Identifikasi Penyakit White Spot Syndrome Virus (WSSV) pada Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Surabaya

Collection Location Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
Edition
Call Number
ISBN/ISSN
Author(s) Faiz Febriandika
Subject(s) KIPA
Local Content
Prodi TPPI
Udang Vannamei
Classification 0355/IX/2019/K
Series Title
GMD CD-ROM
Language Indonesia
Publisher Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
Publishing Year 2019
Publishing Place Sidoarjo
Collation
Abstract/Notes FaizFebriandika TPPI 16.6.02.014 Identifikasi Penyakit White Spot Syndrome Virus (WSSV) Pada Udang Vannamei (Litopenaeus Vannamei) Degan Metode Pcr Di Balai Karantiina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Surabaya II Perak.Dibawah Bimbingan Bapak Dwilaksono Kissoebajo, S.Pi, M.T dan Ibu Anja Asmarani M,Si.
Udang merupakan komoditas perikanan yang banyak dibudidayakan di indonesia. Perkembangan budidaya udang vannamei ini banyak dilakukan dengan metode intensifikasi. Intensifikasi bertujuan untuk padat tebar agar lebih tinggi dengan tujuan agar hasil panen yang melimpah. Tetapi dampak negatif dalam penggunaan metode intensifikasi ialah dapat menimbulkan serangan penyakit seperti virus imnv & wssv. (Nurcahyo. 2007)
Udang dapat terkenana virus dikarenakan ada beberapa faktor yang dapat memicunya, seperti kurangnya kadar oksigen, kualitas air pada tambak, dan perubahan cuaca yang secara tiba-tiba. Virus yang sering menyerang udang seperti wssv dan imnv. White Spot Syndrome Virus (WSSV) dengan genus Whispovirus yang telah menyebabkan kerugian dalam akuakultur lebih besar dari virus - virus lainnya. WSSV adalah virus DNA double stranded yang memiliki sirkuler yang besar yang terdiri atas 300 Kbp dengan virion - virion yang menyerupai Baculoviridae.
Proses pengujian pcr di mulai dari elektroforesi, amplifikasi, dan elektroforesis. Ektraksi ialah kegiatan untuk memisah antara protein dan DNA. Amplifikasi DNA/RNA adalah proses penggandaan DNA template dengan bantuan enzim dan primer serta suhu yang sudah diatur sehingga diperoleh sejumlah DNA tertentu. Didalam amplifikasi ada proses denaturasi, annaeling & extension dan terakhir adalah elektroforesis.
Maksut dan tujuan Pelaksanaan KPA ini ialah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang deteksi penyakit virus pada udang vannamei (Litopenaeus vannamei) dengan metode pcr di Balai KIPM Surabaya II Perak.
Kegiatan Kerja Praktek Akhir akan dilaksanakan dari tanggal 4 Maret 2019 sampai dengan 24 Mei 2019 di Balai KIPM Surabaya II Perak. Metode yang digunakan dalam Kerja Praktek Akhir ini adalah metode survey dan magang. Nazir (1983) mengemukakan, metode survey adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau daerah. Sedangkan untuk memperoleh ketrampilan dilakukan kegiatan magang.
Pembacaan hasil elektroforesis dengan cara memasukkan gel agarose yang telah dielekroforesisi ke dalam UV Transimulator dan hasilnya dapat dibaca pada monitor UV Transimulator. Kemudian hasil tersebut didokumentasikan memalui kamera Polaroid yang tersambung dengan UV Transimulator.


a. Sampel Negatif WSSV b. Sampel Positif WSSV






Prevalensi (%) = x 100%


Dari Perhitungan diatas dapat diketahui bahwa peluang sampel udang yang terserang virus wwsv pada tiap kota berbeda-beda, yaitu kota 1 sebesar 39%, kota 2 sebesar 17%, kota 3 sebesar 20% dan kota 4 sebesar 8%. Dari prevalensi diatas dapat diketahui bahwa peluang udang terjangkit penyakit wssv tergolong bahaya di kota 1 dan kota 3 dikarenakan presentasi tingkat serangannya diatas 20%. Kota 2 dan Kota 4 masih dikategorikan aman karena tingkat serangan masih dibawah 20%

Berdasarkan hasil Kerja Praktek Akhir di Balai KIPM Surabaya II , khususnya di Laboratorium Virus diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Tahapan proses identifikasi virus meliputi : nekropsi sampel ekstraksi, amplifikasi, elektroforesis, pembacaan hasil dan dokumentasi telah dilakukan sesuai dengan dengan prosedur. Dari 52 sampel udang vannamei (sampel pemantauan) terdapat 13 positif WSSV.
Specific Detail Info
Image
  Back To Previous