Manajemen kualitas air pada Budidaya udang vannamei (Ltopenaeus vannamei) secara intensif di CV. Agrabinta Shrimp Farm Cianjur Jawa Barat
Collection Location | Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo |
Edition | |
Call Number | |
ISBN/ISSN | |
Author(s) | Kafla Masfiyah |
Subject(s) | KIPA Local Content Prodi TPPI Udang Vannamei |
Classification | 0365/IX/2019/K |
Series Title | GMD | CD-ROM |
Language | Indonesia |
Publisher | Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo |
Publishing Year | 2019 |
Publishing Place | Sidoarjo |
Collation | |
Abstract/Notes | Indonesia adalah negara maritim yan memiliki komoditas perikanan yang beragam. Saat ini banyak komoditas air payau yang menjadi perhatian pembudidaya. Salah satunya komoditas tersebut adalah Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) (Haliman dan Adijaya, 2005). Udang ini habitat aslinya ialah perairan pantai Amerika Latin. Keunggulan yang dimiliki uang vannamei atara lain tahan terhadap penyakit budidaya dengan padat tebar yang tinggi. Pertumbuhan lebih cepat memiliki nilai jual yang tinggi (Rufiati, 2006). Penyakit viral yang menyerang banyak tambak antara lain TSV, IMNV WSSV, penyakit tesebut timbul akibat faktor peningkatan kepadatan organism,pemberian pakan berlebih, sehingga menyebabkan penurunan kualitas air. Untuk mendapatkan parameter kualitas air yang baik agar lingkungan hidup bagi udang yang dipelihara tetap optimal untuk pertumbuhan dan kesehatannya Maksud dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir (KPA) ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang Manajemen Kualitas Air Pada Budidaya Udang Vannamei (L. vannamei) secara intensif di CV. Agrabinta Shrimp Farm, Cianjur, Jawa Barat Tujuan dari Kerja Praktek Akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menigkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang kualitas air pada budidaya udang. 2. Mengetahuhi dan terampi dalam mengukur dan menentukan kualitas air secara optimal. 3. Mengetahi hubungan parameter kualitas air dengan petumbuhan uang. 4. Mengetahui dan terampil dalam menghitung FCR dan SR. Kerja Praktek Akhir (KPA) ini dilaksanakan di CV. Agrabinta Shrimp Farm, Cianjur Jawa Barat mulai tanggal 04 Maret 2019 sampai dengan 24 Mei 2019. Metode yang dilakukan pada Kerja Praktek Akhir (KPA) adalah metode survei dan metode magang. Menurut Umar (2005), yang dimaksud dengan metode survei adalah untuk mengukur gejala–gejala yang ada tanpa menyelidiki kenapa gejala–gejala tersebut ada, sehingga tidak perlu memperhitungkan hubungan antara variabel – variabel, karena hanya menggunakan data yang ada untuk pemecahan masalah daripada menguji hipotesis. Survei dapat memberikan manfaat untuk tujuan–tujuan deskriptif, membantu dalam hal membandingkan kondisi– kondisi yang ada dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, dan juga untuk melaksanakan evaluasi. Menurut Nazir (1998), Magang merupakan kegiatan untuk berlatih bekerja bagi mahasiswa di suatu instansi atau perusahaan, sistem magang adalah suatu belajar mengajar dalam bentuk praktek secara langsung di tempat yang digunakan untuk magang yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kecakapan dalam membuat kreativitas, sikap kritis, rasa percaya diri dan jiwa kewirausahaan. Sumber data yang digunakan dalam Kerja Praktek Akhir (KPA) adalah data proimer dan data sekunder sebagaimana dijelaskan oleh Umar (2005) sebagai berikut : a. Data primer: Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat atau langsung dari sumber di tempat KPA. b. Data sekunder: Data sekunder adalah data atau informasi yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya, bisa dari literatur di perpustakaan. Teknik pengumpulan data menurut Narbuko dan Achmadi (2001), dilakukan dengan cara : a. Observasi Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diamati, meliputi pemeriksaan dokumen, pemilihan ikan yang akan di diagnosis, mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan, mendeteksi HPI, hingga membuat hasil pengamatan dan pemberian keputusan. b. Wawancara Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan, dilakukan oleh dua orang atau lebih, bertatap muka, mendengarkan secara langsung informasi dan keterangan. C. Partisipasi Langsung Partisipasi langsung adalah proses memperoleh data dengan terlibat langsung dalam kegiatan kerja mulai dari awal hingga akhir kegiatan. Data yang telah terkumpul baik data primer dan data sekunder menurut Narbuko dan Achmadi (2001), selanjutnya akan diolah melalui editing, tabulating, dan analizing : a. Editing adalah pemeriksaan kembali data yang telah terkumpul untuk mengetahui apakah semua data sudah sesuai dengan yang diharapkan. b. Tabulating adalah penyusunan data yang berbentuk tabel untuk keperluan mempermudah analisis data. c. Analizing adalah melakukan suatu analisa data sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. Kemudian data tersebut dianalisa menggunakan analisis deskriptif. Sebagaimana dijelaskan oleh Suparmoko (1999) bahwa menggunakan analisis deskriptif yaitu menganalisa data hanya menurut isinya atau dengan kata lain memberikan gambaran mengenai fakta-fakta atau fenomena-fenomena yang sesuai dengan apa yang dilapangan. KEADAAN UMUM Letak geografis Terletak di kampung Lulup, Desa Wangun Jaya Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur selatan, provinsi Jawa Barat. Letak geografisnya 7º 26’ 01 LS dan 106º 48’ 22 LU. Sarana prasarana, peta pembesaran, bak tendon, saluran air, sumber listrik, pompa air, transportasi, kincir air, laboratorium, gudang pakan, gudang umum, gudang obat, gudang kapur, dapur, mushola, mess. HASIL PEMBAHASAN Persiapan lahan: Pengeringan pada petakan dilakukan setelah dilakukan proses pembersihan, Pengeringan dilakukan selama 10-15 hari dengan bantuan sinar matahari. Perbaikan konstruksi dan peralatan tambak dilakukan jika terdapat kerusakan. Proses pengisian dilakukan setelah seluruh kegiatan persiapan sarana operasinal, pembersihan, pembuangan lumpur, dan perbaikan kebocoran selesai serta waktu tebar benur sudah ditentukan. Penebaran Benur: berasal dari Hatchery PT. Ayen Lampung. Benur yang ditebar merupakan benur keturunan pertama (F1), Benur yang digunakan ukuran PL 7 – PL 11. Pengelolaan pakan: Pakan yang digunakan oleh CV. Agrabinta Shrimp Farm adalah pakan jenis crumble dan pellet yang diproduksi oleh Gold Coin dan Evergreen. Program blind feeding atau pakan buta digunakan pada DOC 1-20. Kontrol pakan dilakukan dengan penurunan anco yaitu pada DOC 10. Pengelolaan Kualitas air: Suhu: Suhu adalah salah satu parameter fisika kualitas air yang penting dalam budidaya. Suhu rata rata 27 – 31 0C Salinitas: Salinitas merupakan salah satu parameter fisika yang penting, karena salinitas berpengaruh terhadap pertumbuhan udang. Rata rata salinitas 25 – 28 ppt Warna air: Perubahan warna air tambak disebabkan oleh bahan – bahan yang terlarut atau tersuspensi dalam air dan berubah – ubah sesuai dengan kondisi lingkungan. pH: pH merupakan parameter kimia sangat berpengaruh terhadap parameter lainnya. Rata rata pH 7,5 – 8,9 DO: Oksigen yang terlarut di dalam perairan sangat dibutuhkan untuk proses respirasi (pernafasan) baik oleh udang, plankton maupun organisme lain yang hidup di dalam air. Rata rata DO 4,3 – 5,79 ppm NO2: Nitrit (NO2) juga beracun terhadap ikan dan udang, karena mengoksidasi Fe2+ di dalam hemoglobin, sehingga kemampuan darah untuk mengikat oksigen sangat merosot. Rata rata NO2 5 – 10 NH4: Ammonium merupakan hasil ekskresi atau pengeluaran kotoran udang yang berbentuk gas. Rata rata ammonium 5 - 10 PO4: rata rata kandungan PO4 3 - 7,5 TOM: rata rata kandungan TOM 45 – 70 Pengelolaan Air Penyiponan: Penyiponan dilakukan pada saat udang memasuki DOC 18. Penyiponan bertujuan untuk membuang sisa pakan yang tidak termakan dan kotoran udang yang ada pada dasar petakan serta lumpur yang berada pada dasar petakan. Penambahan Air: Selama proses budidaya tidak dilakukan pergantian air dan hanya dilakukan penambahan air. Penambahan air hanya dilakukan apabila air berkurang karena adanya penguapan dan penyiponan. Pemupukan: Penggunaan pupuk organik cair pada proses fermentasi air ditujukan untuk merangsang pertumbuhan plankton yang digunakan sebagai pakan alami benur karena pada awal tebar benur belum terbiasa untuk memakan pakan buatan, Pengapuran: Aplikasi kapur dilakukan setiap 2 hari sekali dengan dosis 25 kg. Pengaplikasian kapur dilakukan dengan menggunakan kaptan (CaCO3) Pemananen dan Pasca Panen Panen parsial bertujuan untuk mengurangi biomass pada petakan. Pada panen total dilakukan dengan membuka pintu outlet yang telah terpasang jaring. Udang yang telah terangkat dari kolam dibawa ke meja sortir untuk dilakukan penyortiran. Kegiatan penyortiran dilakukan untuk memisahkan udang yang fresh, molting dan under size, setelah disortir udang ditimbang dan yang terakhir disimpan pada box yang berisi es. Kesimpulan dan saran Kesimpulan |
Specific Detail Info | |
Image | |
Back To Previous |