Studi Manajemen kesehatan Udang pada pembesaran udang vannamei (Ltopenaeus vannamei) di Jackie Farm Desa Mayangan, Kec. Legon Kulon, Kab. Subang , Jawa Barat
Collection Location | Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo |
Edition | |
Call Number | |
ISBN/ISSN | |
Author(s) | Dimas Abdurrohman Dana |
Subject(s) | KIPA Local Content Prodi TPPI Udang Vannamei |
Classification | 0366/IX/2019/K |
Series Title | GMD | CD-ROM |
Language | Indonesia |
Publisher | Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo |
Publishing Year | 2019 |
Publishing Place | Sidoarjo |
Collation | |
Abstract/Notes | Produksi udang yang diekspor oleh Indonesia dari tahun 2015 hingga 2017 terus mengalami peningkatan. Volume ekspor udang tahun 2015 sebanyak 124 ribu ton, tahun 2016 sebanyak 131 ribu ton dan tahun 2017 sebanyak 138 ribu ton (KKP, 2018). Meskipun jumlah komoditas udang yang diekspor terus mengalami peningkatan, pada proses budidaya udang masih banyak ditemukan permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan dan kualitas udang. Manajemen kesehatan udang penting dilakuakan untuk mencegah agar tidak terjadi gagal panen pada pemeliharaan udang vannamei. Dalam monitoring kondisi dan perkembangan udang perlu dilakukan pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis untuk mencegah timbulnya/penyebaran penyakit pada udang yang dipelihara. Pengamatan secara makroskopis dilakukan dengan cara visual untuk mengetahui kondisi tubuh udang, sisa pakan, dan kotoran. Sedangkan pengamatan secara mikroskopis dilakukan dengan bantuan mikroskop untuk mengetahui morfologi tubuh udang. Maksud dan tujuan dari Kerja Praktek Akhir (KPA) adalah mengikuti kegiatan dan mempelajari pemebesaran udang vannamei serta meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan soft skills dalam prosedur monitoring kesehatan udang vannamei di tambak Udang Jackie Farm Provinsi Jawa Barat pada tanggal 2 Maret hingga 25 Mei 2019. Adapun metode yang digunakan dalam Kerja Praktek Akhir (KPA) adalah dengan metode survei dan magang. Menurut Nazir (1993), metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada serta mencari keterangan-keterangan yang faktual, baik tentang institusi dan kegiatan yang diikuti. Sedangkan untuk mendapatkan keterampilan digunakan metode magang atau partisipasi langsung terhadap seluruh kegiatan yang ada. Kegiatan yang dilakukan dalam Kerja Praktek Akhir (KPA) adalah mengamati manajemen pakan, manajemen kualitas air dan monitoring kesehatan udang. Dosis pakan yang diberikan kepada udang vannamei bervariasi mulai dari ditebar sampai waktu panen dihiyung dengan rumus: Pakan Harian (FR)= Biomasa ×(% FR(Feeding Rate) SOP CP.Prima ×150%) Metode analisa data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif. Metode ini digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisa kualitatif statistik dilakukan dengan menganalisa data di lapangan dengan menggunakan berbagai persamaan. Pakan yang digunakan adalah merk Irawan dengan kandungan protein yang berkisar antara 28-30%. Pemberian pakan menggunakan SOP dengan penentuan target ADG 0,4 dan feed adictive yang berbeda pada setiap frekuensi hari pemeliharaan. Vitamin C ditambahkan sebanyak 10 gram/kg pakan dan Omega sebanyak 10 ml/kg pakan dosis tersebut diberikan setiap pemberian pakan pada DOC 15. DOC 21 vitamin C dan Omega diberikan hanya pada pakan I dan II, pada pakan III dan IV ditambahkan Azomite 10 gram/kg pakan dan Bi Klin 5 gram/kg pakan. DOC 40 pada pakan II dan III ditambahkan Somic sebanyak 10 gram/kg pakan. Parameter fisika yang diukur adalah kecerahan, pH, DO dan Suhu. Fluktuasi kecerahan pagi rata-rata mingguan yang terukur pada kolam A2, A6 dan A7 berkisar antara 91-30. Sedangkan kecerahan rata-rata mingguan sore berkisar antara 89-29. Salinitas yang terukur pada kolam A2, A6 dan A7 berkisar antara 26 - 30 ppt. Fluktuasi pH harian pagi yang terukur pada kolam A2, A6 dan A7 berkisar antara 7,7 – 9.1, sedangkan untuk monitoring siang berkisar antara 8,2 - 9,2. Fluktuasi oksigen terlarut yang terukur pada kolam A2, A6 dan A7 cenderung tinggi pada minggu awal tebar, pada pagi hari rata-rata kandungan oksigen terlarut adalah 4,39-5,22 pada malam hari. Fluktuasi suhu harian yang terukur pada kolam A2, A6 dan A7 berkisar antara 27,2 0C – 32,7 0C. Parameter kimia yang diukur adalah ammonium, ammonia, nitrit, TAN dan fosfat. Fluktuasi ammonium mingguan yang terukur pada kolam A2, A6 dan A7 berkisar antara 0-2 ppm. Fluktuasi ammonia mingguan yang terukur pada kolam A2, A6 dan A7 berkisar antara 0-0.7 ppm. Fluktuasi nitrit mingguan yang terukur pada kolam A2, A6 dan A7 berkisar antara 0-2.4 ppm. Fluktuasi TAN mingguan yang terukur pada kolam A2, A6 dan A7 berkisar antara 0-1.6 ppm. Fluktuasi fosfat mingguan yang terukur pada kolam A2, A6 dan A7 berkisar antara 0.25-0.85 ppm. Monitoring dari kesehatan mikroskopis meliputi, mikrofili, lipid, wrinkle, necrosis dan gut ratio. Rentang mikrofili pada sampling ke-1 hingga ke-6 rata-rata menunjukan bahwa udang budidaya sehat 90-100%. Sedangkan sampling ke-7 hingga akhir sampling mikrofili mengaami penurunan 40-0% yang merupakan efek dari serangan WFD (White Feces Disease). Rentang lipid dan wrinkle pada sampling ke-1 hingga ke-7 rata-rata menunjukan bahwa udang budidaya sehat 90-100%. Sedangkan sampling ke-7 hingga akhir sampling lipid dan wrinkle mengalami penurunan 60-0%. Necrosis hepatopankreas pada sampling ke-1 hingga ke-5 tidak melebihi 20%, Sedangkan sampling ke-6 hingga akhir sampling necrosis terus meningkat hingga 100%. Gut ratio sampling menurun pada sampling ke-5 karena dampak serangan WFD yang membuat usus menjadi necrosis dan rusak. Monitoring dari kesehatan makroskopis meliputi, ADG, ABW, EHP, White Muscle Disease dan Moulting. Rentang ADG pada sampling ke-1 hingga panen adalah -0,025-0,57. Sedangkan dan MBW panen petak A2, A6 dan A7 adalah 11.43, 16.33 dan 16.73 gram. EHP menyebabkan mortalitas dengan rentang 14-427 ekor perhari. Fluktuasi scrore White Muscle Disease dan Moulting berbanding terbalik sehingga semakin tinggi score moulting maka serangan White Muscle Disease melemah. |
Specific Detail Info | |
Image | |
Back To Previous |