Teknik Pemeliharaan Larva udang vannamei (litospanaeus vannamei) di PT. Matahari Cipta Sentosa (MCS) Unit Hatchery Yogyakarta, Desa Tepus, Kec. Tepus, Kab. Gunung Kidul, DIY

Collection Location Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
Edition
Call Number
ISBN/ISSN
Author(s) Sekar Elok Adiningrum
Subject(s) Udang Vannamei
KIPA
Local Content
Prodi TBP
Pembesaran Udang
Classification 0317/IX/2019/K
Series Title
GMD CD-ROM
Language Indonesia
Publisher Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
Publishing Year 2019
Publishing Place Sidoarjo
Collation
Abstract/Notes SEKAR ELOK ADININGRUM. NIT. 16.3.02.032 Teknik Pemeliharaan Larva Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) Di Hatchery PT.Matahari Cipta Sentosa Unit Yogyakarta Desa Tepus Kecamatan Tepus Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta. Dibawah Bimbingan Bapak Ir. Teguh Harijono, MP selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Ir. Moh. Zainal Arifin, MP selaku Dosen Pembimbing II.

Kerja Praktek Akhir ini dilaksanakan di PT. MCS Yogyakarta dengan tujuan untuk mempelajari teknik pemeliharaan larva udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di PT. MCS Yogyakarta serta mengetahui hasil produksi benur udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di PT. MCS Yogyakarta.
PT, MCS Yogyakarta dibangun diatas lahan seluas 9.305 m2 dengan luas bangunanan 3.790 m2 dan juga memiliki 2 buah modul dengan 28 bak di dalamnya.
Kegiatan pemeliharaan larva udang vannamei dimulai dari kegiatan persiapan media meliputi fumigasi ruangan menggunakan KmnO4 (Potassium Permanganat) 100 gram dan formalin 200 ml, sterilisasi peralatan produksi dengan merendam pada bak fiber yang sudah diisi air dan di tambahkan laritan formalin 2,5 liter/500 liter air tawar, pencucian bak menggunakan detergen sebanyak 50 g/1 liter air tawar, pemasangan aerasi dengan jarak antar titik 40 cm dan jarak aerasi dengan dasar bak 2 cm.
Penyediaan air tawar dilakukan dengan memompa air tawar yang berasal dari sumur bor ke bak penampungan air tawar. Kemudian didistribusikan ke unit yang memerlukan air tawar dengan melalui pressure filter. Sedangkan penyediaan air laut berasal dari laut jawa, air di treatment melalui bak pengendapan, penyaringan I, tandon I, penyaringan II, tandon II kemudian siap digunakan untuk kegiatan pemeliharaan larva. Pengisian air di bak pemeliharaan dilakukan 2 hari sebelum penebaran naupli dengan volume 20 m3 atau ± 71% dari volume bak 28 m3.
Naupli yang digunakan berasal dari PT. MCS Paiton. Naupli yang baru datang melewati tahapan sterilisasi kandong (iodin 200 ppm), pengecekan FHM, aklimatisasi, dipping ( air laut 30 L, iodin 200 ppm dan air laut 30 L). Penebaran naupli dilakukan setelah tahapan penanganan naupli selesai. Standar padat tebar naupli adalah>140 ekor naupli/liter.
Pakan yang diberikan berupa pakan hidup dan pakan buatan. Pakan hidup berupa Algae dan Artemia. Pakan algae berupa Thallasiosira sp diberikan mulai stadia zoea 1 sampai mysis 3. Artemia diberikan mulai dari stadia MPL sampai panen (PL 10). Pakan buatan yang diberikan berbentuk powder dan pasta. Pakan diberikan mulai stadia zoea 1 sampai panen dengan cara dilarutkan menggunakan air tawar kemudian ditebar merata ke media pemeliharaan.
Pengelolaan kualitas air yang dilakukan meliputi monitoring kualitas air, pergantian air dan aplikasi probiotik.Parameter yang diukur meliputi suhu, DO, salinitas, nitrit, nitrat, amonium dan pH. Hasil pengukuran parameter kualitas air yaitu Suhu (pagi) 31,5 – 33oC (sore) 32 – 34oC, pH 7,7 – 8,3, DO 5,19 – 6,78, salinitas 25 – 32 ppt, Alkalinitas 116 – 130 dan amonium 0 - 0,25 ppm. Pergantian air dimulai dari stadia zoea 1 sampai panen sebanyak 2 - 5 ton. Aplikasi probiotik berupa Kalvo-lac, Epicin D, Progene, Pro Z, Bacillus, Lactobacillus, dan Biosolution.
Selama melaksanakan KPA di PT. MCS Yogyakarta tidak ditemukan penyakit. Pengendalian penyakit yang dilakukan menggunakan prinsip tindakan pencegahan berupa penerapan sistem biosecurity.
Pengujian mutu benur dilakukan sebagai tahapan prapanen tujuannya adalah untuk mengetahui kualitas benur yang akan dipasarkan kepada konsumen. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan, ketahanan terhadap uji stres tes salinitas 25 - 5 ppt 95 %, uji stres tes salinitas 0 – 30 ppt 95 %, uji PCR negative (0 %),
Pemanenan dilakukan pada stadia PL 10. Benur yang telah dipanen, selanjutnya dikemas kantong plastik dan diberi oksigen. Setiap kantong plastik kemudian diisi air dengan suhu 22 – 230C sebanyak 5 liter dan karbon aktif 3 gram/kantong. Dihasilkan SR 47,67%.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah : 1) Manajemen pemeliharaan larva yang dilakukan di PT. MCS Yogyakarta dapat dikatakan baik 2) Diperoleh hasil SR 47,67%. Produksi melebihi standar SNI sebesar 30% 3) Benur yang dihasilkan PT. MCS Yogyakarta bermutu baik.
Specific Detail Info
Image
  Back To Previous