Profil rumput laut euchema cottonii:seaweed profile

Collection Location SUPM Negeri Tegal
Edition
Call Number 639.891.028 TIM p
ISBN/ISSN
Author(s) TIM
Subject(s) Profil Rumput Laut
Classification
Series Title
GMD Text
Language Indonesia
Publisher Direktorat Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan
Publishing Year 2014
Publishing Place Jakarta
Collation iii, 203 hlm.; ilus.; 28 cm
Abstract/Notes Indonesia merupakan negara maritim yang kaya akan sumber daya hayati laut Indonesia yang mempunyai peluang pengembangan produksi dan peluang ekspor adalah rumput laut atau dikenal dengan sebutan ganggang laut, seaweed atau dalam dunia ilmu pengetahuan dikenal sebagai alga. Terdapat keragaman jenis rumput laut di Indonesia, beberapa jenis yang bernilai ekonomis dan telah diperdagangkan, baik untuk konsumsi domestik maupun ekspor, yakni eucheuma sp (eucheuma cottoni dan eucheuma spinosum), gracillaria sp (Gracillaria gigas dan gracillaria verucosa), gelidium sp, hypnea dan sargassum sp. Rumput laut euchema sp pertama kali dibudidayakan di perairan Bali dan Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Karena laju pertumbuhannya yang kurang baik, maka para peneliti memanfaatkan bibit yang diperoleh tiga varitas cottoni yang berasal dari Filipina. Pada tahun 1985-1990 budidaya rumput mulai dikembangkan diberbagai daerah. Setelah kontuinas rumput laut tersedia, maka pada tahun 1989 berdiri industri pengolahan rumput laut yang menghasilkan karaginan. Pada periode 1991 hingga saat ini merupakan periode pengembangan industri pengolahan rumput laut dengan produk berupa alkali treted carrageenan (ATC), semi refined carrageenan (SRC) dan Refined Carrageenan (RC) dengan standar food grade maupun nonfood. Terdapat 3 metode penanaman rumput laut yang dikenal luas masyarakat, yaitu 1) metode lepas dasar, 2) metode rakit apung dan 3) metode longline. Adapun pemilihan lokasi yang tepat merupakan faktor penentu dalam keberhasilan usaha budidaya laut. Oleh karena itu, ada beberapa pertimbangan dalam menentukan lokasi budidaya yang ideal, antara lain: 1) faktor resiko, mencakup pertimbangan keamanan, keterlindungan, sosial (konflik pemanfaatan), 2) faktor kemudahan, mencakup aksestabilitas dan ketersediaan bibit serta sumberdaya manusia, 3)faktor ekologis, mencakup paramater fisika dan kimia lokasi budidaya. Pembudidaya rumput laut harus menguasai metode dan teknik budidaya rumput laut yang benar, mulai dari pemilihan bibit, berat bibit, cara mengikat bibit, pemeliharaan, panen sampai pada pascapanen. Untuk dapat menghasilkan bibit berkualitas, maka kebun bibit harus disiapkan dengan baik. Penggunaan bibit yang berkualitas akan menunjang laju pertumbuhan maksimal bagi rumput laait.
Specific Detail Info
Image
  Back To Previous