Teknik Pembesaran Ikan Lele sangkuriang (Clarias gariepinus) secara intensif model boster di farm fish boster centre pergudangan sinar Gedangan blok G 37 Sidoarjo, Jawa Timur
Collection Location | Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo |
Edition | |
Call Number | |
ISBN/ISSN | |
Author(s) | Hadrad Ahlul Pidana |
Subject(s) | KIPA Lele Sangkuriang Local Content Prodi TBP |
Classification | 0316/IX/2019/K |
Series Title | GMD | CD-ROM |
Language | Indonesia |
Publisher | Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo |
Publishing Year | 2019 |
Publishing Place | Sidoarjo |
Collation | |
Abstract/Notes | HADRAD AHLUL PIDANA, 16.3.02.009. Teknik Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus) Secara Intensif Model Boster di Farm Fish Boster Centre Pergudangan Sinar Gedangan Blok G 37 Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur .Di Bawah Bimbingan Bapak Agus Widodo, MT dan Lusiana BR. Ritonga, S,Pi, MP selaku dosen pembimbing satu dan Dosen pembimbing dua. Lele merupakan salah satu komoditas air tawar yang memiliki potensi untuk dikembangkan, dilihat dari peningkatan pertumbuhan budidaya ikan air tawar pada potensi sumberdaya alam yang dimiliki indonesia. Seperti yang diungkapkan oleh Wijaya dkk (2014), bahawa Kelautaan dan Perikanan (DKP) menetapkan ikan lele sebagai salah satu komoditaas air tawar unggulan indonesia, karena menurut pusluh (2011) dalam sukoco dkkk (2016), ikan lele merupakan komidtas air tawar yang memeliki kandungan gizi yang cukup tinggi antara lain, lemak 17,5 % mineral 1,2 % karbohidrat 0,3 %, dan energi 113 kal. Untuk memenuhi permintaan ikan lele konsumsi yang cenderung meningkat setiap tahunnya, perlu dikembangkan sistem budidaya ikan konsumsi yang lebih intensif. Salah satu sistem budidaya ikan yaitu pembesaran ikan lele secara intensif. Sehubungan dengan hal tersebut penulis tertarik mempelajari lebih lanjut tentang pembesaran ikan lele sangkuriang secara intensif sehingga pada KPA ini penulis akan mengambil lokasi di farm fish boster centre. Tujuan dari kerja praktek akir ini adalah Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang teknik pembesaran ikan lele sangkuriang secara intensif model Boster dan menghitung keuntungan usaha budidaya ikan lele sangkuriang secara intensif model Boster. Kegiatan Kerja Praktek Akhir ini dilaksanakan pada tanggal 4 Maret sampai dengan 24 Mei 2019 di Farm Fish Boster Centre Sidoarjo Provinsi Jawa Timur. Metode yang digunakan pada Kerja Praktek Akhir (KPA) adalah metode survey dan magang. Metode survey merupakan upaya pengumpulan informasi yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok dan cara untuk memperoleh keterampilan adalah magang. Persiapan media, meliputi persiapan kontruksi dan persiapan kolam. Sebelum kegiatan budidaya dilakukan, salah satu syarat yang harus dipenuhi yaitu kesesuaian konstruksi kolam dengan sistem budidaya yang dilakukan. Untuk budidaya sistem “Buang Kotoran”, konstruksi kolam yang harus dipersiapkan yaitu kolam yang berbentuk bulat maupun persegi dengan saluran pembuangan atau pipa outlet di tengah (central drain). Tujuannya yaitu dengan adanya pergerakan ikan yang cenderung memutar, kotoran ikan maupun sisa-sisa pakan dapat mengumpul ditengah atau di area central drain, sehingga kotoran ikan dan sisa pakan lebih mudah dikeluarkan. Persiapan kolam dengan cara menyikat terlebih dahulu dinding kolam dan dasar kolam untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang masih menempel di dinding bak. Setelah dibersihkan, bak segera di disinfeksi dengan Blue copper sebanyak 2,5 ml dan dilarutkan pada air sebanyak 1 liter. Larutan tersebut kemudian digosok-gosokkan pada dinding bak dengan menggunakan spons. Biarkan larutan tersebut sampai mengering ± 6 jam. Penebaran benih, dilakukan pada pagi atau sore hari, hal ini dilakukan untuk mencegah stress pada ikan akibat perbedaan suhu antara media awal dengan media baru. Sebelum dilakukan penebaran, benih diaklimatisasi suhu terlebih dahulu dengan cara menapung-apungkan wadah benih (kantong plastik) di permukaan air selama 15 - 20 menit. Buka pengikat kantong plastik, kemudian masukkan sedikit demi sedikit air media kedalamnya. Biarkan kantong plastik terbuka namun posisinya agak dimiringkan sehingga benih bisa keluar dengan sendirinya. Pengelolaan pakan, jenis pakan yang digunakan pada pembesaran lele sangkuriang (Clarias gariepinus) di Fish Boster Centre adalah pakan buatan (pelet) saja. Dengan penggunaan pakan buatan, diharapkan lebih efektif dan efisien dalam memberikan pakan. Dan cara pemberian pakan dilakukan secara manual, pakan yang diberikan secara merata dan segera dihentikan saat respon ikan terhadap pakan sudah menurun. Dalam pemberian pakan harian menggunakan metode adlibitum terkontrol dengan frekuensi 3 - 4 kali sehari. Serta pemberian feed additive atau feed suplement yang dicampurkan pada pakan sangat diperlukan. Tujuan dari pemberian feed additive ini adalah untuk meningkatkan daya tahan tubuh ikan dari serangan penyakit dan daya cerna (penyerapan nutrisi pada pakan) sehingga diperoleh SR (survival rate) dan FCR (feed convertion rate) yang bagus. Pengelolaan kualitas air, dalam kegiatan budidaya persyaratan kualitas air penting untuk diperhatikan, guna memperlancar kegiatan budidaya. Perlu dilakukanya Sistem pergantian air yang baik, pemberian desinfektan secara berkala dan pemberian probiotik guna mengurai bahan organik yang berasal dari kotoran ikan maupun sisa pakan yang larut dalam air. Monitoring pertumbuhan, sampling lele sangkuriang dilakukan seminggu sekali. sempling berat lele, dilakukan dengan menimbang lele sebanyak 1 kg, kemudian dihitung jumlahnya. Sampling berat lele tersebut dilakukan minimal 3 kali.Greding adalah kegiatan untuk penyeragaman ikan sesuai dengan ukurannya. grading dilakukan setiap 3 minggu sekali. Jadi pelaksanaan grading dalam satu siklus (± 3 bulan) dilakukan 3 - 4 kali. Apabila dilakukan grading, biasanya dalam satu kolam akan diperoleh 2 - 3 ukuran. Pengendalian hama dan penyakit, di Farm Fish Boster Center selama kegiatan pembesaran lele sangkuriang (Clarias gariepinus) tidak ditemukan hama yang bersifat mengganggu maupun memangsa dan jenis penyakit yang ditemukan selama kegiatan pembesaran lele sangkuriang (Clarias gariepinus) Di Fish Boster Center yaitu penyakit busung (perut kembung)yang di sebabkan berbagai macam faktor yaitu faktor biotik yang ditandai dengan bagian perut ikan membuncit , pergerakan cenderung pasif, hanya mengantung di permukaan air selain itu respon terhadap pakan sangat berkurang penyakit ini disebut Tuberculosis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium fortoitum. Dan faktor abiotik yang disebabkan oleh keadaan lingkungan yang tidak cocok (fluktuasi suhu, pH, amonia, dan nitrit) dan faktor keturunan. Panen dan pasca panen, panen dilakukan saat lele mencapai ukuran konsumsi dengan ukuran ± 100 gr/ekor atau 10 ekor/kg, namun pelaksanaan panen lele juga menyesuaikan dengan permintaan konsumen untuk mempermudah penjualan hasil panen. Sistem pemanenan lele yang dibudidayakan secara intensif tidak bisa langsung dipanen total. Hal ini dikarenakan adanya berbagai macam ukuran, sehingga harus dilakukan panen parsial (panen sebagian).Penanganan hasil panen lele di Farm Fish Boster Centre dilakukan berbeda-beda sesuai dengan pemanfaatan hasil panen tersebut. Karena selain dijual langsung ke konsumen dalam keadaan segar, lele hasil panen juga diolah sendiri menjadi berbagai macam produk olahan. Dari kegiatan kerja praktek akhir yang dilakukan di Farm Fish Boster Centre dapat disimpulkan bahwa secara teknis pembesaran ikan lele yang dilakukan Farm Fish Boster Centre sudah cukup baik hal ini dapat dilihat dari dengan SR 83% dan FCR 1,1 Dari jumlah tebar 5.363 ekor ikan, dengan bobot 23 gram. Adapun saran yang dapat diberikan Pemilihan benih sebaiknya benar-benar dilakukan secara teliti, guna memperoleh benih dengan kualitas unggul, sehingga pertumbuhannya juga maksimal (SR dan GR baik). |
Specific Detail Info | |
Image | |
Back To Previous |