Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasianodon hypophthalmus) secara buatan di Balai Pemulihan Ikan Kec. Sukamandi Kab. Subang, Jawa Barat

Collection Location Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
Edition
Call Number
ISBN/ISSN
Author(s) Fatin Safira
Subject(s) Ikan Patin
KIPA
Local Content
Prodi TBP
Classification 0313/IX/2019/K
Series Title
GMD CD-ROM
Language Indonesia
Publisher Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
Publishing Year 2019
Publishing Place Sidoarjo
Collation
Abstract/Notes Ikan patin merupakan salah satu komoditas unggulan ikan air tawar yang mudah dibudidayakan serta mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Ikan patin memiliki kelebihan tersendiri yang menjadi daya tarik masyarakat dalam usaha budidaya ikan patin (Mahyuddin, 2010). Produksi ikan patin di Indonesia masih terus meningkat dengan peningkatan produksi pada tahun 2016 yang dicatat menjadi 2017 produksi ikan patin nasional sebesar 437.111 ton, meningkat 28,91% dari tahun sebelumnya yang hanya 339.069 ton. Pada tahun 2018, KKP menyatakan, target produksi ikan patin akan ditingkatkan hingga 38,31% menjadi 604.587 ton. Produksi masih terus meningkat menjadi 1.149.400 ton (KKP, 2016).
Maksud dari pelaksanaan KPA yaitu (1) berpartisipasi secara langsung dalam kegiatan pembenihan ikan patin siam (Pangasianodon hypophthalmus) dan (2) untuk mengikuti dan mempelajari secara langsung tentang teknik pembenihan ikan patin siam dengan tujuan akhir dari KPA ini yaitu (1) untuk mengetahui proses produksi benih ikan patin siam secara buatan dan (2) mengetahui hasil dari pembenihan ikan patin siam diantaranya tingkat fekunditas, jumlah larva, dan jumlah benih ikan patin siam.
Kerja Praktek Akhir ini dilaksanakan di Balai Riset Pemuliaan Ikan Kecamatan Sukamandi Kabupatem Subang Provinsi Jawa Barat mulai tanggal 4 maret sampai dengan 24 juni 2019.
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Kerja Praktek Akhir (KPA) ini adalah metode survei. Sumber data yang dikumpulkan dalam pelaksanaan KPA ini adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi dan wawancara, sedangkan metode pengolahan data yang dilakukan yaitu editing dan tabulating.
Pada dasarnya setiap unit pembenihan yang akan melakukan proses pemeliharaan larva dituntut untuk melalui prosedur yang tepat dan sesuai sehingga proses produksi diharapkan dapat lancar. Alur proses pemeliharaan larva ikan patin siam secara terkontrol dimulai dari pengelolaan induk, pemijahan buatan dengan menggunakan suntik hormon HCG dan ovaprim, stripping induk, pembuahan telur secara buatan, penetasan telur, panen larva dan pemeliharaan larva sampai dengan ukuran benih.
Teknik pembenihan ikan patin siam yang dilakukan di Balai Riset Pemuliaan Ikan sebagai berikut :
a. Pengelolaan Induk
Pengelolaan induk merupakan serangkaian kegiatan penting yang akan menentukan keberhasilan dari benih yang dihasilkan baik dari faktor kualitas dan kuantitas. Pemeliharaan induk ikan patin siam merupakan perencanaan untuk mendapatkan hasil dari proses pemeliharaan induk yang dicapai. Pemeliharaan induk ini bertujuan mendapatkan induk unggul, sehat dan tidak cacat.
b. Pemijahan buatan
Pemijahan buatan menggunakan hormon HCG dan ovaprim. Penyuntikan hormon HCG pertama untuk induk ikan patin siam betina dengan dosis 500 UI/kg, penyuntikkan kedua pada induk betina dengan hormon ovaprim dengan dosis 0,6 ml/kg dan untuk jantan dengan dosis 0,2 ml/kg.
c. Stripping induk
Pengurutan pada induk jantan dilakukan dengan cara mengurut bagian perutnya dari atas ke bawah secara perlahan sampai sperma keluar dan cara mengurut perut induk betina menuju papilla harus secara hati – hati.
d. Pembuahan telur secara buatan
Pembuahan telur secara buatan yaitu dengan cara mencampurkan sperma kedalam wadah yang berisi telur dan mengaduknya dengan bulu ayam sampai tercampur merata.
e. Penetasan telur
Telur yang sudah ditebar akan menetas sekitar 18 – 24 jam. Larva yang telah menetas akan berenang keatas mengikuti saluran pembuangan dan ditampung didalam happa, sedangkan telur yang tidak menetas serta larva yang abnormal akan tetap berada di dasar corong.
f. Panen larva
Setelah larva menetas yaitu dilakukan panen larva dan penghitungan larva. Larva dipanen menggunakan serokan halus secara hati – hati dan ditakar menggunakan sendok susu.
g. Pemeliharaan larva
Sebelum larva di tebar dan dipelihara, terlebih dahulu larva di aklimatisasi terlebih dahulu selama 10 – 15 menit agar tidak menyebabkan stress pada saat penebaran larva. Larva yang ditebar sebanyak 30.000, 50.000 dan 100.000 ekor/bak fiber.
Kegiatan proses pemijahan ikan patin siam di Balai Riset Pemuliaan Ikan memiliki fekunditas rata-rata yaitu 213.153 butir/kg induk. HR yang didapat untuk induk 1 yaitu 78%, induk 2 yaitu 85%, induk 3 yaitu 75% dan induk ke 4 yaitu 80%, dan SR dengan kepadatan 100.000 di bak 1 (3,3%), bak 2 (2,4%). SR dengan kepadatan 50.000 di bak 1 (12,2%), bak 2 (14,7%). SR dengan kepadatan 30.000 di bak 1 (22,3%), bak 2 (34%) .
Adapun saran yang dapat diberikan selama kegiatan Kerja Praktek Akhir adalah melakukan perawatan secara maintenance dan menata kembali peralatan setelah digunakan untuk mempermudah ketika akan digunakan.
Specific Detail Info
Image
  Back To Previous