Karya Tulis Ilmiah : Laju Adopsi Pembudidaya terhadap Teknologi Demfarm Tambak Udang di Kabupaten Subang (Jawa-Barat) (Pada Kegiatan Kajian Khusus "Evaluasi Dampak Demfarm Tambak Udang terhadap Laju Adopsi dan Peningkatan Pendapat Masyarakat")
Collection Location | Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan Perikanan KP Jakarta - Ancol |
Edition | |
Call Number | |
ISBN/ISSN | |
Author(s) | Mei Dwi Erlina Nurlaili |
Subject(s) | |
Classification | NONE |
Series Title | GMD | Text |
Language | Indonesia |
Publisher | Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP) |
Publishing Year | 2014 |
Publishing Place | Jakarta |
Collation | iii-16 : ills 29cm |
Abstract/Notes | Tujuan penelitian ini adalah mengkaji lalu adopsi dan permasalahan yang mempengaruhi adopsi teknologi demfarm tambak udang. Penelitian ini dilaksanakan pada April-Mei 2014. Di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Data terkait dengan tingkat adopsi terhadap teknologi DEMFARM dilaksanakan dengan pengukuran adopsi, sehingga dapat dikelompokkan apakah sekelompok orang atau kelompok tergolong adopsi tinggi, sedang dan atau rendah. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa teknologi demfarm tambak udang di Kabupaten Subang telah diadopsi oleh pembibudaya tambak penerima program. Teknologi Demfarm dinilai telah memberikan hasil yang nyata terhadap produksi dan peningkatan pendapatan. Umumnya jekomppok penerima program melanjutkan teknologi tersebut, walaupun dapat ditemukan juga kelompok yang tidak melanjutkan bantuan program. Ditemukan beberapa petambak di luar kelompok penerima bantuan yang mulai mengadopsi teknologi sistem intensif. Teknologi sistem intensif masih dinilai sulit untuk diterapkan oleh petambak pada umumnya karena teknologi tersebut dinilai membutuhkan modal dan biaya yang besar sehingga tidak terjangkau dengan finansial masyarakat. Selain itu, teknologi intensif dinilai kurang sederhana karena membutuhkan infrastruktur pendukung. Beberapa faktor yang menyebabkan sebagian besar petambak belum mengadopsi teknologi Demfarm dengan sistem intensif yaitu: (1)Masyarakat tidak memiliki modal besar terutama untuk pembuatan/pencetakan tambak., (2)Lahan tambak yang memiliki masyarakat pada umumnya tidak luas. (3)Harus mengubah konstruksi lahan terutama kaitanya dengan saluran pembuangan dan pengisian air.(4)Beberapa petambak harus terpaksa merasa puas dengan hasil panen yang dilakukan dengan teknik budidaya udang secara tradisional. |
Specific Detail Info | |
Image | |
Back To Previous |