Teknik Pembenihan Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) di Instalasi Budidaya Air Tawar Pandaan Kab. Pasuruan, Jawa Timur
Collection Location | Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo |
Edition | |
Call Number | |
ISBN/ISSN | |
Author(s) | Pramono Tedjo Laksono |
Subject(s) | Ikan Gurami KIPA Local Content Prodi TBP |
Classification | 0314/IX/2019/K |
Series Title | GMD | CD-ROM |
Language | Indonesia |
Publisher | Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo |
Publishing Year | 2019 |
Publishing Place | Sidoarjo |
Collation | |
Abstract/Notes | PRAMONO TEDJO LAKSONO 16.3.02.027. Teknik Pembenihan Ikan Gurami (Oshpronemus gouramy) di Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT) Pandaan Provinsi Jawa Timur di bawah bimbingan Bapak Ir. Teguh Harijono, MP Selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Ir. Moh. Zainal Arifin, MP Selaku Dosen Pembimbing II. ________________________________________ Ikan gurami merupakan salah satu komoditi perikanan air tawar yang banyak diminati oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan rasa dagingnya yang lezat dan gurih. Selain disukai olah masyarakat ikan gurami juga disukai olah para pembudidaya, karena memiliki harga jual lebih tinggi dibandingkan dengan komoditas perikanan air tawar yang lainnya. Ikan gurami juga termasuk salah satu dari 15 jenis komoditas ikan yang ditujukan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan banyaknya suatu usaha budidaya ikan sangat ditentukan oleh tersedianya benih yang tepat jumlah, tepat waktu dan mutunya. Adapun persoalan lain yang membuat kurangnya produksi benih gurami adalah masih terbatasnya sumber daya manusianya. Masih banyak petani yang kurang memahami sifat dan karakter ikan gurami. Akibatnya, tingkat mortalitas gurami cukup tinggi, terutama pada masa pembenihan. Jadi proses pembenihan sangat mempengaruhi suatu keberhasilan proses budidaya ikan gurami khususnya pada pembesaran. Tingkat permintaan benih ikan gurame dari tahun 2000-2004 mengalami peningkatan, dengan peningkatan rata-rata pertahun sebesar 42,25% (Ditjen Perikanan Budidaya, 2007 dalam Nugroho, 2008). Menurut Ahcmad (2011), menyatakan bahwa satu daerah yang membutuhkan ikan gurami paling tinggi adalah Jakarta. Saat ini, pasar di Jakarta diperkirakan menyerap Gurami konsumsi sebanyak 10 – 15 ton/hari. Untuk memenuhi pasar gurami di Jakarta, para pemasok berburu ke Parung, Subang, Indramayu, Purwokerto, Tulungangung dan Kediri. Namun, Sejumlah pasokan tersebut sebenarnya belum memenuhi kebutuhan seluruhnya. Kesannya masih diperlukan peningkatan gurami konsumsi untuk memenuhi peningkatan kebutuhan / permintaan gurami konsumsi. Oleh sebab itu, maka kebutuhan benih akan terus meningkat. Sehingga diperlukan pengembangan usaha pembenihan ikan gurami. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka penulis ingin mempelajari lebih lanjut tentang pembenihan ikan gurami (Osprhonemus goramy). Di Instalasi Budidaya Air Tawar Pandaan Ikan ini mempunyai tugas dalam Pelaksanaan pembinaan, pelatihan, balai diklat dan penyebaran teknologi pembenihan dan budidaya perikanan air tawar kepada pembudidaya dan petugas teknis lapangan. Alasan tersebut menjadi pertimbangan penulis memilih tempat KIPA Di Instalasi Budidaya Air Tawar Pandaan Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur dengan mengambil judul Teknik Pembenihan Ikan Gurame (Osprhonemus Goramy). Proses pembenihan yang dilakukan di IBAT Pandaan meliputi: jumlah induk yang dipelihara sebanyak 120 jantan dan 120 betina. Induk jantan usia 2 – 2,5 tahun berat 1,5 – 2 kg. Induk betina usia 2 – 3 tahun berat 2 – 3 kg. Asal induk Tulungagung dan Magelang. Induk dipelihara dengan pemberian pakan pelet protein 30% dosis 3% berat biomas induk, daunan hijau (papaya dan talas) 5% berat biomas, monitoring kualitas air berdasarkan parameter kualitas air, pergantian air melalui air mengalir. Jumlah kolam pemijahan 5 buah luas tiap kolam 196 m2. Persiapan meliputi pengeringan 2 – 3 hari atau disesuaikan dengan cuaca, pengapuran dengan kapur pertanian (CaCO3) dosis 25 gram/m2, pengisian air 80% dari tinggi kolam 100 cm. b. Persiapan sarang Di IBAT Pandaan kerangka sarang dari keranjang sampah plastik dengan diameter 40 cm dan diletakkan sekitar 10-15 cm dari permukaan air kolam dipasang dengan tiang pancang. Disekitar kolam dipasang bahan sarang yang terbuat dari ijuk yang disebar didekat keranjang. Jumlah sarang tiap kolam 11 buah total 66 sarang. Produktivitas sarang 64 buah. Seleksi induk dengan beberapa kriteria antara lain umur jantan dan betina diatas 2 tahun. Panjangnya diatas 30 cm. Untuk bobot jantan 2 - 4 kg dan betina 3 – 5 kg. Pemijahan dilakukan secara alami dengan metode berpasangan secara masal. Perbandingan induk jantan dan induk betina adalah 1 : 1. Padat tebar induk 40 ekor/m2. Biasanya berlangsung setelah 15-30 hari induk dilepas ke kolam pemijahan. Induk jantan akan membuat sarang yang dapat berlangsung 1-2 minggu. Waktu pemijahan biasanya terjadi pada sore. Induk dimonitor dan dikontrol dalam hal pakan dan kualitas air. Di IBAT Pandaan pengecekan telur dilakukan setiap hari. Pengecekan dilakukan dengan mengecek kondisi fisik lingkungan kolam dan sekitar sarang kemudian pengecekan lanjutan dengan meraba sarang. Pengecekan di pagi atau sore hari. Panen telur dilakukan di pagi atau sore hari. Cara panen dengan mengambil sarang dari keranjang, buang sebagian ijuk dan sisakan sedikit bersama telur. Posisikan telur tengkurap bersama sarang pada ember. Segera sortir dan tebar di wadah penetasan. Total telur 82.542 butir dari 26 sarang. Telur ditetaskan pada wadah akuarium. Total akuarium di hatcery 75 buah. Ukuran masing – masing 30 liter. Padat tebar telur 1000 – 1805 butir. Daya tetas telur dari 82.542 butir menetas 81.362 dengan HR 98,2%. Larva dipelihara dalam akuarium selama 30 hari. 10 hari pertama tidak diberi pakan apa – apa karena masih memakan kuning telur, 10 hari kedua diberi pakan artemia, 10 hari ketiga diberi pakan artemia dan cacing sutra. Pemberian pakan 2 kali sehari pagi dan sore hari. Monitoring kualitas air tetap dilakukan. Tiap akuarium diberi aerasi 2 buah. Setelah 30 hari di hatchery, benih didederkan pada pendederan 1 lalu pendederan 2. Waktu mau di tebar di pendederan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Dilakukan aklimatisasi sebelum tebar. Pendedean 1 SR 97,38% berhasil didederkan 77,350 ekor. Pendederan 2 SR 97,54% berhasil didederkan 55.873 ekor. Pakan yang diberi meliputi cacing sutra dan pelet yang disesuaikan dengan bukaan mulut. Dosis 2 – 3 % erat biomas. Monitoring meliputi pertumbuhan dan monitoring kualitas air. Pengecakan dilakukan secara berkala disesuaikan dengan parameter yang ada. Pengecekan dilakukan pada pagi dan sore hari. Kisaran suhu pada pemeliharaan larva adalah 26,8 – 27,8 oC, dan untuk pH berkisar 7,9 – 7,5. pada pendederan suhu 27,4 – 26,5oC, pH 7,5 – 7,2. Selama praktek hama yang ditemukan pada kolam induk dan pendederan adalah ikan jatul, jentrung, trisipan, lumut, udang kecil, biawak, keong sedangkan pada hatchery tidak ditemukan. Selama proses kegiatan kerja praktek akhir di instalasi budidaya air tawar pandaan tidak ditemukan penyakit yang menyerang pada benih ikan gurami. Di IBAT Pandaan pemanenan dilakukan secara panen total. Waktu pemanenan adalah pagi hari atau sore hari untuk menghindari dari cahaya terik matahari. Cara pemanenan adalah kurangi terlebih dahulu air media dalam kolam hingga tersisa 40 – 30%. Seser dengan menggunakan jaring atau waring benih yang ada di kolam secara perlahan. Pisahkan ukuran benih sebab untuk setiap ukurannya harganya berbeda.Penetasan telur baik, dibuktikan telur dapat menghasilkan sebanyak 82.542 butir telur dan berhasil menjadi larva sebanyak 81.362 dengan HR 98,2% dan menjadi benih ukuran kecil dengan total panen dari hatchery sebesar 79.468 ekor dengan SR 97,2%. Pendederan yang baik, dibuktikan dengan benih dapat tumbuh dan sehat. Dari data pendederan 1 dapat dibuktikan dengan penebaran 79.468 ekor benih dan dapat di panen dari pendederan 1 dengan total 77,350 ekor dengan SR 97,38%. Dari data pendederan 2 berjumlah 4 bak yang mana jumlah tebar awal 77.350 ekor total akhir 55.873 ekor dan SR nya 97,54%. Kualitas benih cukup baik ditandai dengan benih ukuran seragam dan benih sehat. Saran yang bisa diberikan untuk Instalasi Budidaya Air Tawar Pandaan (IBAT) adalah sebaiknya dilakukan penyimpanan pakan dan penyimpanan peralatan pembenihan sesuai dengan penerapan CBIB yang baik. Perlu diperhatikan penerapan biosecurity dan sterilisasi alat yang lebih ketat selama proses pembenihan. |
Specific Detail Info | |
Image | |
Back To Previous |