi II, penimbangan IV, pencucian III, pengemasan, penyusunan dalam pan, pembekuan, pengepakan dan pelabelan, penyimpanan, dan stuffing. Strategi yang digunakan perusahaan untuk meningkatkan produktivitas ditinjau dari rendemen dilihat dari beberapa stragtegi yaitu Jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, tingkat upah, kompensasi, reward dan punishment serta pemeliharaan (maintence). Monitoring pada tenaga kerja tapi pada tahapan proses produksi. Cara penempatan atau alur proses pada PT. Marindo menggunakan dua ruangan. Jumlah karayawan di PT. Marindo untuk produksi fillet berjumlah 30 orang. Sanitasi peralatan dan higyene Karyawan di PT. Marindo sudah sangat baik. Saran yang dapat diberikan pada PT. Marindo adalah seharusnya alur proses tidak dibagi menjadi dua ruangan sehingga lebih efektif dan mengefisiensi waktu saat bekerja. Seharusnya jam lembur pada karyawan dikurangi karena karyawan yang bekerja melebihi batas waktu normal membuat pekerja kelelahan fisik sehingga akan susah focus, jenuh dan bosan terhadap pekerjaaan sehingga akan mengurangi produktivitas pada produksi terutama pada rendemen pada fillet ikan. Seharusnya selalu dilakukan monitoring disetiap tahapan proses sehingga lebih menjamin dan membuat karayawan taat pada aturan dari perusahaan. Daftar Pustaka Poernomo. 2007. Menuju Jaminan Keamanan Pangan Produk Perikanan dengan ..........Traceability. UI-Press. Jakarta. Blocher, Chen dan Lin. 2000. Manajemen Biaya Buku I: Selemba Empat. Jakarta. Fahmi, Irham. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Alfabeta. Santoso dan Chandra. 2005. Manajemen Administrasi UI Press. Jakarta. |
Specific Detail Info | |
Image | |
Back To Previous |