Teknik pembesaran udang vannamei (litopenacus vannamei) secara intensif sistem semiflok PT. Kraksaan Windu, Desa Kebon Agung, Kec. Krasaan, Kab. Probolinggo - Jawa Timur + CD

Collection Location Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
Edition
Call Number 4498 /VIII/2016/KIPA
ISBN/ISSN
Author(s) Abdi Tunggal Putra
Subject(s) Publikasi Internal - Local Content - KIPA
Classification 4498
Series Title
GMD KIPA
Language Indonesia
Publisher Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
Publishing Year 2016
Publishing Place Sidoarjo
Collation ix, 87 hlm.; ilus. : 30 cm
Abstract/Notes ABDI TUNGGAL PUTRA 13.3.02.452. Teknik Pembesaran Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) Secara Intensif Sistem Semiflock di PT. Kraksaan Windu, Probolinggo - Jawa Timur. Di Bawah Bimbingan Dr. Muh Hery Riyadi A., S.Pi, M.Si dan Nasuki, S.Pi, MT Selaku Dosen Pembimbing I dan II.

Pada tahun 2015, pemerintah mencanangkan nilai ekspor udang vannamei sebagai salah satu komoditas unggulann Indonesia. Untuk mencapai target produksi udang sebesar 700.000 ton, diperlukan induk sedikitnya 1,3 juta ekor dan benur udang 84,31 miliar ekor. Produksi udang vannamei selama ini dikembangkan dengan teknologi semi intensif dan intensif. Melalui manajemen budidaya yang lebih baik ditargetkan produksinya dapat meningkat sebesar 24,2% per tahun, yaitu: 530 ribu ton pada tahun 2014 menjadi 700 ribu ton tahun 2015 (KKP, 2015).
Adapun tujuan yang ingin diperoleh pada kesempatan pelaksanaan Kerja Praktek Akhir (KPA) ini adalah :
a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai teknologi pembesaran udang vannamei secara intensif sistem semiflock, di tambak PT. Kraksaan Windu
b. Mengetahui penampilan usaha pembesaran udang vannamei di tambak yang dikelola oleh PT. Kraksaan Windu.
PT. Kraksaan Windu adalah perusahaan yang bergerak dibidang budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei). Lokasi tambak ini berada di Desa Kebon Agung, Kec. Kraksaan, Kab. Probolinggo. Sedangkan untuk menuju lokasi tambak ini dapat ditempuh dengan perjalanan ± 1 jam dari pusat pemerintahan kota Probolinggo. PT. Kraksaan Windu berada pada ketinggian 2 - 5 m dari permukaan laut, letak kawasan ini kurang begitu strategis karena sumber air yang digunakan masih tergantung dari pasang surut serta muara disekitar tambak dapat menularkan bibit-bibit penyakit.
Pada tambak PT. Kraksaan Windu konstruksi tambak dengan model central drain dengan type matahari yang mempunyai sumuran pada tengah-tengah petakan tambak yang berfungsi sebagai tempat sirkulasi air dan berkumpulnya lumpur, serta untuk pembuangan lumpur dengan menggunakan pipa monik. Persiapan sebelum proses budidaya pada tambak adalah meliputi :
Pengangkutan dan pembuangan lumpur ini dilakukan dengan pipa submersible. Tujuannya untuk menghilangkan senyawa beracun, membunuh dan memutuskan siklus kehidupan organisme yang ada pada petakan selama proses budidaya berlangsung.
Pengeringan lahan dilakukan untuk memudakan dalam proses pengangkutan lumpur, membunuh hama dan penyakit, dan menetralkan pH tanah. Pengeringan dilakukan selama 7 - 8 hari. Setelah itu dilakukan sterilisasi dengan HCl 32% dengan patokan dosis 50 ml/m2.
Pengapuran, bertujuan untuk menstabilkan pH tanah, jenis kapur yang digunakan adalah kapur aktif Ca(OH), dengan dosis 100 gr/m2 sedangkan total pemberian kapur selama 1 siklus 620 kg. Setelah itu dilakukan pemberian H2O2 50 ml/m2 bertujuan untuk memperbaiki tekstur tanah dan menguraikan bahan organik melalui proses nitrifikasi tanah. Setelah itu dilakukan pemasangan kincir. Kincir yang digunakan berjumlah 10 buah dan dipasang dengan jarak 5 - 7 meter untuk membentuk arus yang memutar dan mengarah ke central drain.
Pemasangan perlengkapan budidaya, untuk meningkatkan daya dukung selama budidaya udang vannamei proses perlengkapan ini sangat berperan penting. Beberapa perlengkapan yang perlu disiapkan adalah meliputi : perbaikan anco dan pemasangannya, pemangsa saringan pada pintu panen, dan lain-lain.
Pengisian air pada tahap persiapan tidak dilakukan sterilisasi karena masih akan dilakukan blind treatment. Petakan diisi air hingga ketinggian 1 meter. Tujuan blind treatment yaitu membentuk dan menumbuhkan plankton menguntungkan serta untuk mencapai stabilitas pH 7,5 - 8 serta diiringi perubahan warna air menjadi hijau muda.
Benur yang ditebar F1 dan PL 10 dengan berat per ekor 0,02 gram. Penebaran benur dilakukan pada pagi hari. Selanjutnya dilakukan proses aklimatisasi. Benur yang ditebar pada petak B5 sebanyak 250.000 ekor dengan padat tebar 80 ekor/m2.
Pemberian pakan didasarkan pada SOP yang dimiliki oleh perusahaan. Pada wal penebaran (DOC 1 s/d 30) menggunakan blind feeding dan berdasarkan feeding rate. Jenis pakan yang digunakan yaitu crumble dan pellet dengan frekuensi pemberian 3x sehari udang berumur 1 - 5 hari, 4 x sehari udang berumur 6 - 61 hari dan 5x sehari udang berumur 62 hingga 111 hari. Sebelum ditebar dilakukan pencampuran pakan dengan vit C dosis 3 - 5 gram/kg pakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutikno, dkk (2006), bahwa pemberian pakan segar berupa cumi atau ikan segar sebagai suplemen sebagai media ” Feed additive”, selain itu juga ditambahkan multivitamin seperti Vitamin C.
Pengelolaan kualitas air, untuk mengetahui fluktuasi pada perairan tambak. Parameter kualitas air yang dikur adalah pH dengan kisaran 7,8 - 8,3, salinitas 19 - 31 ppt, suhu berkisar 27 - 32°C, DO rata-rata pada pagi hari 4 - 5,8 ppm sedangkan malam 2,7 - 4,7 ppm, kecerahan 30 - 40 cm, warna air yang dipertahankan hijau muda, hijau, hijau coklat dan coklat muda, tinggi air optimal 1 - 1,5 meter, kandungan nitrit 1 - 15 ppm (fluktuatif), nitrat hingga 50 ppm. Jumlah air yang diganti berkisar 5 - 20% tergantung tingkat kekeruhan air tambak. Pembuangan lumpur dengan cara membuka pipa monik pada pagi dan siang hari hingga lumpur (bahan organik) di central drain dapat menyedot kotoran ke gorong-gorong. Pemberian probiotik yaitu bacillus sp dan thiobacillus sp dosis masing-masing 10 dan 2 ppm.
Monitoring pertumbuhan (sampling) dilakukan saat DOC 30 bertujuan untuk mengetahui size, ABW, ADG dan kesehatan udang. Diketahui ADG rata-rata 0,3 ABW saat panen 34. Jarak waktu sampling adalah seminggu sekali.
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan mulai dari tahap persiapan hingga pemeliharaan udang. Hama berupa kepiting dan ikan diberi Nuvaq dosis 1,5 ppm dan saponin 10 ppm serta pemasangan CPD (Crab Protecting Device). Penyakit yang ditemukan pada saat pemeliharaan di PT. Kraksaan Windu adalah IMNV (Inveftious Myonecrosis Virus). IMNV dapat dicegah dengan menjaga stabilitas kualitas air dan ketinggian air yang stabil agar sinar matahari tidak meningkatkan suhu air, sehingga mempengaruhi metabolisme makan udang. Pemberian IQ Sun/IQ Moon yang sebelumnya dilarutkan dalam air untuk disemprotkan ke pakan juga dilakukan ketika udang mengalami kematian dan tanda-tanda terkena penyakit.
Panen yang dilakukan hanya satu kali (panen total) pada DOC 111 dengan size 34 dengan harga Rp. 110.000,-/kg. Panen dilakukan dengan cara memasang jaring kondom pada pintu outlet terlebih dahulu dan kemudian membuka pintu outlet. Dengan SR hasil panen 47%, sedangan FCR 1,82. Penjualan udang diambil oleh pihak cold storage PT. Mega Marine Pride. Untuk perhitungan biaya menggunakan analisis usaha (Analisa Performance). Dari perhitungan analisa usaha didapatkan R/C = 1,49.
Dari kegiatan KPA penulis dapat menyimpulkan bahwa kegiatan budidaya cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari siklus produksi yaitu 111 hari dengan FCR 1,82. Dalam usaha pembesaran udang vannamei yang harus diperhatikan adalah pakan karena pakan merupakan biaya tertinggi dari biaya produksi sehingga dalam manajemen pemberian pakan harus baik supaya pakan tersebut efisien dalam penggunaanya. Saran dari penulis yaitu pengambilan air laut sebaiknya dilakukan langsung dari laut, sehingga tidak tergantung pada pasang surut air dan kualitasnya pun lebih terjamin sehingga produksi udang vannamei di PT. Kraksaan Windu diharapkan bisa meningkat.


Erlangga, Erick. 2012. Budidaya Udang Vannamei Secara Intensive. Pustaka Agro Mandiri. Tangerang.
Specific Detail Info
Image
  Back To Previous